Informasi Terpercaya Masa Kini

Dunia 24 Jam: Trump Ingin Rusia Kembali ke G8,Keluarga Hun Sen Ingin Dibunuh,Zelensky Cemberut

0 11

Dunia 24 Jam: Trump Ingin Rusia Kembali ke G8, Keluarga Hun Sen Ingin Dibunuh, Zelensky Cemberut

SERAMBINEWS.COM – Serangkaian peristiwa mengguncang dunia dalam 24 jam terakhir, Jumat (14/2/2025).

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mengeluarkan pernyataan dengan mengusulkan agar Rusia kembali bergabung dengan kelompok delapan negara maju, G8. 

Sementara itu, Ketua Senat Kamboja Hun Sen mengaku mendapat ancaman pembunuhan terhadap keluarganya. 

Di Ukraina, Presiden Volodymyr Zelensky tampak tidak senang setelah mendengar kabar bahwa Trump melakukan panggilan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Media Barat mengomentari bahwa hasil panggilan telepon antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin merupakan tanda yang mengkhawatirkan bagi Ukraina.

Berikut serangkaian peristiwa yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

1. Trump Ingin Rusia Kembali ke Kelompok G8

Presiden AS, Donald Trump mengatakan pada 13 Februari 2025 bahwa mengeluarkan Rusia dari Kelompok G8 adalah sebuah kesalahan.

“Saya ingin Rusia kembali bergabung. Saya pikir mengeluarkan mereka adalah kesalahan. Begini, ini bukan tentang menyukai Rusia atau tidak menyukai Rusia. Ini tentang G8,” kata Trump.

Barat mengusir Rusia dari G8 pada tahun 2014, setelah Rusia mencaplok semenanjung Krimea. 

Sejak itu, G8 resmi berganti nama menjadi G7 dan hanya 7 kepala negara yang bertemu.

Rusia mengatakan tidak akan secara proaktif mengusulkan untuk kembali ke G8, tetapi siap untuk bernegosiasi tentang masalah tersebut jika diundang. 

Trump telah berulang kali mengkritik pengecualian Rusia dari G8 dan melontarkan gagasan untuk memulihkan kelompok tersebut selama masa jabatan pertamanya. 

Ketika itu usulan tersebut ditolak oleh negara anggota lainnya.

Rusia baru-baru ini membebaskan seorang warga negara Amerika yang ditahan. 

Trump mengatakan, “Rusia memperlakukan Amerika Serikat dengan sangat baik”.

Ia menyatakan keyakinannya bahwa hubungan Rusia-AS akan membaik dan bergerak menuju tujuan yang lebih besar.

Pada 12 Februari, Trump berbicara melalui telepon dengan Putin dan mengumumkan bahwa kedua negara akan memulai upaya untuk mengakhiri konflik di Ukraina.

2. Zelensky Cemberut dengar kabar Trump Telepon Putin

Trump dan Putin melakukan panggilan telepon pada 12 Februari 2025 untuk membahas diakhirinya konflik di Ukraina. 

Beberapa jam kemudian, Trump juga berbicara melalui telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

“Kami percaya kata-kata ini. Penting untuk mempertahankan dukungan dari Amerika Serikat. Saya tidak berpikir bahwa panggilan telepon itu berarti bahwa Trump perlu berbicara dengan Rusia terlebih dahulu,”

“Namun, ini tidak menyenangkan. Ukraina dan Eropa telah memperjelas posisi mereka, bahwa tidak akan ada pembahasan tentang perdamaian tanpa partisipasi Ukraina,” kataZelensky.

Zelensky menegaskan bahwa Ukraina adalah negara merdeka dan tidak akan menerima perjanjian bilateral apa pun tanpa terlibat dalam negosiasi.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan Kiev akan mengambil bagian dalam pembicaraan dengan satu atau lain cara. 

“Akan ada negosiasi bilateral Rusia-AS dan dialog dengan Ukraina,” kata Peskov.

Dalam panggilan telepon, Trump dan Putin sepakat untuk mempromosikan kontak bilateral, serta kemungkinan Putin mengunjungi Washington dan Trump mengunjungi Moskow. 

Saat berbicara dengan Zelensky, Trump tidak menyatakan kesediaannya untuk pergi ke Kiev.

3. Hun Sen dan Keluarganya Ingin Dibunuh

Ketua Senat Kamboja, Hun Sen memperingatkan pada 13 Februari 2025 bahwa ia akan “melenyapkan” siapa pun yang ingin membunuh keluarganya.

Itu terjadi setelah mengungkap rencana untuk membunuhnya menggunakan pesawat tak berawak (UAV).

“Saya menyatakan bahwa saya akan melenyapkan siapa pun yang ingin membunuh saya dan keluarga saya,” ungkap Hun Sen.

Hun Sen juga mengunggah rekaman audio percakapan antara keduanya, di mana mereka membahas cara menuangkan bensin ke dalam UAV dan menerbangkannya ke rumahnya untuk menimbulkan kebakaran.

Hun Sen mengatakan ia mengetahui identitas orang-orang yang merencanakan pembunuhan tersebut tetapi tidak akan mengumumkannya ke publik 

“Kita perlu melenyapkan para ekstremis dan orang-orang yang melakukan kekerasan terlebih dahulu,” katanya. 

Pada 11 Februari, Hun Sen mengatakan pasukan keamanan Kamboja telah menggagalkan rencana untuk menyerang rumah pribadinya di kota Takhmao, provinsi Kandal, dengan menggunakan UAV. 

Ia mengatakan seorang tersangka telah ditangkap dan mengisyaratkan lebih banyak orang yang terlibat dapat ditangkap.

4.Hamas kembali membebaskan sandera

Gerakan Islam Hamas di Jalur Gaza mengumumkan pada 13 Februari 2025 bahwa mereka akan melanjutkan perjanjian gencatan senjata dengan Israel dan melaksanakan pembebasan sandera yang direncanakan.

Hamas mengeluarkan pernyataan setelah pertemuan perwakilan dengan Mesir dan Qatar mengenai ketentuan gencatan senjata, yang difokuskan pada memastikan perlindungan bagi warga Gaza, menjaga bantuan kemanusiaan, dan isu-isu lainnya.

“Pembicaraan berlangsung positif. Mesir dan Qatar menegaskan bahwa mereka akan memantau situasi untuk menyingkirkan hambatan dan menghilangkan perbedaan,”

“Kami menegaskan bahwa kami akan terus melaksanakan kesepakatan, termasuk pertukaran sandera seperti yang direncanakan,” kata Hamas.

Hamas sejauh ini telah membebaskan 16 sandera Israel dan masih menahan 73 orang di Gaza. 

Israel telah membebaskan total 656 tahanan Palestina. 

Hamas telah merencanakan untuk membebaskan tiga sandera pada tanggal 15 Februari tetapi pada tanggal 10 Februari mengumumkan penundaan yang tidak terbatas, menuduh Israel melanggar gencatan senjata.

Israel membantah tuduhan tersebut dan memperingatkan akan melanjutkan operasi jika Hamas tidak membebaskan para sandera. 

Presiden AS Donlad Trump juga memperingatkan Hamas bahwa jika para sandera tidak dibebaskan pada siang hari tanggal 15 Februari, ia akan mengusulkan pembatalan gencatan senjata.

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Leave a comment