Apa Itu Ikan Coelacanth? Spesies Ditemukan Nelayan di Gorontalo Utara
TRIBUNGORONTALO.COM-Coelacanth adalah salah satu ikan purba yang masih hidup dan dapat ditemukan di perairan Indonesia.
Coelacanth disebut sebagai ikan purba karena sudah ada sejak 360 juta tahun yang lalu dan diperkirakan bisa hidup hingga 60 tahun atau lebih.
Peneliti ikan di Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Fahmi mengungkapkan bahwa coelacanth atau ikan raja laut saat ini belum dinyatakan punah di Indonesia.
“Ikan coelacanth saat ini masih bisa ditemukan di perairan utara Sulawesi dan Teluk Cenderawasih. Dengan begitu, ikan tersebut belum dinyatakan punah di Indonesia,” ujarnya kepada Kompas.com, Senin (8/5/2023).
Ia mengatakan, secara umum sebaran ikan purba ini dimulai dari utara Sulawesi sampai perairan sekitar Biak di Papua. Selain itu, coelacanth juga pernah ditemukan di perairan Raja Ampat.
Baca juga: Siswa Kelas 2 SD Mendadak Buta Permanen Akibat Keseringan Makan Sosis dan Nugget Sejak Kecil
Kendati demikian Fahmi menyebutkan, coelacanth hidup di perairan yang dalam, sehingga dibutuhkan survei khusus untuk dapat mengetahui keberadaannya.
“Kedalaman hidup ikan coelacanth lebih dari 150 meter di bawah laut. Biasanya, ikan ini juga ada di daerah lereng atau slope yang curam,” pungkasnya.
Mengenal ikan coelacanth
Dikutip dari Wired, coelacanth merupakan spesies ikan yang namanya berasal dari bahasa Yunani, yaitu coelia (berongga) dan acanthos (duri), yang artinya adalah ikan dengan duri berongga.
Ikan purba tersebut dapat mencapai panjang lebih dari enam kaki dengan berat 200 pon atau sekitar 90 kilogram.
Selain itu, coelacanth juga terdiri dari dua spesies, di mana keduanya merupakan ikan yang langka.
Kedua spesies itu adalah coelacanth Samudra Hindia barat (Latimeria chalumnae) yang hidup di laut lepas pantai timur Afrika, dan coelacanth Indonesia (Latimeria menadoensis) yang dapat ditemukan di perairan Sulawesi, Indonesia.
Bentuk Ikan coelacanth
Dilansir dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (RI), coelacanth memiliki bentuk yang khas dan mudah dibedakan dengan jenis ikan lainnya.
Ikan purba tersebut memiliki bentuk sisik yang berbeda secara signifikan di beberapa bagian tubuh.
Dari bagian depan ke belakang, ukuran sisik cenderung menurun atau lebih kecil.
Melanofor (sel pigmentasi warna) lebih banyak terkonsentrasi pada bagian atas tubuh ikan daripada bagian perutnya.
Sementara itu, sirip lobus punggung, daerah dubur, dan sirip lobus anus memiliki berbagai bentuk pada masing-masing spesies, walaupun pada bagian tubuh yang sama.
Baca juga: Ikan Purba Coelacanth Ditemukan di Gorontalo Utara, Diduga Sedang Hamil
Terancam punah
Meskipun ikan coelacanth masih dapat ditemukan di perairan Indonesia, namun jumlah ikan purba itu memiliki populasi yang makin menurun.
Hal tersebut karena proses pertumbuhan, perkembangbiakan, serta rendahnya kesuburan menyebabkan coelacanth rentan terhadap ancaman kepunahan.
Sementara itu, International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan spesies coelacanth ke dalam kategori vulnerable yang artinya rentan akan bahaya kepunahan.
Coelacanth hidup di zona demersal pada kedalaman 150 hingga 200 meter dengan temperatur 17-200 Celsius.
Selain itu, spesies tersebut diduga juga dapat ditemukan di lereng berbatu di perairan dalam dan gua karbonat.
Di Indonesia, coelacanth atau ikan raja laut dapat ditemukan di wilayah Sulawesi Utara, Biak dan Raja Ampat (Papua Barat).
Termasuk ikan yang Dilindungi
Secara internasional, coelacanth Indonesia atau Latimeria menadoensis termasuk dalam spesies Appendix 1 CITES yang berati tidak diperbolehkan untuk diperdagangkan.
Sejalan dengan regulasi internasional, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menerbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Jenis Ikan yang Dilindungi.
Detik-detik Nelayan Gorontalo temukan ikan Coelacanth
Beredar penampakan ikan Coelacanth atau ikan purba tak lazim ini menghebohkan warga gorontalo pada Rabu (15/1/2025).
Ikan tersebut ternyata ditangkap Oskar Kaluku, nelayan Desa Imana, Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.
Banyak orang menyebut ikan mirip ikan purba Coelacanth. Saat ini ikan tersebut disebut masih diteliti pihak Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Baca juga: Identitas Korban Kecelakaan Dua Mobil di Area Perkebunan Jagung Gorontalo Utara
Ikan tersebut ternyata ditangkap Oskar Kaluku, nelayan Desa Imana, Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.
Salha Kaluku, keponakan Oskar Kaluku menceritakan ikan tersebut mendekati perahu milik pamannya.
Sang nelayan kaget karena tidak pernah melihat jenis ikan tersebut. Oskar sempat mengira ikan tersebut adalah ikan sejenis goropa.
“Ikan itu ditemukan pada pukul 15:00 Wita. Awalnya ia melihat ikan sedang bermain didekat perahun. Dia pun kaget melihat ikan yang tidak pernah dilihat sebelumnya, ia pun langsung mengaitkan ganco ke ikan namun patah saking beratnya ikan. Berselang beberapa menit ikan kembali lagi dan akhirnya bisa diangkat dengan sekuat tenaga di perahu,” ungkap Salha kepada TribunGorontalo.com Minggu (19/1/2025).
Katanya, sang paman berpikir ikan besar tersebut mahal harganya sehingga dia membawa pulang. Dia pun ke rumah dan memberitukan penangkapan ikan yang masih ditinggalkannya dalam perahu.
Oskar dan temannya lalu membawa ikan tersebut menggunakan sepeda motor. Saat itu ikan masih dalam keadaan masih hidup.
“Aetalah ikan ini sampai d irumah, sudah banyak orang yang mengambil gambar lalu di-posting bahkan vidio siarang langsung,” katanya
“Sepupu saya yang ada di Manado melihat postingan orang-orang dan ia meminta foto dan videonya, dan dibagikan di Portal Manado (Facebook),” jelas Salha.
Saat itu juga, Mereka dihubungi seseorang peneliti sekaligus dosen Unsrat Manado untuk mengambil ikan tersebut. Tim Unsrat tiba di kampung halaman nelayan pada Kamis (16/1/2025) pukul 06:00 Wita.
“Sebelum peneiliti datang, kami sempat bingung ikan ini mau diapakan karena sudah ditanya sama warga sekitar yang sudah berusia 80 tahun, mereka juga belum pernah melihat ikan seperti ini,” ungkapnya.
“Sebelum dapat info ini adalah ikan purba, kami sempat berencana untuk membuangnya, namun ketika diketahui, kami menyerahkan ikan ini kepada peneliti dari Manado,” Ujar Salha.
Katanya ketika tim Unsrat datang menemui keluarga nelayan, mereka memeriksa kondisi ikan. Keluarga diberi tau bahwa ikan tersebut tidak bisa diperjualbelikan karena termasuk hewan yang dilindungi.
Menurut Salha,ketiga orang peneliti yang terdiri dari suami istri dan anaknya, “Tiga orang berbicsra seperti menggunakan bahasa Jepang,” jelasnya.
Para peneliti tersebut berjanji akan memberikan imbalan setelah dilakukan penelitian.
Kepala Desa Imana Isnain Talaban mengakui bahwa adanya penemuan jenis ikan langkah yang ditemukan nelayan di desanya
“Seorang nelayan Oskar Taluku menemukan ikan ini pada Kamis (16/1/2025) tepatnya pukul 16.00 Wita,” ungkap Isnain pada TribunGorontalo.com Minggu (19/1/2025).
Baca juga: Cek di cekbansos.kemensos.go.id Bansos PKH Tahap 1 Januari-Maret 2025
Oskar melihat ikan tersebut mulai mendekati perahunya, semakin lama terus mendekat sehingga ia pun penasaran dengan adanya ikan yang menghampirnya, kemudian ia langsung menangkap menggunakan alatnya.
Ikan ini tidak dipancing atau dipukat, tetapi memang mendekati perahu nelayan.
Oskar kaget dengan ikan tersebut, karena memang tidak pernah dilihat sebelumnya, ukurannya cukup besar dengan berat 41 Kilogram.
Setelah itu nelayan membawanya pulang, dan diletakan di halaman rumah kemudian difoto untuk diposting di media sosial.
“Beberapa saat setelah diposting, ada seorang peneliti asal Unsrat Manado yang melihat postingan tersebut, langsung menghubungi nelayan dan langsung berangkat Kamis malam ke Desa Imana,” Jelas Isnain
Katanya, rencananya akan ada peneliti dari Amerika Serikat yang datang ke lokasi penangkapan ikan. “Menurut peneliti ikan dalam keadaan hamil,” jelasnya.