Tren Diet 90-30-50 Ramai di TikTok, Benarkah Efektif Turunkan Berat Badan?
KOMPAS.com – Metode diet 90-30-50 menjadi tren setelah dibagikan oleh ahli diet di Philadelphia, Courtney Kassis di media sosial TikTok pada Mei 2023.
Metode ini diperkenalkan setelah Kassis didiagnosis menderita penyakit Hashimoto yang menyebabkan komplikasi kesehatan lebih lanjut dan kesulitan menurunkan berat badan.
Diet 90-30-50 adalah metode diet yang mengharuskan pelakunya mengonsumsi 90 gram protein, 30 gram serat, dan 50 gram lemak dalam sehari.
Metode ini berbeda dengan diet defisit kalori yang mengurangi asupan kalori harian yang bisa dibakar oleh tubuh.
Kassis mengeklaim, metode diet 90-30-50 mampu menurunkan berat badannya sebanyak 15 pon atau sekitar 6 kilogram (kg) dalam waktu dua bulan.
Penurunan berat badan banyak semakin banyak setelah diet tersebut dilakoninya selama dua tahun.
“Saya mengembangkan metode 90-30-50 setelah mengalami sendiri perjuangan saya dengan penurunan berat badan selama dua tahun, meskipun menganut filosofi konvensional ‘makan lebih sedikit, lebih banyak bergerak’,” kata dia, dikutip dari Womens Health Mag.
Selain menurunkan berat badan, Kassis menyampaikan, manfaat diet 90-30-50 adalah meningkatkan keseimbangan gula darah, pengaturan hormon, mengurangi peradangan, dan meningkatkan metabolisme tubuh.
Lantas, seberapa efektif diet 90-30-50 untuk menurunkan berat badan?
Baca juga: Mengapa Rutin Jalan Kaki tapi Berat Badan Tidak Turun? Ini 10 Penyebabnya
Manfaat 90-30-50 untuk menurunkan berat badan
Ahli diet terdaftar untuk Consumer Health Digest, Shelley Balls mengatakan, diet 90-30-50 sangat efektif untuk menurunkan berat badan.
Ia menyampaikan, konsumsi protein sebanyak 90 gram per hari mampu mempertahankan otot sehingga menjaga tingkat metabolisme tubuh tetap tinggi di tengah program penurunan berat badan.
Ini menjadi penting, supaya otot masih tetap terjaga dan hanya lemak yang terbakar selama diet.
“Mengonsumsi lebih banyak protein sepanjang hari akan membantu Anda merasa lebih puas dan membantu Anda membuat pilihan makanan yang lebih sehat,” kata Balls, dikutip dari Healthline.
Selain itu, makanan berserat juga mampu membantu tubuh merasa kenyang lebih cepat dalam waktu yang lama. Hal ini membantu mengurangi nafsu makan dan pada gilirannya menurunkan berat badan.
Sementara mengonsumsi lemak sehat bisa menjadi efek anti-inflamasi yang berperan penting dalam membantu menurunkan berat badan.
Metode diet ini juga dikaitkan dengan pembakaran lemak visceral, yaitu lemak yang berada di rongga perut, tepatnya di sekitar organ vital seperti hati, pankreas, dan usus.
“Studi menunjukkan ketika lemak jenuh diganti dengan lemak sehat, kadar kolesterol LDL menurun, lingkar pinggang berkurang, dan biomarker kesehatan lainnya membaik,” kata Balls.
Kendati demikian, ahli gizi dan ahli diet terdaftar di The Candida Diet, Trista Best mengatakan, metode diet 90-30-50 mungkin tidak efektif jika dilakukan dalam jangka panjang.
“Hal ini terutama disebabkan oleh kekakuan dalam makan yang dapat menyebabkan beberapa orang merasa terlalu dibatasi, sehingga dapat menyebabkan kenaikan berat badan kembali setelah rencana diet dihentikan,” kata dia, masih dari sumber yang sama.
Diet 90-30-50 juga belum tentu cocok untuk semua orang. Oleh karena itu, sebelum melakukannya, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter atau ahli gizi.
Baca juga: Manfaat Jahe untuk Menurunkan Berat Badan, Berapa Porsi yang Aman?
Manfaat diet 90-30-50
Selain terbukti mampu menurunkan berat badan, diet 90-30-50 juga memiliki sederet manfaat lainnya.
Berikut di antaranya:
1. Menurunkan kadar gula darah
Penelitian menunjukkan, konsumsi makanan berprotein tinggi, yakni 40 persen dari total kalori dapat memperbaiki kadar gula darah dalam tubuh.
Kandungan protein juga mampu meningkatkan rasa kenyang dan mencegah terjadinya lonjakan gula darah.
Hal ini penting bagi Anda yang ingin mencegah masalah kesehatan jangka panjang akibat kelebihan gula, seperti penyakit jantung dan diabetes.
2. Mengurangi risiko penyakit kronis
Diet 90-30-50 efektif menurunkan berat badan sehingga mencegah terjadinya obesitas dan hipertensi.
Apalagi jika metode ini diimbangi dengan aktivitas olahraga yang dilakukan secara rutin.
3. Menyeimbangkan hormon
Diet yang seimbang dengan tingkat kalori yang tepat dapat menghasilkan sensitivitas insulin yang lebih baik dan keseimbangan hormon yang terjaga.
Dilansir dari Womens Health Mag, diet 90-30-50 berdampak positif bagi penderita PCOS, gangguan hormonal yang terjadi pada wanita di usia subur.
Baca juga: 60 Polisi Gendut di Trenggalek Ikuti Program Penurunan Berat Badan
Efek samping diet 90-30-50
Meski memiliki sederet manfaat, diet 90-30-50 juga berisiko karena tidak memenuhi kebutuhan tubuh setiap individu.
“Target makronutrien individu mungkin tidak terpenuhi melalui metode ini tergantung pada tingkat aktivitas, kondisi kesehatan, atau usia,” kata Best.
Senada dengan Best, Balls juga mengatakan bahwa jika Anda tidak terlalu aktif, jumlah asupan protein 90 gram per hari mungkin terlalu tinggi untuk kebutuhan harian tubuh.
Jika asupan protein terlalu banyak, hal itu justru akan merugikan bagi sebagian orang, salah satunya bagi penderita penyakit ginjal.
Oleh karena itu, Balls merekomendasikan agar penderita penyakit ginjal berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalankan diet 90-30-50.