Informasi Terpercaya Masa Kini

Kenakan Tarif 125 Persen, Beijing: Tidak Ada Lagi Pasar bagi Barang-barang AS di China…

0 16

BEIJING, KOMPAS.com – China kembali membalas tambahan tarif resiprokal yang dikenakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.   

Kementerian Keuangan China menyatakan tarif impor terhadap barang-barang AS dinaikkan menjadi 125 persen dari sebelumnya 84 persen.

“Bahkan jika AS terus memberlakukan tarif yang lebih tinggi, hal itu tidak lagi masuk akal secara ekonomi dan akan menjadi lelucon dalam sejarah ekonomi dunia,” kata kementerian keuangan  dalam sebuah pernyataan Jumat (11/4/2025), seperti dikutip dari CNBC.

“Dengan tingkat tarif saat ini, tidak ada lagi pasar bagi barang-barang AS yang diimpor ke China,” sebut Kemenkeu China.

Baca juga: Tarif Trump Turun Jadi 10 Persen, Kecuali untuk China yang Naik Lagi

Pernyataan itu juga menambahkan bahwa jika pemerintah AS terus menaikkan tarif atas barang-barang China yang diekspor ke AS, maka China akan mengabaikannya.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Perdagangan China Jumat (11/4/2025), menegaskan dalam pernyataan terpisah bahwa Beijing tetap terbuka untuk bernegosiasi dengan Amerika Serikat secara setara.

Pemerintahan Trump mengonfirmasi kepada CNBC pada Kamis (10/4/2025) bahwa tarif efektif atas impor China ke AS kini mencapai total 145 persen.

Harapan akan tercapainya kesepakatan perdagangan antara AS dan China untuk meredakan ketegangan perdagangan dengan cepat memudar, karena Beijing terus membalas dalam seminggu terakhir dengan tarif balasan atas barang-barang AS serta pembatasan luas terhadap bisnis AS.

“Sayangnya, pihak China sebenarnya tidak ingin datang dan bernegosiasi, karena merekalah pelanggar terburuk dalam sistem perdagangan internasional,” kata Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, kepada Fox Business pada Rabu (9/4/2025), setelah China menaikkan tarif menjadi 84 persen.

“Mereka memiliki ekonomi paling tidak seimbang dalam sejarah dunia modern, dan saya bisa katakan bahwa eskalasi ini akan merugikan mereka sendiri,” tambah Bessent.

Baca juga: Bloomberg: Orang-orang Kaya Indonesia Pindahkan Ratusan Juta Dollar AS ke Luar Negeri

Goldman Sachs pada Kamis (10/4/2025) menurunkan proyeksi pertumbuhan PDB China menjadi 4 persen karena dampak dari ketegangan perdagangan dengan AS dan perlambatan pertumbuhan global.

Meskipun ekspor China ke AS hanya menyumbang sekitar 3 poin persentase terhadap total PDB China, dampaknya terhadap lapangan kerja tetap signifikan, kata para analis Goldman Sachs.

Mereka memperkirakan sekitar 10 juta hingga 20 juta pekerja di China terlibat dalam bisnis ekspor ke AS.

Baca juga: China Akan Devaluasi Yuan sebagai Senjata Perang Dagang dengan AS?

Leave a comment