Harga Beras Sentuh Rp 17.000, Penjual: 25 Tahun Saya Jualan Beras, Ini yang Paling Mahal

Harga beras yang mahal ini bahkan melampaui harga saat krisis 1998.

Harga Beras Sentuh Rp 17.000, Penjual: 25 Tahun Saya Jualan Beras, Ini yang Paling Mahal

PURWOREJO, KOMPAS.com - Harga Beras di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah terus mengalami kenaikan. Bahkan, harga beras premium saat ini menyentuh harga Rp 17.000 per kilogramnya.

Salah satu penjual beras di Pasar Baledono, Asfari (51) mengaku jika kenaikan harga beras ini menjadi yang termahal sepanjang dirinya berjualan beras sejak 25 tahun yang lalu.

"25 tahun saya berjualan beras, ini yang termahal. Saya jualan sejak tahun 1996," kata Asfari sata ditemui di kiosnya, Kamis (22/2/2024).

Baca juga: Banjir Demak dan Ancaman Terganggunya Produksi Beras...

Asfari menyebutkan, harga beras yang mahal ini bahkan melampaui harga saat krisis 1998.

Ia menceritakan, saat krisis pun harga beras tak semahal saat ini.

"Dulu itu setelah krisis harga beras ada kenaikan, tapi tak signifikan seperti saat ini. Dulu setelah krisis banyak diadakan pasar murah guna menyetabilkan harga," kata Asfari

Kenaikan harga beras ini juga diiringi oleh kenaikan harga gabah di tingkat petani.

Harga gabah basah saat ini mencapai Rp 7.700 per kilogramnya.

"Kalau harga gabah kering sekarang sudah Rp 9.100 per kilonya," kata Asfari.

Baca juga: Cerita Pedagang Pasar Kartasura soal Mahalnya Harga Beras, Naik sejak Awal 2024

Baca juga: Harga Beras di Purworejo Terus Meroket, Naik Dua Kali dalam Seminggu

Kenaikan harga beras dinilai masih wajar

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (KUKMP) Gatot Suprapto mengatakan, kenaikan harga beras di Kabupaten Purworejo diklaim masih dalam kondisi yang wajar.

Ada sejumlah sebab yang membuat harga beras naik sejak beberapa minggu terakhir.

Salah satunya adalah dampak dari telatnya musim panen akibat el-nino beberapa waktu yang lalu.

Meski harga beras naik, Dinas KUKMP masih belum mengagendakan pasar murah untuk menekan harga beras. Hal itu karena kenaikan masih dinilai wajar.

"Kenaika masih wajar, stok juga masih aman bahkan sampai bulan puasa stok kita masih cukup," kata Gatot.

Baca juga: Panen Raya Padi di Sleman Yogyakarta Mundur, Apa yang Terjadi?

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow