Halte Ikonik Transjakarta di Ambang Penghapusan, Bagaimana Nasibnya?
JAKARTA, KOMPAS.com – Jakarta, selalu punya cerita di setiap sudutnya. Salah satu simbol modernisasi transportasi publiknya, halte-halte ikonik Transjakarta seperti Sarinah, Bundaran HI, Tosari, dan Dukuh Atas.
Dengan desain megah yang baru saja direnovasi hingga miliaran rupiah, halte-halte ini menjadi saksi ambisi besar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta untuk memberikan kenyamanan bagi warganya.
Namun, harapan besar itu seolah terancam memudar oleh rencana penghapusan rute, salah satunya koridor 1 rute Blok M-Kota yang melewati keempat halte Transjakarta.
Baca juga: Transjakarta Koridor 1 dan 2 Bakal Dihapus karena Bersinggungan dengan Jalur MRT
Hindari tumpang tindih
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Jakarta, Syafrin Liputo mengemukakan, penghapusan rute ini akan dilakukan setelah pembangunan jalur MRT Lebak Bulus–Kota rampung.
Langkah tersebut bertujuan untuk menghindari tumpang tindih moda transportasi publik untuk masyarakat.
“Contohnya untuk MRT Lebak Bulus sampai Kota (jika sudah) terbangun, maka untuk koridor satu Transjakarta dari Blok M sampai Kota itu nanti ditiadakan,” ujar Syafrin, Jumat (20/12/2024).
Hal serupa direncanakan untuk koridor 2, Pulo Gadung–Harmoni, yang akan dihentikan setelah jaringan MRT selesai.
Unit bus yang sebelumnya beroperasi di rute tersebut akan dialihkan untuk melayani rute lain yang lebih membutuhkan.
“Nanti unit busnya akan dialihkan untuk mengisi kekosongan layanan lainnya. Demikian pula halnya dengan layanan yang nantinya akan berhimpitan dengan angkutan rel,” tutur Syafrin.
Baca juga: Dianggap Akan Picu Kemacetan, DPRD Jakarta Tolak Kenaikan Tarif Transjakarta
Investasi besar yang dipertaruhkan
Namun, langkah ini bukan tak mungkin menimbulkan tanda tanya soal efektivitas investasi besar yang telah digelontorkan untuk revitalisasi halte di jalur tersebut.
Pada tahun 2022, PT Transjakarta merevitalisasi 46 halte dengan anggaran Rp 600 miliar. Empat di antaranya, seperti Halte Bundaran HI, Sarinah, Tosari, dan Dukuh Atas, dirancang menjadi ikon kota Jakarta.
Sementara itu, Departemen Humas dan CSR Transjakarta Ayu Wardhani mengatakan, Transjakarta bakal mengikuti keputusan Pemprov Jakarta terkait rencana penghapusan dua koridor itu.
“Pengoperasian transportasi publik di Jakarta merupakan kebijakan pemerintah provinsi. Tentunya kami tetap memperhatikan beberapa masukan dan saran para stakeholder, di antaranya adalah para pelanggan Transjakarta,” ujar Ayu.
Baca juga: Dishub Kaji Rencana Kenaikan Tarif Transjakarta
Padahal, halte ikonik yang telah direvitalisasi tidak hanya menghadirkan desain baru tetapi juga dilengkapi fasilitas ramah disabilitas, toilet, dan musala.
Investasi ini sejalan dengan komitmen pemerintah dan PT Transjakarta untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Namun, jika rute tersebut benar-benar dihapus, nasib halte-halte ini menjadi tidak jelas.
Sementara itu, Pemprov Jakarta dan pihak terkait masih membahas lebih lanjut rencana penghapusan rute.