Gegara Kerja Sama Iran-Rusia-Korut,AS Ajak Inggris dan Uni Eropa untuk Melakukan Hal Ini ke Iran

Gegara Kerja Sama Iran-Rusia-Korut, AS Ajak Inggris dan Uni Eropa untuk Melakukan Hal Ini ke Iran- Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan menyatakan keprihatinan Amerika Serikat (AS) mengenai kerja sama militer antara Iran, Rusia, dan Korea Utara (Korut). Ia menyatakan bahwa proposal pertahanan Rusia kepada Iran dan Korea Utara dapat semakin mengganggu stabilitas kawasan Asia Barat dan Indo-Pasifik. “Kami telah...

Gegara Kerja Sama Iran-Rusia-Korut,AS Ajak Inggris dan Uni Eropa untuk Melakukan Hal Ini ke Iran

Gegara Kerja Sama Iran-Rusia-Korut, AS Ajak Inggris dan Uni Eropa untuk Melakukan Hal Ini ke Iran

SERAMBINEWS.COM - Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan menyatakan keprihatinan Amerika Serikat (AS) mengenai kerja sama militer antara Iran, Rusia, dan Korea Utara (Korut).

Ia menyatakan bahwa proposal pertahanan Rusia kepada Iran dan Korea Utara dapat semakin mengganggu stabilitas kawasan Asia Barat dan Indo-Pasifik.

“Kami telah menyaksikan kerja sama militer antara Iran dan Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir,”

“Namun pengembangan luas drone dalam kerja sama antara Iran dan Rusia selama dua tahun terakhir adalah sesuatu yang baru,” kata Jake Sullivan, Rabu (24/4/2024) waktu setempat, dikutip dari IRNA.

Amerika Serikat, kata dia, terus memantau dengan cermat usulan militer Rusia.

“Jika Rusia memberikan senjata kepada Iran, ini akan mengganggu stabilitas Timur Tengah,” ujarnya.

Baca juga: Diduga Sembunyi di Terowongan, Media: Petinggi Hamas Yahya Sinwar Ternyata Bersama Pasukan Hamas

Sullivan tidak merinci usulan Rusia tersebut namun menyampaikan pernyataan tersebut beberapa hari setelah Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Akbar Ahmadian mengadakan pertemuan dengan sekretaris dewan keamanan Rusia Nikolai Patrushev dan menandatangani nota kesepahaman di bidang keamanan.

Sullivan juga menyinggung tindakan hukuman Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap rezim Zionis.

Ia mengatakan bahwa negara-negara G7 memutuskan untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran atas serangan rudal dan drone terhadap posisi Israel.

Penasihat keamanan nasional presiden AS, Joe Biden mengatakan Amerika Serikat bersama dengan Inggris dan Uni Eropa, akan berusaha mengisolasi Iran lebih jauh dan meningkatkan tekanan terhadap Iran.  

Anggota Uni Eropa Bersikeras Ingin Masukan IRGC Sebagai Daftar Teroris

Sejumlah anggota perlemen Uni Eropa bersikeras ingin memasukan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) sebagai daftar entitas teroris.

Namun hal tersebut ditentang keras oleh Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell.

Pada Rabu, (24/4/2024), ia telah menegaskan kembali penolakan tersebut untuk menyebut IRGC sebagai entitas teroris.

Pernyataannya itu memicu kritik lebih lanjut dari anggota Parlemen Eropa selama debat pleno pada Rabu.

Menanggapi serangan Iran terhadap Israel bulan ini, Josep Borrell mengatakan langkah-langkah baru sedang diterapkan terhadap Teheran.

Termasuk memperluas sanksi yang ada terkait drone dan rudal, serta memperluas tindakan ini ke kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Iran di Timur Tengah.

Uni Eropa (UE) belum menetapkan IRGC sebagai organisasi teroris, meskipun ada seruan untuk melakukan hal tersebut dan resolusi Parlemen Eropa tahun lalu yang menyetujui hal tersebut.

“Mendaftarkan organisasi ini (IRGC) sebagai 'organisasi teroris' tidak akan mempunyai dampak praktis,” kata Borrell.

Menanggapi argumen Borrell bahwa dasar hukum untuk memasukan IRGC dalam daftar teroris belum terpenuhi, Charlie Weimers, perwakilan Swedia, menyebut ketua UE tersebut sebagai pembohong.

“Itu tidak masuk akal. Di sini, saya mempunyai pendapat hukum rahasia dewan. Anda tanpa malu-malu berbohong untuk melindungi IRGC. Kami tidak akan merindukan Anda, Tuan Borrell, tapi saya yakin para mullah (pemuka agama Islam) akan merindukan Anda,” kata Weimers.

Anggota parlemen Jerman Hannah Neumann, yang telah lama mendukung pembentukan IRGC sebagai daftar teroris, mengatakan “Apa lagi yang harus dilakukan rezim ini sampai Anda akhirnya sadar akan kenyataan pahit? IRGC adalah organisasi teror,”

“Drone dan rudal yang menyerang Israel dan menyerang kapal kami di Laut Merah diproduksi di Iran, dan kami seharusnya memberikan sanksi kepada semua pihak yang terlibat beberapa bulan lalu.”

“Dan yang terakhir, rezim tersebut tidak secara sah mewakili rakyat Iran, dan Anda harus berhenti berpura-pura melakukan hal tersebut,” tambah Neumann, yang secara langsung berbicara kepada Borell.

Beberapa anggota Parlemen Eropa dan aktivis telah mengambil langkah-langkah untuk mempersiapkan landasan bagi UE untuk menindaklanjuti seruan agar IRGC dimasukkan ke dalam daftar organisasi teror.

Juli lalu, dua anggota Parlemen Eropa menyatakan bahwa IRGC dapat didaftarkan tanpa hambatan hukum berdasarkan Pasal 1(4) "Posisi Bersama 2001/931/CFSP."

Pandangan ini juga disetujui oleh mantan pemimpin Iran di pengasingan, Reza Pahlavi.

Ia mengutip sekelompok pengacara Perancis-Iran yang berpandangan bahwa Uni Eropa tidak memiliki hambatan hukum untuk memasukkan Garda Revolusi ke dalam daftar hitam.  

Iran Dijatuhkan Sanksi oleh Uni Eropa usai Membela Diri dari Serangan Israel

Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap Iran usai melakukan serangan balasan terhadap Israel beberapa waktu lalu.

Iran pun menyesalkan tindakan cepat Uni Eropa yang semberono dalam menjatuhkan sanksi.

Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian mengatakan, tindakan Iran menyerangan Israel sebagai bentuk membela diri atas apa yang telah dilakukan Israel terhadap Iran.

“Sangat disesalkan melihat Uni Eropa dengan cepat memutuskan untuk menerapkan pembatasan yang lebih melanggar hukum terhadap Iran hanya karena Iran menggunakan haknya untuk membela diri dalam menghadapi agresi sembrono Israel,” kata Amir-Abdollahian.

Ia pun meminta Uni Eropa untuk melihat lebih jelas permasalahan yang terjadi, dan meminta menerapkan sanksi terhadap Israel.

Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke Israel sebagai tindakan pembalasan atas pemboman Israel terhadap kompleks kedutaan besarnya di Damaskus.

Pada Senin (22/4/2024), para menteri luar negeri Uni Eropa pada prinsipnya sepakat untuk memperluas sanksi terhadap Iran dengan menyetujui untuk memperluas tindakan pembatasan terhadap ekspor senjata Teheran, baik drone atau rudal apa pun ke proksi Iran dan Rusia, laporan Times of Israel.

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow