Demam Babi Afrika Mulai Masuk di Kalteng, Berikut Ciri-ciri Gejalanya
PALANGKA RAYA, KOMPAS.com – Penyebaran African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika telah memasuki Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).
Kalteng kini menjadi salah satu dari 32 provinsi di Indonesia yang terpapar virus yang menyerang ternak babi tersebut.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) Kalteng, Sunarti, mengungkapkan bahwa dalam beberapa waktu terakhir, banyak kasus kematian hewan babi di Kalteng yang menunjukkan gejala terjangkit ASF.
“Saat ini, kejadian babi banyak mati dengan tanda ASF itu terjadi di Gunung Mas, Kapuas, dan Pulang Pisau,” ujar Sunarti kepada Kompas.com melalui aplikasi perpesanan pada Kamis (19/12/2024).
Baca juga: Mengenal Demam Babi Afrika dan Hog Cholera di Sumut
ASF dikenal sangat menular dan dapat menyebabkan kematian hingga 100 persen pada ternak babi, yang berpotensi mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan di sektor peternakan.
Oleh karena itu, Sunarti mengimbau para peternak babi untuk mengenali ciri-ciri penyakit ini.
Menurutnya, tanda-tanda klinis ASF sering kali mirip dengan penyakit babi lainnya, seperti Classical Swine Fever (CSF), PRRS, dan Aujeszky’s.
“Gejala yang perlu diperhatikan antara lain demam tinggi, lesu, bercak merah di kulit, serta pendarahan di hidung, kulit perut, dan telinga yang memerah,” jelasnya.
Baca juga: Mengenal G4 EA H1N1, Virus Flu Babi yang Muncul di China
Baca juga: Kementan Waspada Flu Babi Afrika, Apakah Menular ke Manusia?
Penyebab demam babi Afrika
Sebelumnya, Kepala Biro Hukum dan Humas, Sekretariat Utama, Badan Karantina Indonesia, Hudiansyah Is Nursal, juga menyampaikan bahwa penyebaran ASF telah melanda 32 provinsi.
“Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 708 Tahun 2024, penyebaran ASF sudah terdapat di 32 provinsi, meskipun tidak semua kabupaten/kota di dalam provinsi tersebut tertular,” ujarnya kepada Kompas.com pada Rabu (18/12/2024).
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Aji Muhawarman, menambahkan bahwa virus ini dapat menyerang ternak babi domestik dan babi liar di semua tingkatan umur.
“ASF sangat menular dan dapat menyebabkan kematian hingga 100 persen, sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang tinggi pada sektor peternakan babi,” kata Aji saat dihubungi terpisah pada Rabu.
Baca juga: Ditemukan di Kepri, Apa Itu Demam Babi Afrika?