Heboh Salat Tarawih Kilat di Indramayu Sujud Rukuk 1 Detik,23 Rakaat 6 Menit,Apa Sah? Ini Hukumnya

- Viral pelaksanaan salat tarawih dalam tempo waktu yang sangat cepat di sebuah masjid di Indramayu. Sholat tarawih tersebut berlangsung hanya dalam waktu enam menit, 23 raka’at sholat. Salat tarawih dengan durasi singkat ini diduga menjadi tradisi setiap bulan Ramadhan. Tradisi tarawih kilat ini ada di sebuah masjid Ponpes Al-Quraniyah di Desa Dukuhjati, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Praktik tarawih...

Heboh Salat Tarawih Kilat di Indramayu Sujud Rukuk 1 Detik,23 Rakaat 6 Menit,Apa Sah? Ini Hukumnya

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Viral pelaksanaan salat tarawih dalam tempo waktu yang sangat cepat di sebuah masjid di Indramayu.

Sholat tarawih tersebut berlangsung hanya dalam waktu enam menit, 23 raka’at sholat.

Salat tarawih dengan durasi singkat ini diduga menjadi tradisi setiap bulan Ramadhan.

Tradisi tarawih kilat ini ada di sebuah masjid Ponpes Al-Quraniyah di Desa Dukuhjati, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Praktik tarawih kilat ini rupanya mampu menyedot animo masyarakat untuk ibadah.

Hal itu terlihat saat pelaksanaan salat tarawih Selasa (12/3/2024) malam.

Bahkan, masjid tersebut sampai penuh sesak oleh para jemaah.

"Iya, sampai teras masjid," ujar KH Azun Mauzun, pengurus Pondok Pesantren Al-Quraniyah, dilansir dari Tribuncirebon.com.

Mayoritas yang ikut salat tarawih kilat ini adalah anak muda.

Baca juga: Niat dan Tata Cara Shalat Tarawih Sendiri, Sebagai Imam dan Makmum, Lengkap dengan Doa Kamilin

Meski demikian, orang dewasa pun juga tampak ikut shalat tarawih di masjid ponpes setempat.

Berdasarkan pantauan langsung, sesuai namanya, tarawih kilat ini memang berlangsung cepat.

Rukuk, i'tidal, bahkan sujud hanya memerlukan waktu 1 detik saja.

KH Azun Mauzun menjelaskan, digelarnya kembalinya tarawih super kilat ini di Ramadan 1445 H karena memang sudah menjadi tradisi ponpes yang dipimpinnya tersebut.

Tradisi itu sudah ada sejak tahun 2006, dengan tujuan mengajak kawula muda memperbanyak ibadah di bulan suci Ramadhan.

Selain itu, digelarnya shalat tarawih kilat tahun ini sekaligus merupakan permintaan dari masyarakat.

Tarawih kilat ini sebelumnya sempat ditiadakan pada Ramadhan tahun 2022 lalu.

Kala itu pihak pondok pesantren menindaklanjuti imbauan dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Indramayu untuk meniadakan tarawih kilat.

Namun, pascaditiadakannya shalat tarawih kilat, lanjut KH Azun Mauzun, animo masyarakat untuk datang ke masjid melaksanakan shalat tarawih justru berkurang dari biasanya.

Baca juga: Bolehkah Shalat Witir Lagi Usai Tahajud? Padahal Sebelumnya Sudah Witir saat Tarawih, Ini Kata UAS

"Kemarin kita satu tahun istirahat. Namun, ternyata banyak masyarakat yang minta kembali diadakan," ujarnya.

Pelaksanaan shalat tarawih kilat sudah sangat melekat di masyarakat sehingga banyak yang meminta agar salat tarawih kilat tetap dipertahankan.

"Jadi tahun ini tarawih kilat kami gelar kembali," ucap dia.

Hukum Sholat Tarawih Super Cepat, Sahkah Sholatnya?

Dosen Ahli Ilmu Hukum Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dr Syahrul Anwar, menjelaskan dari segi pelakasanaan salat tarawih, pertama, ukuran rakaat shalat atau bacaan shalat adalah bacaan lafadz Subhanallah.

"Jika melakukan setiap gerakan shalat dilakukan sekiranya subhanallah, maka sah-sah saja dilakukan tetapi ucapan subhanallah dengan lisan gerakan secara wajar bisa dilakukan, selain dari bacaan Al-Fatihah dan bacaan surat," ujar Dr. Syahrul Anwar, dilansir Tribun Jabar.

Berdasarkan kemaslahatannya, shalat tarawih itu dilakasanakan secara berjama’ah.

Menurut Dr Syahrul Anwar, imam harus melihat kondisi yang menjadi makmumnya.

Jika shalat dilaksanakan dengan cepat, lantas makmum banyak yang ketinggalan, maka itu tidaklah maslahat, sehingga akan mengurangi pada kualitas shalat.

Dijelaskan Dr Syahrul, shalat berjamaah maka hendaknya kewajiban imam mengikuti kondisi jamaah.

"Karena bagaikan kita membawa kendaraan, lihat dulu isi penumpangnya. Penumpangnya mampu dibawa dalam kecepatan berapa. Mampu dalam tumaninah seperti apa," ungkapnya.

Ada juga yang kebalikannya, imam melambatkan pelaksanaan salat dengan membaca bacaan surat panjang, maka perlu diperhatikan juga kondisi jamaah.

Dijelaskan Dr Syahrul, Imam menganggap bacaan-bacaan panjang yang menurutnya khusyu’, namun itu pun khusyu’ bukan ukuran pribadi imam.

Khusyu’ dalam shalat tarawih harus dilihat dari ukuran semua jamaah.

Menurut Dr Syahrul, dalam kaidah khaerul umuri ausathuha, sebaik-baiknya permasalahan adalah diambil yang tengah-tengah. Sehingga dalam hal pelaksanaan shalat tarwih tidak terjadi terlalu cepat dan terlalu lama.

Demikian, jika pun jemaah tidak nyaman dengan bacaan panjang, maka dapat mengambil bacaan-bacaan yang sedang.

(Magang TribunSolo.Com/llham Dwi Rahman)

Diolah dari artikel tayang di TribunSolo.com 

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow