Informasi Terpercaya Masa Kini

Tren Sad Beige Parenting: Antara Obsesi Estetika Minimalis dan Tantangan Tumbuh Kembang Anak

0 2

Belakangan ini, kehidupan minimalis sudah menjadi tren baru di media sosial, dan satunya berpengaruh pada dunia pengasuhan anak, yang dikenal dengan sad beige parenting.

Lebih dari sekedar estetik, tren ini menjadi topik hangat yang memicu pro dan kontra di media sosial, terutama di kalangan orang tua muda, rentang generasi Z dan millenial akhir. 

Seperti dalam istilahnya, tren parenting ini identik dengan gaya minimalis atau elegan yang dominasi warna-warna netral seperti beige, putih, krem, dan sejenisnya. 

Namun, meskipun yang diusung terkesan natural atau alami, tren ini membawa dilema terkait obsesi orang tua dalam pengasuhan dan dampaknya terhadap kebutuhan tumbuh kembang anak. 

Awal Mula Trendingnya Sad Beige Parenting

Melansir Cleveland Clinic, pada Jumat (03/01), Konsep Sad  Beige Parenting pertama kali mencuri perhatian publik melalui video TikTok kreator Hayley DeRoche. 

Dalam video parodi yang viral, DeRoche menyindir produk anak-anak bernuansa netral yang semakin absurd, menampilkan “bayi sedih” dengan pakaian mahal namun tanpa ekspresi. 

Video ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memicu diskusi lebih dalam tentang pengaruh gaya estetika ini terhadap pengasuhan dan perkembangan anak.  

Lantas, Sad beige parenting ini pun berkembang menjadi simbol budaya modern, yang merepresentasikan gaya hidup minimalis dan berkelas, yang kemudian banyak diadopsi oleh para selebritas dan influencer. 

Pengertian Sad Beige Parenting

Secara bahasa sad beige parenting adalah gaya pengasuhan berwarna netral yang menyedihkan, merujuk pada pendekatan pengasuhan anak yang estetik dan minimalis. 

Gaya ini sering tercermin dalam dekorasi rumah, pakaian anak, hingga mainan yang semuanya bernuansa netral dan menggunakan bahan alami. 

Misalnya, dunia fashion balita saat ini dipenuhi dengan beragam inovasi dan tren, yang banyak orang tua yang terkesan memaksakan tren ini itu pada anaknya.

Baik hal itu berasal dari Inner child orang tuanya, seperti kenangan masa lalu, di mana mereka pernah berkeinginan atau berekspetasi untuk tampil demikian namun terkendala finansial atau sebagainya. 

Maupun orang tua yang terobsesi dengan design-design minimalis dalam Pinterest, sehingga cenderung memaksakan apa yang ‘lucu’ atau estetik menurutnya dibandingkan menurut anak pada usianya. 

Di mana anak sudah dituntut untuk tampil elegan dan hidup dalam dunia estetik sejak dini, menggunakan pakaian-pakaian ala pinterest, mode crushly atau versi mini estetik dari orang dewasa. 

Dampak Positif Sad Beige Parenting

Tentunya nilai kestetikan mencerminkan aspek keberlanjutan, terutama dalam dunia fashion anak, di mana mode minimalis ini cenderung bersifat timeless dan mudah di mix and match. 

Selain itu, ada juga beberapa dampak posif lainnya yang akan didapatkan, seperti sebagai berikut. 

1. Lingkungan yang Tenang

Nuansa warna netral menciptakan suasana damai yang membantu menjaga keseimbangan emosi orang tua dan anak. 

Menurut Dr. Lisa Diard dalam Cleveland Clinic, sad beige parenting merupakan bagian dari estetika, yang dianggap sebagai cara orang tua mengelola stres dalam rutinitas sehari-hari.  

2. Pilihan Ramah Lingkungan

Seperti diketahui, tren sad beige parenting ini sering menggunakan bahan alami seperti kayu atau kain organik, yang membatasi paparan bahan kimia berbahaya pada anak. 

Oleh karena itu, para ahli mempredikai lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan barang-barang yang terbuat dari plastik, maupun baju-baju bergambar karakter kartun dengan berbagai jenis warna. 

3. Peningkatan Identitas Orang Tua

Tidak hanya sekedar estetik bagi penampilan anak dan dekorasi ruangan, gaya ini memungkinkan orang tua tetap mempertahankan identitas visual mereka sambil menjalani kehidupan parenting. 

Kemudian, setelah menjadi sebuah tren terutama jika dipublish ke media sosial, ayah dan ibu tampil menciptakan branding tersendiri sebagai orang tua yang elegan, modern atau kekinian. 

Dampak Negatif Sad Beige Parenting

Namun, di sisi lain, tren ini juga memicu perdebatan tentang dampaknya terhadap masa-masa pertumbuhan dan perkembangan anak, yang di antarannya sebagai berikut. 

1. Minim Stimulasi Visual

Menurut Prof. Dr. Iswinarti dalam berita Jatim, anak-anak, terutama bayi, memerlukan paparan warna cerah dan kontras tinggi untuk mendukung perkembangan visual dan kognitif. 

Dalam hal ini, warna netral kebanyakan terkesan monoton dan diprediksi dapat menghambat stimulasi yang optimal, terutama di masa dasar tumbuh kembang anak. 

2. Keegoisan Orang Tua

Ketika estetika lebih diutamakan, sad beige parenting bisa menjadi bentuk egoisme orang tua, untuk memenuhi rasa obsesi nya terhadap hal-hal yang bersifat estetik. 

Padahal, anak membutuhkan lingkungan yang kaya warna dan tekstur untuk merangsang eksplorasi dan kreativitas mereka.  

3. Tuntutan Finansial

Meskipun terkesan sederhana, namun produk-produk dengan estetika sad beige sering kali mahal, sehingga menjadi beban finansial yang lebih bagi orang tua.

Sementara itu, manfaat yang dihasilkannya tidak selalu berbanding lurus, atau bahkan hanya memiliki kesan estetik saja. 

Dengan demikian, sad beige parenting bukanlah masalah estetika semata, melainkan juga bagaimana orang tua menyeimbangkan kebutuhan mereka dengan kebutuhan anak. 

Tentunya, memilih gaya parenting jenis ini sah-sah saja, selama orang tua tetap menyediakan variasi warna cerah dan mainan yang mendukung tumbuh kembang anak.  

Karena pada dasarnya, pengasuhan tidak hanya soal tren atau tampilan, tetapi tentang menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak secara fisik, emosional, dan kognitif. 

Dalam artian, estetika memang penting apalagi untuk menciptakan memori dan kenangan terbaik untuk anak, tetapi kebutuhan tumbuh kembang anak tetap harus menjadi prioritas utama.  

Leave a comment