Eropa Minta Warga Siaga Hadapi Potensi Perang, Ini yang Diungkap Sejumlah Negara
KOMPAS.com – Pemerintah beberapa negara Eropa mengimbau warga bersiap menghadapi potensi Perang Dunia 3 yang mungkin akan terjadi dalam waktu dekat.
Sebagaimana diberitakan CNN, Sabtu (12/4/2025), Komisi Eropa telah mendesak warga mempersiapkan makanan dan perlengkapan penting untuk bertahan hisup setidaknya selama 72 jam dalam panduan yang dirilis Maret lalu.
Beberapa pemerintah negara-negara Eropa bahkan mengeluarkan rencana tersendiri untuk menyiapkan warga dan menjaga wilayahnya dari kemungkinan peperangan.
Lantas, apa penyebab Eropa meminta warganya bersiap menghadapi perang dan apa tindakan yang dilakukan?
Baca juga: AS-China Saling Balas Naikkan Tarif Impor, Ini Sejarah Perang Dagang 2 Negara
Alasan Eropa siaga perang
Dikutip dari The Economic Times (28/3/2025), negara-negara Eropa secara terbuka mendesak warga mempersiapkan diri untuk potensi terjadinya Perang Dunia 3.
Panduan siaga perang untuk warga diserukan karena para pemimpin Eropa mengkhawatirkan dampak konflik yang tengah terjadi di berbagai belahan dunia suatu saat masuk ke benua mereka.
Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte memperingatkan Rusia dapat melancarkan serangan skala penuh ke Eropa pada 2030.
“Jika ada yang salah perhitungan dan mengira mereka dapat lolos dengan menyerang Polandia atau sekutu lainnya, mereka akan berhadapan dengan kekuatan penuh dari aliansi yang ganas ini,” katanya.
Peringatan itu diucapkan menyusul peningkatan ketegangan perang Rusia-Ukraina selama lebih dari tiga tahun. Banyak pihak khawatir Rusia berani menyerang negara-negara lain di Baltik, Finlandia, atau Polandia.
Serangan udara Israel di Gaza, konflik di Lebanon dan Suriah, serta ambisi nuklir Iran juga menimbulkan kekhawatiran Timur Tengah akan menalami kekacauan lebih berat.
Selain itu, ketegangan China dan AS yang meningkat dari segi militer dan kebijakan luar negeri pun dinilai akan menimbulkan konflik yang lebih besar.
Di Asia, keinginan Korea Utara untuk memodernisasi persenjataan nuklir dan peran tentaranya dalam perang Rusia-Ukraina memiliki risiko yang sama akan munculnya Perang Dunia III.
Seiring meningkatnya ketegangan kondisi di dunia, pemerintah Eropa mendesak warganya bersiap menghadapi potensi terjadi peperangan pada masa mendatang.
Baca juga: Tentara Korut Tertangkap Ukraina, Mengaku Baru Tahu Diminta Ikut Perang Setelah Tiba di Rusia
Negara Eropa minta warga siaga perang
Pemerintah di berbagai negara Eropa mulai mengeluarkan kebijakan yang mempersiapkan warga siap siaga terhadap potensi konflik serta bersiap terlibat peperangan.
Swedia
Pemerintah Swedia mengeluarkan panduan krisis perang dan tempat berlindung agar warganya siap menghadapi konflik.
Negara ini pun menerapkan wajib militer dan sistem pertahanan total untuk warga usia 16-70 tahun.
Perancis
Perancis berencana merilis buku panduan krisi bencana alam hingga serangan nuklir. Warga disarankan menimbun kebutuhan pokok dan mendaftar layanan sipil.
Sementara itu, Presiden Emmanuel Macron mempertimbangkan memperluas perlindungan persenjataan nuklirnya.
Finlandia
Pemerintah Finlandia sejak 1950-an mengharuskan apartemen dan gedung perkantoran memiliki tempat perlindungan dari bom.
Kini, Finlandia merilis panduan krisis bagi warga di negara perbatasan Rusia itu. Warga disarankan menimbun kebutuhan pokok selama tiga hari.
Jerman
Jerman merilis panduan persiapan persediaan makanan untuk sepuluh hari, air untuk lima hari, dan cadangan uang tunai darurat.
Aturan pembatasan pinjaman telah dicabut sehingga memungkinkan pengeluaran tak terbatas untuk pertahanan dan keamanan. Selain itu, muncul gagasan wajib militer diaktifkan kembali sejak dihapus pada 2011.
Denmark
Denmark juga merilis panduan krisis jika terjadi situasi darurat. Pemerintah membuat aturan agar perempuan yang memenuhi syarat harus mengikuti wajib militer mulai 2026 dan menurunkan persyaratan kesehatan beberapa jabatan militer.
Baca juga: Menakar Nasib Gaza pada 2025, Akahkah Perang Segera Berakhir?
Polandia
Perdana Menteri Polandia Donald Tusk menyambut gagasan negaranya memiliki senjata nuklir sendiri.
Polandia juga berencana memproduksi 1 juta ranjau darat. Sementara setiap pria dewasa di sana akan menjalani pelatihan militer untuk meningkatkan jumlah tentara menjadi 500.000 orang.
Lithuania
Dilansir dari ABC Net, Jumat (4/4/2025), Lithuania dan negara-negara Baltik keluar dari konvensi Ottawa yang melarang penggunaan ranjau darat.
Lithuania bahkan menjadi negara pertama yang keluar dari perjanjian melawan pemakaian amunisi. Negara ini jutru telah membeli 85.000 ranjau darat.
Norwegia
Norwegia menyarankan warga menimbun persediaan selama 3–7 hari. Pemerintah juga sedang merestorasi bunker militer lama dan mengharuskan bangunan baru dibangun dengan tempat perlindungan bom.
Irlandia
Irlansia yang berfokus pada operasi penjagaan perdamaian kini mengajukan undang-undang untuk mengizinkan pasukan mereka dikerahkan tanpa persetujuan PBB sehingga menghindari kemungkinan veto Rusia atau AS.
Meski banyak negara Eropa mulai siap terhadap potensi konflik, negara-negara yang jauh dari Rusia seperti Portugal, Italia, dan Inggris belum mengeluarkan imbauan siaga perang bagi warganya terhadap ancaman tersebut.