Harga Bitcoin Turun Hampir 6% Dalam Sehari

- JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) terus merosot setelah mencapai level tertinggi di US 73.573 pada Kamis (14/3) lalu. Minggu (17/3) pukul 13.20 WIB, harga Bitcoin turun 5,69% ke US$ 65.230 ketimbang hari sebelumnya. Dalam sepekan, harga bitcoin turun 6,10%. Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibarahim Assuaibi mengatakan satu pekan ini perdagangan BTC bergejolak karena adanya kenaikan inflasi Amerika Serikat (AS). “Hal tersebut...

Harga Bitcoin Turun Hampir 6% Dalam Sehari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) terus merosot setelah mencapai level tertinggi di US 73.573 pada Kamis (14/3) lalu. Minggu (17/3) pukul 13.20 WIB, harga Bitcoin turun 5,69% ke US$ 65.230 ketimbang hari sebelumnya. Dalam sepekan, harga bitcoin turun 6,10%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibarahim Assuaibi mengatakan satu pekan ini perdagangan BTC bergejolak karena adanya kenaikan inflasi Amerika Serikat (AS). “Hal tersebut meredupkan prospek penurunan suku bunga lebih awal dan mengurangi permintaan terhadap aset-aset berisiko,” kata Ibrahim dalam riset, Minggu (17/3).

Ibrahim mengatakan, pada dasarnya Bitcoin memiliki sejarah yang mudah berubah dan sangat kejam, setelah mencapai rekor tertinggi. Namun, menurut dia, Bitcoin akan mengalami pelemahan dalam jangka pendek.

“Kripto ini masih memiliki banyak faktor yang mendukungnya hingga sisa tahun ini. Mereka juga menaikkan target harga Bitcoin tahun 2024 menjadi US$ 75.127,50 dari US$ 74.150.30,” kata dia. 

Baca Juga: Harga Melejit, Mengapa Investor Gencar Berinvestasi di Meme Coin Pepe?

Lebih lanjut, dia mengatakan sejumlah data yang dirilis pada Kamis (14/3) menunjukkan bahwa meskipun penjualan ritel AS mengalami rebound kurang dari perkiraan pada Februari 2024, namun harga produsen meningkat lebih dari perkiraan. 

“Rilis ini terjadi setelah data harga konsumen AS yang dirilis awal pekan ini menunjukkan masih adanya tekanan inflasi yang kuat,” imbuhnya. 

Selain itu, Ibrahim mengatakan skenario suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, khususnya di Amerika Serikat, biasanya berdampak buruk bagi aset sensitif risiko seperti kripto. 

Namun, Ibrahim bilang, Bitcoin masih tetap 60% lebih tinggi sepanjang tahun ini, dibantu oleh hiruk pikuk kripto yang didorong oleh aliran dana ke produk kripto yang diperdagangkan di bursa AS dan karena para pedagang tetap fokus pada prospek suku bunga global yang lebih rendah pada akhir tahun.

Baca Juga: Emas Antam Semakin Mahal, Jeli Sebelum Beli atau Jual!

“Untuk menunjukkan optimisme atas kenaikan bitcoin, perusahaan perangkat lunak MicroStrategy mengatakan pihaknya berencana untuk meningkatkan modal melalui penawaran obligasi konversi untuk membeli bitcoin untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari 10 hari,” ungkap Ibrahim.

Ibrahim menuturkan, bahwa perusahaan tersebut pada 5 Maret 2024 lalu, mengumumkan penawaran pribadi senilai US$ 600 juta dalam bentuk uang kertas konversi, untuk meningkatkan eksposurnya terhadap aset digital yang sedang booming. Beberapa ahli mengatakan, berita itu juga berkontribusi terhadap pergerakan BTC yang bergejolak pada Jumat (15/3). 

Ibrahim pun memproyeksikan, untuk perdagangan besok, Senin (18/3), kemungkinan Bitcoin akan melemah di kisaran US$ 64.210-US$ 68.357

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow