Mau Perpanjang Harapan Hidup? Olahragalah Tapi Jangan Ekstrem
Tren olahraga makin meluas beberapa tahun terakhir ini di Indonesia. Fenomena ini tentu menggembirakan mengingat bangsa Indonesia masih memiliki tingkat kebugaran secara umum yang bisa dikatakan sangat rendah.
Menurut Indeks Pembangunan Olahraga yang disusun oleh Kemenpora, di tahun 2024 Indonesia IPO Indonesia mencatatkan peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,007 poin, dari 0,327 pada 2023 menjadi 0,334.
Dengan kata lain, masih banyak orang Indonesia belum mau dan sadar pentingnya olahraga (baca: journo.id) dan ini berdampak besar pada prestasi olahraga Indonesia di kancah internasional. Buktinya di Olimpiade prestasi kita ‘memble’ padahal dalam hal jumlah penduduk Indonesia terbanyak nomor 4 di dunia.
Meski di satu sisi masih banyak orang Indonesia yang malas olahraga, di sisi lain kita bisa temukan juga anak-anak muda dan kaum paruh baya yang keranjingan olahraga ekstrem semacam CrossFit, lari marathon, competitive bodybuilding, sepeda jarak jauh, dan sebagainya.
Tujuan mereka berolahraga begitu keras biasanya karena tren gaya hidup, mencari jatidiri, mencari validasi eksternal, mengisi waktu luang, mendapatkan body goal tertentu atau karena ingin lebih bugar dan sehat serta panjang umur dan menua dengan sehat.
Sayangnya, kadang sebagian lupa bahwa makin keras berolahraga, belum tentu kita makin panjang usia. Bahkan malah akibatnya bisa memperpendek usia yang biasanya diakibatkan memakai zat peningkat performa tanpa pengawasan dokter dalam jangka panjang.
More Is Not Always Better
Tim peneliti dari University of Jyvskyl, Finland, meneliti kaitan antara aktivitas fisik dan risiko kematian dalam jangka panjang dan untuk mengetahui apakah kegiatan fisik bisa menurunkan risiko kematian akibat kerawanan genetik terhadap penyakit-penyakit. Sebagai informasi, studi ini melibatkan 2.750 orang Finlandia yang lahir sebelum tahun 1958. Temuan dipublikasikan di laman sciencedaily pada 13 Maret 2025.
Hasil studi ini ternyata menunjukkan bahwa kegiatan fisik yang bersifat moderat (tidak terlalu ringan tapi juga tidak terlalu keras dan menguras energi) dalam jangka panjang memberikan manfaat paling banyak jika kita ingin memperpanjang angka harapan hidup.
Bahkan peneliti menyatakan bahwa aktivitas fisik yang terlalu ekstrem dan keras tidak membawa manfaat ekstra bagi kesehatan dan harapan hidup. Namun, dalam jangka pendek diakui memang level intensitas aktivitas fisik yang makin tinggi bisa menurunkan risiko kematian seseorang.
Lebih lanjut, peneliti mengatakan bahwa harapan hidup mereka yang olahraga keras tak jauh berbeda dari mereka yang kurang berolahraga. Dengan kata lain, berolahraga terlalu keras justru bisa membuang waktu dan mensabotase Anda dalam mencapai tujuan untuk menjaga kebugaran dan menua dengan sehat.
Jangan Terjebak Kuantitas
Mereka juga menjelaskan bahwa memenuhi anjuran untuk berolahraga intensitas moderat minimal 150-300 menit per minggu atau 75-150 menit per minggu untuk olahraga intensitas tinggi juga tidak sepenuhnya menjamin kita bisa memperpanjang harapan hidup.
Jadi olahraga tidak bisa sepenuhnya menjamin harapan hidup seseorang. Perlu ada kombinasi antara olahraga dengan variabel-variabel lain seperti perubahan pola hidup, pola tidur, pola makan, pola pikir, kesehatan mental, dan sebagainya untuk bisa memperpanjang angka harapan hidup.
Namun demikian, tentu berolahraga masih lebih baik daripada tidak sama sekali mengingat ada begitu banyak manfaat lain di baliknya. Poinnya di sini adalah jangan terpaku semata-mata pada kuantitas atau jumlah waktu yang mesti dipenuhi. Di sinilah banyak orang terjebak sebab kesehatan dan usia panjang bukan cuma soal olahraga rajin atau tidak.
Peneliti menandaskan bahwa penuaan biologis yang ditandai dengan banyaknya penyakit dalam badan lebih banyak dijumpai pada orang yang ada di dua titik ekstrem: tak pernah berolahraga sama sekali dan yang berolahraga keras setiap hari. Di saat yang sama, mereka yang berolahraga dalam dosis sedang (moderat) justru menuai lebih banyak manfaat dan bisa lebih panjang umur. Tentunya dengan seizin Tuhan. (*/)