Informasi Terpercaya Masa Kini

Etika AI dalam Kasus Ghibli-Style Image

0 20

Sedang ramai tentang AI yang dapat membuat animasi ala studio Ghibli. Saya iseng mencoba sembarang gambar di website Ghibli Art https://ghibliart.ai/. Sebuah gambar animasi terbentuk hanya dalam hitungan detik. 

Sementara itu, pendiri studio Ghibli (dan animator-animator aliran lainnya), membuat karya dengan tangannya sendiri, pasti tidak bisa secepat itu.

Lantas apakah karya AI ini disebut plagiat?

Menurut kamus Cambridge, kata  “plagiarism” artinya:

The process or practice of using another person’s ideas or work and pretending that it is your own

Pengertiannya kira-kira: proses atau praktik menggunakan ide-ide atau hasil karya orang lain dan berpura-pura (mengakui) bahwa itu adalah hasil karya kita.  

Dalam pengertian pribadi saya, dalam kasus ghibli-style image yang di-generate oleh ChatGPT, AI-model itu meniru gaya/style dari studio Ghibli, yang artinya menggunakan ide mereka (dan mengakuinya) sebagai hasil karya AI. 

Tetapi, ternyata model-AI ChatGPT yang meniru karya seni studio Ghibli ini tetap membawa nama Ghibli dalam gambar karyanya (yang saya coba).

Button untuk menghasilkan gambarnya bertuliskan “Generate Ghibli Image” dan hasil gambarnya ada tulisan “ghibliart.ai”.

Websitenya sendiri terang-terangan membahas tentang apa itu ChatGPT Ghibli.  

What is ChatGPT Ghibli?

ChatGPT Ghibli is an advanced AI feature powered by OpenAI’s GPT-4o model, designed to generate detailed and artistic images in the iconic Studio Ghibli style

ChatGPT Ghibli adalah sebua fitur AI tercanggih yang dipersembahkan oleh OpenAI’s GPT-4o model, dirancang untuk menghasilkan gambar yang detail dan artistik ala studio Ghibli yang ikonik.

Artinya, model-AI itu sendiri mengakui bahwa hasil karyanya menggunakan style Studio Ghibli. 

Jadi, menurut saya, yang perlu dipertanyakan adalah: apakah OpenAI, sebagai perusahaan pemilik ChatGPT, sudah mendapat ijin dari studio Ghibli untuk menggunakan nama yang merupakan merk dagang mereka dalam karya AI nya? Apakah OpenAI sudah mendapat ijin untuk memproduksi karya seni dengan gaya mereka?

Dalam pengetahuan saya, AI itu tidak 100 persen menjiplak suatu karya. Teknologi AI mempelajari pola untuk dapat menghasilkan sesuatu. Ibarat mesin cetakan, polanya dibuat dulu agar dapat memproduksi produk yang seragam sesuai pola tersebut. Dalam hal ini, yang seragam adalah stylenya. 

Jadi apakah itu bisa disebut sebagai tindakan plagiat?

Namun demikian, AI juga punya etika.

Untuk dapat menghasilkan suatu pola dari sebuah produk yang sudah pernah ada, tentunya mereka harus mempelajari dulu produk jadinya. Dalam hal teknologi AI, yang mempelajari adalah mesin/sistem, di mana sistem mempelajari berdasarkan data. Dalam hal karya seni seperti karya milik Studio Ghibli, maka datanya adalah contoh-contoh karya asli dari Studio Ghibli.

Etikanya, Open AI sebagai pemilik AI ChatGPT, seharusnya minta ijin dulu kepada Studio Ghibli dalam menggunakan “data” milik mereka, untuk keperluan melatih model AI, yang kemudian dipakai untuk “memproduksi” karya AI dengan menggunakan Ghibli-style.

Logikanya, kedua lembaga itu seharusnya memiliki perjanjian dalam penggunaan merk dagang dan menentukan aturan tentang apa yang boleh dan tidak boleh. Dalam hal ini, pemilik merk dagang adalah Studio Ghibli.

Sekalipun gambar-gambar asli bertebaran di Internet atau karya aslinya dapat di-digitalkan, atau dapat diakses dengan bebas, namun tidak seharusnya OpenAI menggunakan gambar-gambar itu tanpa ijin pemilik asli, untuk melatih model-AI.

Selain masalah hak cipta Studio Ghibli, OpenAI juga ternyata bermasalah dengan New York Times. Pada akhir 2023, New York Times menuduh OpenAI melanggar hak cipta karena menggunakan materi mereka tanpa ijin, untuk melatih model AI nya.

Dan baru-baru ini, hakim federal menolak permintaan Open AI untuk membatalkan gugatan surat kabar New York Times tersebut.

Semoga dengan kasus hak cipta dalam hubungannya dengan pengembangan model AI ini, ke depannya dapat lebih jelas lagi bagaimana seharusnya Etika AI diterapkan dan dipatuhi oleh semua pihak.

Selain masalah pelanggaran hak cipta, etika AI juga penting dalam banyak hal. 

Sebagai contoh, bagaimana jika sebuah model-AI dipakai untuk menghasilkan sesuatu yang merugikan pihak tertentu. Siapa yang akan bertanggung jawab? Pemilik merk dagang, seperti Studio Ghibli, atau OpenAI sebagai pemilik model AI?

referensi: 

https://ghibliart.ai/

Lawyer Says Studio Ghibli Could Take Legal Action Against OpenAI 

Leave a comment