Informasi Terpercaya Masa Kini

Rumah Dinas Gubernur Jakarta, Jejak Sejarah yang Kini Dihidupkan Pramono

0 11

JAKARTA, KOMPAS.com – Sebuah rumah tua bergaya kolonial berdiri megah di tengah rindangnya pepohonan di kawasan elit Menteng, Jakarta Pusat.

Rumah itu bukan sekadar bangunan. Ia menyimpan sejarah panjang, menjadi saksi bisu perjalanan para pemimpin Jakarta dari masa ke masa.

Kini, rumah dinas gubernur yang beralamat di Jalan Taman Suropati Nomor 7 itu kembali mendapatkan penghuni setelah bertahun-tahun kosong.

Gubernur Jakarta, Pramono Anung, akhirnya memutuskan untuk menempati rumah dinas tersebut.

Keputusan ini datang setelah desakan dari sang istri, yang terus membujuknya agar tidak lagi menolak anugerah yang datang bersama jabatannya.

Baca juga: Gubernur Jakarta Pramono Bakal Segera Tempati Rumah Dinasnya

Rumah dinas yang penuh sejarah

Rumah dinas gubernur Jakarta bukanlah sekadar tempat tinggal bagi pemimpin eks ibu kota.

Berita Harian Kompas pada 23 Oktober 2017 menginformasikan, rumah dinas itu dibangun pada 1939, saat Indonesia masih berada di bawah kekuasaan Belanda, dengan alamat Burgemeester Bisschopplein nummer 7.

Bangunan ini pertama kali dihuni oleh Wali Kota Batavia, EA Voorneman, pada 1941.

Sejarah berubah ketika Belanda akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949.

Wali Kota Jakarta Raya pertama setelah kemerdekaan, Sjamsuridjal, menjadi pemimpin lokal pertama yang menghuni rumah tersebut.

Sejak saat itu, rumah dinas gubernur menjadi simbol kepemimpinan Jakarta yang utuh di tangan bangsa sendiri.

Baca juga: Rumah Dinas Gubernur Jakarta Akan Dihuni, Pramono: Ini Berkah untuk Semua

Para gubernur DKI Jakarta silih berganti menempati rumah ini. Sutiyoso menetap di sana selama dua periode kepemimpinannya.

Fauzi Bowo mengikuti jejaknya dengan tinggal selama lima tahun. Joko Widodo pun sempat tinggal di rumah tersebut selama dua tahun sebelum akhirnya naik menjadi Presiden RI.

Namun, tidak semua gubernur memilih menempati rumah dinas ini. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Anies Baswedan lebih memilih tinggal di rumah pribadi mereka, menjadikan rumah dinas hanya sebagai tempat menjamu tamu dan menggelar acara resmi.

Kini, setelah bertahun-tahun tak dihuni secara penuh, rumah dinas gubernur itu akan kembali diterangi lampu-lampu keluarga.

Desakan istri yang membuat Pramono luluh

Dalam unggahan di akun Instagram resminya, @pramonoanungw, Pramono mengungkapkan, selama bertahun-tahun menjabat di pemerintahan, sudah lima kali mendapatkan rumah dinas. Dari Denpasar Raya, Widya Chandra, hingga Kalibata, tak satu pun yang ia tempati.

“Tetapi enggak tahu kenapa tiba-tiba istri saya, berhari-hari neror saya. Dia bilang, ‘Pak, sudahlah, sesekali kita tempati rumah dinasnya,’” ujar Pramono.

Pramono sempat ragu. Namun, setelah melihat langsung rumah dinas gubernur, ia mulai mempertimbangkan.

Hal yang membuatnya luluh adalah petuah sang istri yang mengingatkannya tentang filosofi orang Jawa.

Baca juga: 5 Kali Dapat Rumah Dinas, Baru Kali Ini Pramono Mau Menempati

“Kenapa saya memutuskan saya akan tempati? Karena bahasa istri saya, ‘Kamu kan orang Jawa, kalau orang Jawa dikasih anugerah, dan ini kan jabatan gubernur, kamu enggak pernah mau, kamu nolak-nolak. Kalau kamu enggak tempati, kamu salah,’” ungkapnya.

Setelah perenungan panjang, Pramono akhirnya setuju. Ia pun memutuskan untuk menempati rumah dinas gubernur, sebuah keputusan yang diyakininya akan membawa keberkahan bagi masa kepemimpinannya.

“Mudah-mudahan ini juga menjadi berkah bagi semua dalam saya memimpin saudara-saudara sekalian,” tuturnya.

Meski sudah memastikan akan pindah, belum diketahui kapan tepatnya Pramono dan keluarganya akan mulai menempati rumah dinas tersebut.

Namun, yang pasti, rumah tua di Taman Suropati itu kini akan kembali berfungsi sebagaimana mestinya—sebagai tempat tinggal pemimpin Jakarta, sekaligus simbol kekuasaan yang kini benar-benar dihuni.

Leave a comment