Fakta Menarik Abdi Dalem Keraton Jogja, Ini Tugas hingga Gaji per Bulan
Bisnis.com, JAKARTA – Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Jogja membuka lowongan untuk menjadi prajurit.
“Menjadi prajurit keraton adalah wahana pengabdian, bukan pekerjaan,” tulis Keraton Yogya dalam keterangan resminya.
Prajurit berbeda tugas dengan abdi dalem. Melansir kratonjogja.id, Abdi Dalem merupakan aparatur sipil yang bertugas sebagai pelaksana operasional.
Baca Juga : Keraton Jogja Buka Lowongan Prajurit Abdi Dalem, Ini Syarat dan Ketentuannya
Mereka dibentuk oleh Sultan untuk menjalankan roda pemerintahan di dalam keraton.
Sedangkan aparatur militernya adalah prajurit keraton, yang tugasnya untuk menjaga keadaan sekitar keraton.
Baca Juga : : Pikat Wisatawan, Keraton Kasepuhan Cirebon Hadirkan Museum Berbasis AI
Keraton memandang Abdi Dalem adalah Abdi Budaya yang mampu memberi suri tauladan bagi masyarakat luas. Hal ini ditunjukkan dengan sopan santun dan tata krama.
Ciri Khas Abdi Dalem
Adapun Ciri khas Abdi Dalem Keraton Yogyakarta yakni terletak pada pakaian, yang disebut sebagai peranakan.
Baca Juga : : Grebeg Sekaten 2024 di Keraton Surakarta Digelar 16 September
Peranakan berasal dari kata ‘diper-anak-kan’. Artinya menjadi Abdi Dalem akan dianggap seolah-olah satu saudara yang dilahirkan dari seorang ibu.
Semua Abdi Dalem memiliki busana yang sama dan menjalankan tugas tanpa mengenakan alas kaki.
Untuk Abdi Dalem perempuan, dilarang menggunakan perhiasan untuk meniadakan perbedaan antara si miskin dan si kaya.
Abdi Dalem pun memiliki kedudukan yang sama.
Ciri lain yang menarik dari Abdi Dalem yakni gaya komunikasinya yang berbeda dengan masyarakat Yogyakarta pada umumnya.
Mereka, di dalam keraton, menggunakan bahasa “Bagongan” untuk menyamaratakanperbedaan derajat dan pangkat.
Jenis Abdi Dalem
Abdi Dalem Keraton Yogyakarta dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu: Punakawan dan Kaprajan.
Adapun Abdi Dalem Punakawan merupakan abdi yang berasal dari kalangan masyarakat umum, di mana ia menjadi tenaga operasional untuk menjalankan tugas keseharian di dalam keraton.
Abdi Dalem Punakawan ini kemudian dibagi lagi menjadi dua, yakni Punakawan Tepas dan Abdi Dalem Punakawan Caos. Abdi Dalem Punakawan Tepas mempunyai jam kerja selayaknya pegawai yang bekerja di kantor.
Sedangkan Abdi Dalem Punakawan Caos hanya menghadap ke keraton setiap periode sepuluh hari sekali. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan tanda hormat dan kesetiaan sebagai abdi.
Kemudian Abdi Dalem Keprajan adalah mereka yang berasal dari TNI, Polri, dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diterima dan diangkat sebagai Abdi Dalem.
“Abdi Dalem Keprajan adalah orang-orang yang telah memasuki masa pensiun kemudian mendarmabaktikan waktu, ilmu dan tenaganya untuk membantu keraton secara suka rela,” tulis keterangan resmi Keraton Jogja.
Dasar Menjadi Abdi Dalem
Dasar menjadi abdi dalem, lengkap dengan keterangan gaji per bulan…
Dasar utama untuk menjadi Abdi Dalem Keraton yakni memiliki nilai luhur dan lolos menjalankan magang.
Setelah itu, mereka juga harus memiliki komitmen pribadi untuk “mengabdikan hidup” kepada keraton. Biasanya mereka ditandani dengan credo Watak Satriya yang artinya:
- Nyawiji: total, fokus dan selalu berserah kepada tuhan YME
- Greget: penuh penghayatan & penjiwaa
- Sengguh: percaya diri
- Ora mingkuh: tidak gentar menghadapi ujian dan hambatan
Gaji Abdi Dalem
Disebutkan bahwa menjadi seorang abdi di keraton bukan berarti akan mendapatkan honor yang tinggi.
“Alasan utama menjadi Abdi Dalem umumnya adalah untuk mendapatkan ketentraman dan kebahagiaan batin,”
Namun ada juga yang dilandasi dengan rasa terimakasih dan faktor lainnya.
Menurut jurnal karya Agus Sudaryanto bertajuk Hak dan Kewajiban Abdi Dalem dalam Pemerintahan Kraton Yogyakarta yang dikutip dari Espos, pemberian gaji Abdi Dalem dibagi menjadi dua.
Abdi Dalem Punokawan mendapat gaji dari Keraton Jogja, sementara Abdi Dalem Kaprajan tidak mendapat gaji dari keraton, tapi dari pemerintah pusat.
Pemberian gaji diambil oleh pihak keraton dari sejumlah pemasukan. Misalnya uang sewa hingga pengelolaan museum.
Gaji juga bisa diambil dari bantuan pemerintah pusat.
Penghageng Kawedanan Punokawan Purwo Budaya, GBPH Yudaningrat pada 2005 pernah menjelaskan bahwa gaji Abdi Dalem tidak banyak.
Ia menjelaskan bahwa gaji Sultan Hamengkubuwono X hanya Rp200.000 per bulan. Sedangkan para abdi dalem mendapat Rp2.000-20.000 per bulan.