Informasi Terpercaya Masa Kini

Peneliti Harvard: Orang Bahagia di Karier Miliki Pola Pikir yang Sama

0 5

JAKARTA, KOMPAS.com – Para peneliti Harvard berhasil mengungkap rahasia kebahagiaan dalam karier setelah mewawancarai lebih dari 1.000 pekerja selama satu dekade. Respondennya beragam, mulai dari CEO perusahaan besar hingga manajer dapur restoran cepat saji.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa fokus pada progress atau kemajuan, bukan pada kesempurnaan, adalah kunci kepuasan kerja. Pola pikir ini dianggap lebih berdampak dibandingkan mengejar pekerjaan impian yang sempurna.

“Temukan apa yang memberi Anda energi, pahami prioritas Anda, dan terima kompromi yang dibutuhkan untuk mencapainya,” ujar Michael B. Horn, salah satu penulis riset ini sekaligus dosen di Harvard Graduate School of Education, dilansir dari CNBC, Selasa (10/12/2024).

Baca juga: Menelusuri Jalur Karier Wirausaha

Meninggalkan Mitos “Pekerjaan Impian”

Temuan ini diterbitkan dalam buku terbaru berjudul Job Moves. Buku ini ditulis oleh Horn bersama Ethan Bernstein, profesor di Harvard Business School, dan Robert Moesta, CEO The Re-Wired Group.

Menurut Horn, konsep pekerjaan impian sering kali tidak realistis dan malah membebani. Melepaskan ideal tersebut bukan berarti kehilangan ambisi, melainkan membangun karier yang lebih seimbang dan memuaskan.

“Kemajuan tidak selalu tentang gaji besar atau jabatan tinggi. Kadang, itu berarti menerima gaji lebih kecil demi pekerjaan yang lebih bermakna, pindah lebih dekat ke keluarga, atau bahkan memulai karier baru,” jelas Horn.

Baca juga: Manfaat dan Kerugian Menjadi Kutu Loncat dalam Karier

Kompromi, Bagian dari Kebahagiaan Karier

Horn menekankan pentingnya menyadari bahwa memilih pekerjaan juga berarti memilih pemberi kerja yang membantu Anda mencapai kemajuan.

“Setiap keputusan karier melibatkan waktu, hubungan kerja, dan kompromi. Jika pilihan itu tidak sesuai dengan kemajuan yang Anda cari, Anda bisa merasa tidak puas atau bahkan terbakar habis,” kata Horn.

Sebelum membuat keputusan besar, seperti menerima promosi atau mengundurkan diri, Horn menyarankan mengevaluasi tiga prioritas utama Anda dan mempertimbangkan kompromi yang mungkin muncul.

Misalnya, apakah Anda siap menempuh perjalanan lebih jauh demi karier yang lebih berkembang? Atau, apakah Anda bisa bertahan dengan atasan yang terlalu mengontrol jika imbalannya adalah gaji yang lebih tinggi?

Baca juga: Enam Tips Sukses Karier

Harapan Realistis, Kunci Kepuasan Kerja

Horn menjelaskan bahwa prioritas seseorang dapat berubah seiring waktu. Saat sedang menabung untuk membeli rumah, gaji tinggi mungkin menjadi prioritas. Namun, di kemudian hari, manfaat seperti asuransi kesehatan yang baik mungkin lebih diutamakan.

Menerima pekerjaan yang tidak memenuhi semua kebutuhan bukan berarti menyerah, tetapi justru membantu membangun ekspektasi yang lebih realistis.

Wawancara Horn menunjukkan bahwa orang-orang yang paling puas dengan pekerjaan mereka memiliki pemahaman mendalam bahwa tidak ada pekerjaan yang sempurna.

Namun, pekerjaan yang sesuai dengan nilai-nilai pribadi atau mendukung tujuan jangka panjang bisa menjadi langkah terbaik menuju kebahagiaan karier.

Baca juga: 5 Etika Kerja yang Wajib Dimiliki untuk Tingkatkan Karier

“Menentukan prioritas dan memahami kompromi yang dapat diterima membantu Anda membuat keputusan yang lebih selaras dengan nilai-nilai Anda. Jika tidak, Anda mungkin akan merasa kecewa di kemudian hari,” ujar Horn.

Leave a comment