Gelagat Robert Bonosusatya atau RBS Diduga Bos Harvey Moeis Cuma Naik Innova Saat Diperiksa Kejagung

JAKARTA - Inilah gelagat Robert Bonosusatya alias RBS atau RBT yang disebut-sebut sebagai bos Harvey Moeis dan Helena Lim, tersangka korupsi tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan atau IUP PT Timah Tbk 2015-2022, Setelah namanya ramai diperbincangkan, Robert Bonosusatya akhirnya muncul di depan publik. Robert Bonosusatya tertangkap kamera wartawan seusai diperiksa penyidik Kejaksaan Agung dalam kasus yang...

Gelagat Robert Bonosusatya atau RBS Diduga Bos Harvey Moeis Cuma Naik Innova Saat Diperiksa Kejagung

SURYA.CO.ID, JAKARTA - Inilah gelagat  Robert Bonosusatya alias RBS atau RBT yang disebut-sebut sebagai bos Harvey Moeis dan Helena Lim, tersangka korupsi tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan atau IUP PT Timah Tbk 2015-2022, 

Setelah namanya ramai diperbincangkan, Robert Bonosusatya akhirnya muncul di depan publik. 

Robert Bonosusatya tertangkap kamera wartawan seusai diperiksa penyidik Kejaksaan Agung dalam kasus yang menjerat Harvey Moeis, Helena Lim dan 14 tersangka lain.  

RBS diperiksa pasa Senin (1/4/2024) sekira 13 jam di kantor Kejaksaan Agung, sejak pukul 09.00 WIB hingga 22.05 WIB. 

Tampak Robert menggunakan baju batik berwarna merah bata keluar dari ruang pemeriksaan di Kantor Kejaksaan Agung, Jakarta sekira pukul 22.05 WIB.

Baca juga: Sumber Kekayaan Robert Bonosusatya alias RBS Disebut sebagai Bos Harvey Moeis, Bisnis Menggurita

Robert yang menggunakan masker berwarna putih tersebut didampingi dua orang kuasa hukumnya.

Dia tak berkata banyak terkait agenda pemeriksaannya soal kasus tersebut.

Robert hanya mengatakan dia sudah melakukan kewajibannya untuk memberikan keterangannya.

"Ya sebagai warga negara yang baik, saya sudah melakukan kewajiban mentaati peraturan yang ada saya sudah diperiksa," kata Robert kepada wartawan, Senin (1/4/2024).

Dia juga tak mau mengungkapkan apa kaitan dirinya dalam kasus ini sehingga bisa diperiksa menjadi saksi.

"Tanya ke penyidik ya, tolong ya," jelasnya.

Tak lama kemudian, Robert langsung masuk ke bagian depan mobil Toyota Innova Zenix berwarna putih dan meninggalkan gedung Kejaksaan Agung.

Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Dirdik Jampidsus), Kuntadi mengatakan pemeriksaan itu dilakukan untuk mengetahui keterlibatan RBS.

"Yang bersangkutan kami periksa untuk memastikan keterkaitan yang bersangkutan dengan PT RBT. Apakah yang bersangkutan sebagai pengurus, apakah yang bersangkutan sebagai BU atau memang tidak ada kaitannya sama sekali," kata Kuntadi dalam konferensi pers, Senin (1/4/2024).

Kuntadi mengatakan klarifikasi ini untuk menghindari adanya kesalahan dalam penyidikan.

"Sepanjang tidak ada alat bukti yang cukup ya tentu saja kita tidak akan," ucapnya.

Di samping itu, Kuntadi mengatakan pihaknya memiliki urgensi dalam melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap RBS untuk membuat yang peristiwa yang ada.

"Kami selalu mencermati hasil penyidikan. Apakah pemanggilan ini kaitannya dengan saksi atau alat bukti yang lain tentu saja kami tidak bisa menyampaikan di forum," ungkapnya.

Boyamin Saiman Bawa Barang Bukti

Dihubungi terpisah, Koordinator MAKI, Boyamin Saiman mengaku dalam perjalanan ke Kejagung untuk memastikan adanya pemeriksaan terhadap RBS. 

Boyamin juga berencana memberikan barang bukti (barbuk) usai memastikan sosok RBS yang diduga menjadi otak kasus mega korupsi PT Timah Tbk benar-benar diperiksa oleh Kejagung. 

Boyamin mengatakan barang bukti berupa bagan itu bakal diberikan Kejagung hari ini.

"Iya ada bagan. Aku ini menuju Kejagung untuk memastikan (apakah benar RBS diperiksa Kejagung?)," katanya kepada Tribunnews.com, Senin siang.

Namun, ketika ditanya lebih detail terkait bagan apa yang dimaksud, Boyamin enggan untuk menjelaskan.

"Maaf, nanti saja," ujarnya singkat.

Sebelumnya, Boyamin Saiman mendesak Kejagung untuk segera memeriksa RBS. 

Jika tidak. Boyamin mengancam akan menggugat praperadilan Kejaksaan Agung. 

"MAKI pasti akan gugat Praperadilan lawan Jampidsus apabila Somasi ini tidak mendapat respon yang memadai," kata Koordinator MAKI, Boyamin Saiman dalam somasi terbuka pada Kamis (28/3/2024).

Rencananya, praperadilan akan didaftarkan bulan depan jika Kejaksaan Agung belum menetapkan RBS sebagai tersangka skandal korupsi yang merugikan negara Rp 271 triliun.

Dalam somasi terbuka yang dilayangkan MAKI, diduga RBS merupakan official benefit atau penerima manfaat yang sesungguhnya.

Dengan demikian, RBS dianggap layak dijerat tindak pidana pencucian uang (TPPU).

"RBS diduga berperan yang menyuruh Harvey Moeis dan Helena Lim untuk dugaan memanipulasi uang hasil korupsi dengan modus CSR. RBS adalah terduga official benefit dari perusahaan-perusahaan pelaku penambangan timah ilegal sehingga semestinya RBS dijerat dengan ketentuan tindak pidana pencucian uang guna merampas seluruh hartanya guna mengembalikan kerugian negara dengan jumlah fantastis," ujar Boyamin.

Menurut Boyamin, sosok RBS kini diduga kabur ke luar negeri.

Karena itulah, penetapan RBS sebagai tersangka diperlukan agar kemudian bisa dimasukkan ke dalam daftat pencarian orang (DPO).

"RBS saat ini diduga kabur keluar negeri sehingga penetapan tersangka menjadi penting guna menerbitkan Daftar Pencarian Orang dan Red Notice Interpol guna penangkapan RBS oleh Polisi Internasional," kata Boyamin.

Siapa sebenarnya Robert Bonosusatyo alias RBS? 

Nama Robert dikenal di kalangan pengusaha. Akan tetapi, data diri Robert tidak banyak diungkap.

Diketahui Robert Priantono Bonosusatya merupakan lulusan sains di University of California San Francisco Foundation.

Berikut sepak terjangnya: 

1. Disorot karena surat ke PPATK

RBT pernah disorot media ketika Surat Kabareskrim Polri bernomor B/1538/VI/2010/BARESKRIM tanggal 18 Juni 2010 ke PPATK beredar di lingkungan DPR.

Saat itu, RBT menjadi penjamin kredit untuk anak Komjen Budi Gunawan, Muhammad Heriano Widyatma yang saat itu berstatus tersangka KPK namun juga calon Kapolri.

2. Jabatan mentereng

Melansir Kompas.com, Robert disebut pernah menjabat Komisaris Utama PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk.

Perusahaan itu bergerak di bidang percetakan dan memproduksi dokumen keamanan.

PT Jasuindo disebut pernah menggarap proyek mencetak Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), dan Surat Izin Mengemudi (SIM) di Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri.

Robert kini tercatat sebagai Presiden Direktur PT Pratama Agro Sawit sejak 2008.

Perusahaan itu bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit.

Robert juga pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT Citra Marga Nusaphala Tbk, perusahaan pengakomodasi jalan tol yang berkantor di Jakarta.

3. Mitra PT Timah 

Robert Bonosusatyo turut menjadi buah bibir lantaran pernah menjadi pucuk pimpinan PT Refined Bangka Tin atau RBT, perusahaan yang menjadi mitra utama PT Timah Tbk.

Perusahaan itu berhenti beroperasi setelah digeledah penyidik Jaksa Agung Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung pada 23 Desember 2023.

Robert maupun PT Refined Bangka Tin kerap dijuluki dengan akronim yang sama, yaitu RBT.

Namun, Robert membantah hubungan dirinya itu.

“Saya bukan pemilik PT RBT,” kata Robert seperti dikutip Majalah Tempo edisi 11-17 Maret 2024.

4. Dicatut di kasus Ferdy Sambo

Dalam laporan Kompas.com, nama pengusaha Robert Priantono Bonosusatya juga pernah mencuat karena disebut-sebut sebagai pihak yang memfasilitasi perjalanan Brigjen Hendra Kurniawan dan rombongan ke Jambi untuk menemui keluarga mendiang Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dengan jet pribadi (private jet).

Brigadir J adalah anggota Polri yang tewas di tangan atasannya sendiri, Irjen Ferdy Sambo yang saat kejadian menjabat Kadiv Propam Mabes Polri.

Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Tegus Santoso menyatakan diduga ada 2 warga sipil yang memfasilitas jet pribadi (private jet) untuk rombongan Hendra Kurniawan.

Mereka adalah RBT dan YS. Kedua inisial itu masing-masing diduga merupakan Robert dan Direktur Utama PT Pakarti Putra Sang Fajar, Yoga Susilo.

Menurut Sugeng, Hendra menumpang jet pribadi itu bersama dengan Kombes Agus Nurpatria, Kombes Susanto, AKP Rifaizal Samual, Bripda Fernanda, Briptu Sigit, Briptu Putu dan Briptu Mika.

Mereka bertolak ke rumah keluarga Yosua pada 11 Juli 2022, 3 hari setelah kematian Yosua, atas perintah mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Menurut data yang dikutip dari situs FlightRadar24, pesawat jet pribadi yang diduga digunakan Hendra dan rombongan dengan nomor registrasi T7-JAB adalah buatan Raytheon Hawker tipe 850XP.

Akan tetapi, Robert menyangkal pernyataan Sugeng tentang jet pribadi itu.

“Berita itu tidak bener,” kata Robert seperti dikutip dari KOMPAS TV pada Selasa (20/9/2022).

Akan tetapi, Robert mengakui mengenal Hendra.

“Kenal. Sudah lama sejak AKBP. Mungkin 7 tahun lalu,” kata Robert.

Namun, lanjut Robert, kendati mengenal Brigjen Hendra dia sudah lama tidak pernah melakukan komunikasi.

“Waduh sudah tidak komunikasi lagi. Lama sekali,” ujar Robert.

Soal apakah dia akan melaporkan pernyataan yang disampaikan Sugeng, Robert mengatakan dia masih menimbang-nimbang.

“Lagi berpikir dulu. Apa ada gunanya,” kata Robert saat dikonfirmasi oleh Jurnalis KOMPAS TV, Cindy Permadi.

Sebagiana artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul:  "Profil Robert Bonususatya, Pengusaha yang Diduga Fasilitasi Private Jet Brigjen Hendra Kurniawan"

Baca berita selengkapnya di Google News Surya.co.id

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow