Dokumen APBN KiTA Terbaru Tak Kunjung Muncul, Prabowo Terbitkan Ekonomi Kita
Kementerian Keuangan hingga saat ini belum juga menerbitkan dokumen APBN KiTa edisi Januari dan Februari 2025 yang bisanya rutin diunggah setiap bulan. Kini, Presiden Prabowo Subianto justru menerbitkan laporan sejenis dengan nama buku Ekonomi Kita.
Buku Ekonomi Kita edisi Maret 2025 terbit pada Selasa (25/3). Dalam ringkasan eksekutif, Buku Ekonomi Kita disusun oleh Kementerian Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet, dan Kantor Komunikasi Kepresidenan yang dikoordinasikan oleh Staf Khusus Presiden RI.
Apa Itu Buku Ekonomi Kita?
Dalam dokumen tersebut dijelaskan, Buku Ekonomi Kita menghadirkan analisis mendalam tentang kondisi ekonomi terkini dan proyeksi masa depan Indonesia.
“Buku ini merangkum data ekonomi aktual yang mencerminkan realitas perekonomian hari ini dan menjadi fondasi untuk merancang strategi menghadapi tantangan masa depan serta menangkap peluang yang tersedia,” demikian tertulis Buku Ekonomi Kita dikutip Rabu (26/3).
Baca juga:
- APBN KiTA Dirilis Besok, Defisit 2025 Diproyeksi Makin Lebar
- APBN Kita Tak Kunjung Rilis, Ekonom Waswas Ada Kemunduran Transparansi Anggaran
Hal yang mendasari Buku Ekonomi Kita diterbitkan yaitu untuk memahami kondisi ekonomi secara objektif. Hal tersebut dinilai sebagai keharusan bagi setiap pemangku kepentingan di Indonesia, mulai dari pemerintah, pelaku usaha, hingga masyarakat umum.
“Objektivitas ini penting untuk membuat keputusan yang tepat guna, efektif, dan berkelanjutan demi kesejahteraan bangsa,” tulis Buku Dokumen Kita.
Apa Saja Isi Ekonomi Kita?
Buku yang memiliki sebanyak 105 halaman itu terdiri dari empat bab. Bab pertama yakni mengenai realisasi Januari-Maret 2025, bab kedua menjelaskan Outlook Indonesia April-Juni 2025, bab ketiga berkaitan dengan Outlook Indonesia pada tahun ini, dan bab keempat berisikan Outlook Indonesia dalam lima tahun.
Menjadi Pengganti APBN KiTA?
Jika melihat daftar bab yang ada, Buku Ekonomi Kita berbeda dengan dokumen APBN KiTA. Dokumen tersebut menjelaskan outlook perekonomian Indonesia sepanjang 2025 hingga lima tahun ke depan.
Buku Ekonomi Kita juga tidak menyuguhkan data postur APBN seperti yang biasanya ditampilkan di dalam dokumen APBN KiTA. Postur APBN ini berkaitan dengan realisasi terbaru penerimaan pajak, nilai belanja negara, defisit APBN, dan posisi utang negara yang terbaru.
Buku ini justru memasukan sejumah laporan dari program unggulan Prabowo, salah satunya makanan bergizi gratis alias MBG. Dalam dokumen tersebut dijelaskan pentingnya program MBG hingga dampak terbesar yang akan dirasakan Indonesia.
“Jika terlaksana dengan baik, dampak terbesar MBG adalah penurunan kemiskinan dari 9% ke 8% hingga 5%,” tulis Buku Ekonomi Kita.
Tak hanya itu, Bab 4 Buku Ekonomi Kita juga menyelipkan pentingnya penerapan Core Tax Administration System (CTAS). Seperti diketahui, system canggih perpajakan yang diluncurkan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan sejak 1 Januari 2025 itu kerap mengalami masalah dan dianggap mengganggu penerimaan pajak pemerintah pada awal tahun ini.
“CTAS sangat penting bagi Indonesia karena merupakan langkah besar dalam modernisasi sistem perpajakan nasional,” tulis Buku Ekonomi Kita.