Anak Tidak Mau Salim pada Orang Lain saat Lebaran, Haruskah Dipaksa?
Salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh orang yang lebih muda pada orang tua adalah salim, Bunda. Namun, bagaimana jika anak tidak mau salim ketika Lebaran?
Salim merupakan kebiasaan mencium tangan yang diperbolehkan dalam agama Islam. Menurut Dosen Pendidikan Agama Islam Bidang Anak, Dewasa, Dakwah, dan Sosial di UPNVJ, Ustazah Iffah Latifa, salim boleh dilakukan sebagai bentuk menghormati orang tua, guru, maupun ulama.
Meski begitu, salim yang berlebihan tidak dianjurkan dalam agama Islam. Terlebih jika salim dilakukan sebagai bentuk pemujaan.
“Salim atau kebiasaan mencium tangan dalam Islam diperbolehkan jika tujuannya untuk menghormati orang tua, guru, atau ulama, selama tidak berlebihan dan tidak dianggap sebagai bentuk pemujaan. Namun, jika membawa unsur penghormatan yang berlebihan atau menyerupai tindakan syirik, maka dilarang,” ungkapnya ketika diwawancara HaiBunda, beberapa waktu lalu.
Tidak hanya itu, Ustazah Iffah juga menyebut bahwa kebiasaan salim dilakukan sebagai budaya masyarakat Indonesia yang bertujuan sebagai sapaan dan penghormatan saat bertemu. Lantas, haruskah Bunda memaksa anak untuk salim saat Lebaran jika mereka tidak mau?
Baca Juga : 7 Tips Ajarkan Anak Sopan Santun Sejak Dini, Penting Dimiliki BunHaruskah memaksa anak salim saat Lebaran?
Ustazah Iffah menyebut bahwa jika anak tidak mau salim dengan orang lain saat Lebaran, sebaiknya jangan dipaksakan ya, Bunda. Hal ini karena salim bukanlah kewajiban di dalam agama namun sebagai tanda penghormatan.
“Anak yang tidak mau salam jangan dipaksakan, karena bukan kewajiban agama, hanya saja dalam pergaulan, salim sebagai tanda penghormatan seseorang kepada orang lain saat pertama bertemu dalam sebuah lingkungan,” jelasnya.
Meski tidak diwajibkan dalam agama, salim menjadi salah satu adab yang dilakukan saat bertemu. Ini disebut juga sebagai sifat tahiyyah dan tawadhu.
“Memang dalam agama tidak dianjurkan, hanya saja adab kepada orang tua untuk menyapa saat bertemu dengan mencium tangan adalah salah bentuk dari sifat tahiyyah (penghormatan) dan tawadhu (rendah hati),” tuturnya.
“Yang dianjurkan dalam agama adalah mengucapkan salam sebagai bentuk do’a kepada sesama muslim bersifat sunnah dan menjawabnya adalah sebuah kewajiban,” sambung Ustazah Iffah.
Tips mengajarkan anak cium tangan atau salim pada orang lain
Pada wawancara yang sama, Ustazah Iffah turut mengungkapkan beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengajarkan anak salim. Berikut ini deretannya:
- Berikan contoh. Anak-anak cenderung meniru orang tuanya. Jadi, biasakan diri sendiri salim kepada orang yang lebih tua agar anak bisa mengikutinya.
- Biasakan sejak dini. Agar salim menjadi kebiasaan, Bunda perlu latih mereka sejak usia dini
- Berikan penjelasan. Jelaskan pada anak bahwa salim adalah bentuk penghormatan dan doa untuk mendapatkan keberkahan.
- Gunakan pendekatan positif. Daripada memaksa anak, sebaiknya beri mereka pujian atau apresiasi ketika anak salim.
- Ciptakan lingkungan yang mendukung.
- Libatkan dalam aktivitas keagamaan. Ajak anak pergi ke pengajian atau acara keluarga yang menanamkan nilai-nilai Islam dan budaya sopan santun.
- Jelaskan keutamaannya dalam Islam. Ceritakan kisah-kisah inspiratif tentang menghormati orang tua dan guru dalam Islam.
“Dengan pendekatan yang lembut dan konsisten, anak akan terbiasa melakukan salim dengan kesadaran dan rasa hormat,” ujar Ustazah Iffah.
Pilihan Redaksi
17 Ide THR Lebaran untuk Anak yang Bermanfaat dan Berkesan selain Uang Tunai
Mengajarkan Nilai Idul Fitri pada Anak Sesuai Usia, Termasuk Etika saat Menerima THR
Berapa Lama Idealnya Bayi Duduk di Mobil Selama Perjalanan Mudik?
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!