ARTI Benda Bawaan saat Sembahyang Kubur Tionghoa Singkawang Yakini Arwah Leluhur Sudah Makan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG – Warga etnis Tionghoa di Kota Singkawang, Kalimantan Barat (Kalbar), kembali melaksanakan tradisi sembahyang kubur. Ritual ini merupakan ritual penghormatan kepada arwah para leluhur.
Dalam ritual ini, keluarga membawa berbagai persembahan seperti daging, buah-buahan, kue, serta uang kertas sebagai simbol penghormatan dan doa bagi arwah leluhur.
“Kurang lebih sama seperti yang dilakukan turun-temurun, kita membawa makanan dan uang kertas untuk leluhur,” ujar seorang warga, Maria, saat ditemui Tribunpontianak.co.id, di Pemakaman Bukit Bintang Jalan Baru, Roban, Singkawang, Jumat 28 Maret 2025 sore WIB.
Ia mengatakan saat sembahyang, keluarga biasanya mengucapkan doa-doa dengan memberitahukan kehadirannya serta maksud kedatangan untuk bersembahyang.
“Tidak ada doa khusus yang dihafalkan, intinya kita datang memberi penghormatan dan mengingat leluhur,” tambahnya.
Baca juga: Kalender China 2025, Perayaan Imlek dan Cap Go Meh 2576 Kongzili hingga Sembahyang Kubur
Bagi masyarakat Tionghoa, tradisi sembahyang kubur memiliki makna mendalam sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur serta menjaga hubungan antara generasi sekarang dengan yang telah tiada.
“Dari orangtua sudah seperti ini, kita sebagai penerus harus menjaga tradisi ini agar tidak hilang,” katanya.
Tradisi sembahyang kubur terus dijaga sebagai warisan budaya yang memerkuat nilai kekeluargaan dan penghormatan kepada leluhur di tengah modernisasi zaman.
Lebih lanjut, Maria, mengatakan ia sudah menjalankan tradisi ini sejak kecil.
Bahkan, katanya bagi generasi muda harus tetap mempertahankan ritual yang diajarkan oleh orang tua.
“Dari kecil ikut mama, papa, jadi kita sudah tahu bagaimana ritualnya,” ujarnya.
Dalam sembahyang kubur, makanan yang dipersembahkan untuk leluhur sebagian besar akan dibawa pulang dan disantap oleh keluarga.
“Istilahnya, leluhur sudah ‘makan’, jadi kita sebagai penerus juga makan bersama,” jelasnya.
Selain itu, uang kertas yang dibawa sebagai persembahan akan dibakar setelah mendapat tanda melalui ritual khusus.
“Kita pakai benda merah itu untuk bertanya apakah sudah selesai atau belum. Kalau salah satu sisi tertutup dan satunya terbuka, berarti sudah selesai,” jelasnya.
Maria juga menyampaikan tradisi ini juga telah diatur sesuai adat. Orang yang baru meninggal belum bisa disembahyangi sebelum satu tahun.
Baca juga: Kapan Jadwal Sembahyang Kubur 2025? Cek Kalender China 2025 Lengkap Imlek 2576 Kongzili
“Seperti mama saya, baru bisa tahun depan karena belum satu tahun,” ungkapnya.
Makanan yang dibawa juga memiliki makna khusus.
Beberapa jenis kue seperti kue mekar wajib ada karena melambangkan keberuntungan dan pertumbuhan bagi keturunan yang masih hidup.
Selain itu, daging seperti ayam, daging babi, serta telur dan tahu juga menjadi bagian dari persembahan.
Meskipun zaman berubah, generasi kini di Singkawang tetap menjaga tradisi ini sebagai warisan leluhur.
“Dari dulu sudah seperti ini, jadi kita ikut agar tradisi tidak hilang,” katanya. (*)
– Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
– Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!