Informasi Terpercaya Masa Kini

Investasi Emas, Penyelamat Setelah Kebangkrutan

0 18

Emas selain menjadikan wanita tampil cantik saat mengenakannya, perhiasan yang satu ini juga dapat dijadikan investasi jangka panjang. Tak ayal banyak yang mengoleksi emas demi keamanan financial di masa mendatang. Selain menjadi aset berharga, memiliki sejumlah tabungan emas bisa menjadi solusi terbaik untuk berbagai kebutuhan, karena diyakini nilai jual emas semakin lama semakin mahal harganya. 

Sebagai ibu rumah tangga yang hanya bergantung pada gaji suami, tentu saya harus pandai mengelola keuangan keluarga. Terutama harus bisa menyiapkan sejumlah dana untuk kebutuhan mendesak. Apalagi suami adalah seorang abdi negara yang notabene harus berpindah-pindah tempat tugas. Sungguh hal ini menjadikan saya harus bisa mengelola keuangan sebaik mungkin. Mengingat dinas suami lebih sering di luar Jawa, seperti papua dan Bali. Otomatis saya harus bisa membuat pos-pos keuangan untuk berbagai kebutuhan, agar gaji suami tidak habis sebelum waktunya.

Alhamdulillah dari pos-pos keuangan yang saya buat, saya pun bisa membeli perhiasan emas sedikit demi sedikit. Dari yang awalnya hanya untuk dikenakan saat acara tertentu, lama-lama bisa saya koleksi untuk tabungan masa depan. Bahkan saya juga bisa ikut arisan emas yang diadakan oleh ibu-ibu komplek perumahan.

Arisan ini biasanya diikuti oleh 10 orang dan dikocok selama 10 kali, dengan kata lain arisan ini bertujuan untuk memiliki emas batangan dengan berat yang telah ditentukan. Dari arisan yang saya ikuti alhamdulillah bisa terkumpul emas antam 5 gram dan 10 gram. Emas-emas inilah yang akhirnya bisa menyelamatkan saya dari kebangkrutan karena terlalu percaya dengan orang lain.

Ceritanya suami saya membuka bisnis ekspedisi dengan harapan agar memiliki penghasilan diluar gaji bulanan, sekaligus ingin membantu saudaranya bisa berpenghasilan. Dengan berbekal kepercayaan, terlebih suami yang hari-harinya selalu sibuk dengan urusan kantor, sehingga dia tidak bisa mengontrol bisnisnya, akhirnya bisnis ini dijalankan sepenuhnya oleh saudaranya. 

Sebulan, dua bulan, bahkan sampai bulan ketujuh, bisnis ini mulai terlihat omsetnya. Namun memasuki bulan kedelapan dan seterusnya malah membuat suami harus mengeluarkan sejumlah dana untuk biaya gaji karyawan. Alasannya biaya operasional kantor lebih besar dibandingkan keuntungan yang diterima tiap bulan. Sementara pembagian keuntungan yang ditentukan oleh pusat terkesan tidak adil. Sebagai agen hanya diberikan keuntungan 30 persen, sedang 70 persen harus diserahkan ke pusat.

Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, bisnis ekspedisi ini ditutup oleh suami saya. Padahal menurut MOU yang telah disepakati bersama, biaya keagenan akan dikembalikan oleh pusat sekian persen bila agen menutup usaha dengan alasan tertentu. Nyatanya suami juga tidak mendapatkan biaya pengembalian. Entah belum dibayarkan atau memang sudah dibayarkan dan dipakai saudaranya, yang jelas ini adalah kesalahan suami yang terlalu mempercayakan bisnis sepenuhnya kepada orang lain.

Dan kejadian seperti ini bukan hanya sekali saja terjadi. Suami saya memang suka berbisnis, namun tak satu pun bisnisnya berhasil. Hal ini dikarenakan kepercayaan yang sering disalahgunakan oleh orang lain. Mulai dari bisnis ekspedisi, bisnis garmen, bisnis fotografi hingga bisnis budidaya ikan lele, semuanya gagal. Padahal sudah banyak dana yang tertanam di bisnis-bisnis tersebut, bahkan suami juga terpaksa menjaminkan skep jabatannya demi mendapatkan tambahan modal. Dan bukannya modal tersebut kembali, namun malah membuat kami merugi, hidup ngirit demi membayar hutang bank.

Sebuah pelajaran berharga yang bisa kami petik, bahwa menjalankan bisnis itu gampang-gampang susah. Tidak semua orang yang nampak baik diluar bisa amanah jika diserahi tanggung jawab. Dan seharusnya sebagai owner kita harus sesering mungkin mengontrol bisnis yang dijalankan orang lain, terutama harus jelas pembukuannya.

Ironisnya, bersamaan dengan bangkrutnya bisnis suami, dia mendapatkan kesempatan mengikuti pendidikan untuk kenaikan jabatan. Antara senang dan sedih menerima kenyataan itu. Senangnya, peluang menduduki jabatan yang lebih tinggi setelah menyelesaikan pendidikannya sudah ada di depan mata. Sedihnya, suami juga membutuhkan sejumlah dana untuk mengikuti pendidikan. Sementara, kami belum mempunyai cukup simpanan untuk itu.

Akhirnya, saya mulai berpikir untuk menjual perhiasan walau sebenarnya belum ikhlas. Bertahun-tahun saya koleksi perhiasan itu. Dengan mengoleksinya, saya pun bisa memakainya secara bergantian. Kalau saya jual, artinya saya sudah tidak punya perhiasan lagi untuk dipakai di acara-acara tertentu. Namun demi kesuksesan karier suami, satu persatu perhiasan itu terjual juga. Bahkan saya sempat sedih ketika menjual sebuah perhiasan di pinggir jalan. Cincin mutiara yang tadinya indah melingkar di jari manis saya, tiba-tiba harus di palu, dilepas mutiaranya, hingga perhiasan itu tidak berbentuk lagi.

Bahkan, koleksi emas antam saya ikut terjual juga demi suami. Bersyukurnya emas antam yang baru tiga tahun saya koleksi ternyata harga jualnya naik, bisa membantu biaya pendidikan suami selama 6 bulan. Inilah yang membuat saya yakin bahwa mengoleksi emas tidak ada ruginya. Terlebih saat kami harus menerima kenyataan bahwa tabungan yang dengan susah payah terkumpul sekian tahun untuk berbisnis namun bangkrut pada akhirnya, ternyata perhiasan emas lah menjadi penyelamat untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. 

Belum selesai sampai disini, ternyata ketika saya kembali ke rumah masa kecil, ibu saya juga mengalami kesulitan keuangan. Ibu terlalu percaya orang lain. Beliau dimintai tolong untuk meminjam sejumlah dana ke koperasi wanita dan dicicil setiap bulan selama 10 kali. Namun baru 4 kali bayar, ternyata yang meminjam meninggal, sementara ahli warisnya tidak punya inisiatif untuk melunasi hutang ibunya. Akhirnya ibu saya yang harus membayarkan meski sepeserpun tidak  pernah menikmatinya. Dengan penuh kebingungan ibu menceritakan permasalahannya kepada saya. Bersyukurnya saya masih menyimpan perhiasan dari Papua di rumah. Inilah yang meringankan beban ibu saya.Perhiasan yang dulu saya beli murah, nyatanya kini bernilai jual tinggi dan bisa digunakan untuk melunasi hutang teman ibu di koperasi wanita.

Ya… emas kini menjadi salah satu aset terbaik demi mencukupi kebutuhan financial di masa mendatang. Terlebih harga emas makin lama makin naik. Tentu tidak ada ruginya berinvestasi emas. Dan dari pengalaman diatas, rasanya saya masih trauma untuk kembali berbisnis, apalagi jika saya belum bisa menghandle sendiri bisnis saya. Dan saya akhirnya mencoba berinvestasi emas melalui aplikasi pegadaian alias pegadaian digital.

Pegadaian Digital Service (PDS) merupakan layanan digital berbentuk aplikasi berbasis web dan mobile milik PT. Pegadaian yang bertujuan untuk mempermudah para nasabah dan calon nasabah dalam bertransaksi dengan Pegadaian tanpa harus datang ke outlet. Dengan Pegadaian Digital ini nasabah bisa menyelesaikan transaksi, seperti menabung emas dan membayar tagihan. Cukup mengunduh aplikasi ini melalui Play Store atau App Store secara gratis, maka nasabah bisa melakukan registrasi dan mendapatkan akun secara gratis pula, setelahnya nasabah bisa memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia.

Dan layanan digital ini pula yang memantapkan saya untuk menata kembali keuangan saya setelah terpuruk. Saya mulai menabung emas meski nominalnya masih sedikit, dan mencoba mencicil emas antam 1 gram selama 6 bulan. Dengan memanfaatkan aplikasi ini, saya jadi tahu harga emas setiap saat. Seperti tabungan emas saya yang tiap bulan saya isi Rp. 50.000,- akhirnya bisa naik seiring dengan harga emas yang terus naik. Sementara cicilan emas antam saya 1 gram tidak ikut naik. Harga emas disesuaikan dengan harga saat saya membeli. Sebagai contoh ketika saya membeli emas antam 1 gram di harga 1,5 juta dan dicicil selama 6 kali, harga ini tidak terpengaruh oleh kenaikan harga emas. Cicilan saya masih tetap sama seperti awal saya membeli. Sedangkan harga emas Antam per tanggal 18 Maret 2025 di aplikasi Pegadaian Digital per-gram-nya sudah mencapai harga Rp. 1.745.000,- Inilah keuntungan cicil emas di Pegadaian Digital. 

Jadi, kalau boleh di bilang sampai saat ini investasi emas masih menjadi trendsetter masyarakat yang ingin masa depannya terjamin secara financial. Dibandingkan bisnis yang bisa saja mengalami kebangkrutan, investasi emas jauh lebih menguntungkan, karena harga emas terus naik seiring bertambahnya tahun. Kalau sudah demikian, masihkah ragu untuk menabung emas? Mari kita bijak mengelola keuangan demi terjaminnya masa depan yang lebih baik. Dan berinvestasi melalui pegadaian adalah solusi terbaik untuk kebebasan financial demi kesejahteraan keluarga.

Leave a comment