Informasi Terpercaya Masa Kini

Generasi Z Jadi Pemain Baru di Pasar SBN Ritel, Proporsi Meningkat Tajam

0 1

Proporsi generasi kelahiran 1997-2012 alias generasi Z mulai menunjukkan peningkatan signifikan dalam kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel. Seiring dengan upaya pemerintah meningkatkan literasi keuangan dan aksesibilitas investasi bagi kelompok muda.

Direktur Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Suminto, menyampaikan minat generasi Z untuk berinvestasi terus bertumbuh. Meski generasi Millennial (1981-1996) masih mendominasi jumlah investor SBN Ritel.

Suminto menjelaskan, secara proporsi, generasi Millennial atau kelahiran tahun 1981-1996 masih mendominasi jumlah investor SBN Ritel, diikuti Gen X kelahiran 1965-1980 dan Baby Boomers kelahiran 1946-1964.

“Minat Gen Z berinvestasi di SBN Ritel semakin menguat. Terlihat di peningkatan proporsi mereka tahun 2023 dan 2024 yang terus tumbuh positif,” kata Suminto kepada kumparan, Kamis (16/1).

Berdasarkan dokumen yang diterima kumparan, per akhir 2024, total penerbitan SBN Ritel mencapai Rp 148,51 triliun atau naik Rp 110,9 triliun dari 2018 yang senilai Rp 37,6 triliun.

Pada 2024, proporsi generasi Z mencakup 11,67 persen dari total investor SBN Ritel atau sekitar 30.154 orang dari 258.391 investor. Angka ini melonjak signifikan dibandingkan pada 2018, yang hanya sebanyak 2.628 investor dari total 71.045 investor, dengan proporsi 3,70 persen.

Pertumbuhan signifikan ini didorong oleh berbagai inisiatif pemerintah untuk menarik minat generasi muda berinvestasi. Terutama dari kalangan pelajar dan mahasiswa.

“Untuk menarik investor baru, terutama dari kalangan Gen Z, pemerintah mengadopsi pendekatan edukatif dan inovatif,” jelas Suminto.

Suminto membeberkan secara rinci strategi pemerintah untuk menggaet lebih banyak lagi generasi Z dalam berinvestasi di SBN Ritel.

Pertama, meningkatkan literasi keuangan dan edukasi. Melalui program seperti ORASI Goes to Campus, SDG Talks, dan Inclusive Festival (Infest) Goes to Campus menjadi media untuk mengedukasi generasi muda.

Kedua, melakukan kampanye digital dengan memanfaatkan media sosial, podcast, dan video pendek di platform seperti TikTok dan YouTube untuk menyampaikan informasi secara menarik.

Ketiga, aksesibilitas instrumen investasi dengan minimal pembelian SBN Ritel sebesar Rp 1 juta serta pemesanan secara daring melalui platform e-SBN. Keempat, mengenalkan produk seperti green sukuk ritel dan SDG bond ritel.

Suminto menilai, pertumbuhan investor baru dari generasi Z menunjukkan keberhasilan program literasi serta aksesibilitas instrumen investasi yang ditawarkan pemerintah. Dengan karakteristik instrumen yang aman, terjangkau, dan mudah diakses, generasi muda kini semakin antusias menjadikan SBN Ritel sebagai bagian dari portofolio investasi mereka.

“Investor baru dari Generasi Z atau pelajar dan mahasiswa terus mengalami peningkatan yang mencerminkan efektivitas program literasi dan upaya pemerintah dalam memastikan aksesibilitas instrumen investasi yang aman dan menarik,” pungkasnya.

Leave a comment