Tidur di Dalam Mobil dengan Mesin dan AC Tetap Menyala, Berbahayakah?
KOMPAS.com – Kendaraan roda empat atau mobil sering menjadi pilihan utama bagi orang-orang yang ingin melakukan perjalanan jauh seperti mudik Lebaran.
Perjalanan jarak jauh menggunakan mobil tersebut tidak luput dari rasa lelah yang menghantui pengemudinya.
Saat kelelahan, pengemudi akan berhenti, menepi, dan mengistirahatkan tubuhnya dengan tidur sejenak di dalam mobil.
Ketika tidur, terkadang pengemudi lebih nyaman tetap menghidupkan mesin mobil dan AC-nya, terutama jika cuaca sedang panas.
Lantas, adakah bahaya tidur di dalam mobil dengan mesin dan AC tetap menyala?
Baca juga: 6 Mitos Isi BBM di SPBU: Goyang-goyang Tangki, Beli Malam Hari, dan Bayar Nominal Ganjil
Penjelasan pakar otomotif
Pakar otomotif dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Jayan Sentanuhady mengatakan, sebenarnya tidak bahaya ketika tidur dengan mesin mobil dan AC menyala. Asalkan, mobil dalam kondisi prima dan mesinnya normal.
“In case mobil masih bagus dan normal, tidak masalah sih,” kata Jayan kepada Kompas.com, Rabu (19/2/2025).
Meski demikian, secara teoritis hal tersebut sebaiknya tidak dilakukan. Karena menurutnya, masih ada bahaya yang mengintai apabila tidur di dalam mobil dengan mesin dan AC menyala.
Jayan menilai, setidaknya ada dua faktor yang membahayakan dan bahkan bisa menyebabkan penumpang di dalam mobil berisiko mengalami kefatalan hingga meninggal dunia.
“Penyebab meninggalnya penumpang di dalam mobil karena mobil diam dan AC menyala itu ada dua secara umumnya,” tuturnya.
Baca juga: Ramai soal Mengekor di Belakang Bus Bikin Bensin Lebih Hemat, Benarkah?
Faktor pertama, yakni adanya gas buang mesin yang salah satunya adalah karbon monoksida (CO), masuk ke dalam mobil.
Karbon monoksida ini berasal dari pembakaran di mesin mobil. Gas ini akan masuk ke dalam kabin mobil bila AC-nya menggunakan mode pengambilan fresh air.
“AC kan ada dua mode, mengambil udara fresh air dan sirkulasi,” ucap Jayan.
Selain itu, karbon monoksida bisa masuk ke dalam mobil melalui AC yang mengalami kebocoran.
Namun tidak hanya saat mobil berhenti saja, kebocoran ini juga bisa terjadi ketika mobil sedang melaju.
Karbon monoksida juga bisa masuk melalui seal mobil yang bocor. Lewat kebocoran seal ini, gas yang berasal dari luar mobil bisa masuk ke dalam kabin.
Baca juga: Mitos Goyang-goyang Motor Saat Isi Bensin yang Berujung Kebakaran
Dikutip dari MayoClinic, tanda-tanda atau gejala keracunan karbon monoksida, antara lain:
- Sakit kepala
- Kelemahan
- Pusing
- Mual atau muntah
- Sesak napas
- Kebingungan
- Penglihatan kabur
- Mengantuk
- Kehilangan kontrol otot
- Kehilangan kesadaran.
Bahaya kebocoran freon
Kemudian, faktor kedua, adalah terjadinya kebocoran freon di dalam kabin mobil. Kebocoran ini terjadi di pipa serta evaporator di dalam mobil.
Sebenarnya, freon tersebut tidak beracun. Namun bila kebocorannya terjadi di tempat tertutup, maka kandungan oksigen di dalam mobil akan menghilang dan membuat orang lemas secara perlahan.
“Selanjutnya, freon yang masuk ke dalam pernapasan akan menghalangi bertemunya oksigen dengan sel-sel darah dalam tubuh,” ungkap Jayan.
Jadi, secara umum, tidur di dalam kendaraan dengan posisi mobil berhenti namun mesin dan AC tetap menyala tidak disarankan, karena mengingat ada risiko-risiko di atas.
Baca juga: Angkot Terbakar Saat Isi Bensin di SPBU Sukabumi, Benarkah Ponsel Bisa Picu Kebakaran?