KOMPAS.com – Berhemat sering kali dianggap sebagai upaya yang penuh pengorbanan, hingga membuat kita merasa tertekan.
Padahal, ada banyak cara cerdas untuk mengelola keuangan tanpa harus mengorbankan kenyamanan atau kebahagiaan.
Demikian pula menurut Founder Komunitas Gaya Hidup Minimalis “Lyfe with Less”, Cynthia Suci Lestari.
“Ada perbedaan besar antara hidup minimalis dan hidup miris,” ujarnya kepada Kompas.com, pada Selasa (31/12/2024).
Baca juga: Ini Kebiasaan Berhemat ala Keluarga Kerajaan Inggris
Gaya Hidup Minimalis Bukan Hidup Miris
Menjadi seorang minimalis berarti memiliki hidup yang lebih berkualitas, dengan meminimalkan segala sesuatu yang menjadi distraksi diri kita.
“Hidup yang lebih berkualitas dalam arti bahagia, produktif, wealthy, dan macam-macam aspek lainnya,” tambahnya.
Tren “No Buy Challenge”, gerakan yang mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam berkonsumsi, mengacu pada gaya hidup minimalis.
“Sedangkan hidup miris, adalah ketika seseorang tidak menerapkan gaya hidup frugal living (pengelolaan uang dengan bijak) dan terlalu mengutamakan berhemat, sehingga dia menyiksa diri,” jelasnya.
Menurutnya, cara berhemat yang tidak menyiksa diri adalah dengan menentukan tujuan berhemat yang jelas.
“Terkadang kita berhemat supaya punya uang di tangan, tapi tidak ada goal (tujuan) penting yang harus dicapai,” ujarnya.
Baca juga: Cegah Belanja Impulsif, Tanyakan 4 Hal Ini pada Diri Sendiri Sebelum Belanja
Ketika kita memiliki tujuan yang jelas, seharusnya kita bisa jauh lebih bijak dalam berhemat.
“Berhemat yang sehat adalah ketika kita merasa aman dan nyaman dengan pilihan kita, juga tidak menyakiti diri sendiri maupun orang lain,” jelasnya.
Berhemat harus tetap mempertimbangkan kesejahteraan diri dan orang lain, bukan hanya fokus pada uang yang tersisa di rekening.
“Jangan sampai saking berhematnya seorang ibu atau ayah, anaknya jadi enggak dikasih makanan sehat biar murah,” tutup Cynthia.