Sosok Nurjanah Bangun Jalan Kampung Pakai Uang Sendiri ,Rawat Ibu Sepuh Meski Dirinya Idap Kanker
TRIBUNJATIM.COM – Kisah Nurjanah pengidap kanker bangun jalan kampung pakai uang sendiri viral di media sosial.
Aksinya berhasil menginspirasi banyak orang.
Meski mengidap kanker stadium 3, Nurjanah tetap semangat menjalani hidupnya.
Bahkan ia membuat jalan kampung lebih enak untuk dilewati warga.
Nurjanah merupakan warga warga Desa Sokowaten, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo.
Kisah Nurjanah viral karena tengah membangun jalan kampungnya dengan dana pribadi,
Dengan keberanian dan ketekunan, Nurjanah tetap berkontribusi bagi masyarakat sambil menghadapi kanker yang diidapnya.
Jalan sepanjang sekitar 100 meter tersebut dibangun tanpa menggunakan dana pemerintah sama sekali.
“Banyak sekali yang menghujat dengan konten-konten saya, tapi saya diam dan membuktikan. Bukan saya pamer, tapi inilah jalan yang saya bangun menuju rumah saya,” kata Nurjanah, dalam videonya yang dikutip pada Selasa (3/12/2024), dikutip dari Kompas.com.
Video yang diunggah Nurjanah, dengan nama TikToknya @nurjannahchannel4, tentang pembangunan jalan kampung ini telah ditonton sebanyak 1,7 juta kali dan mendapat ribuan komentar.
Kisah perjuangan Nurjanah menarik perhatian banyak orang lantaran kontennya yang menghibur.
Nurjanah juga banyak mendapat perhatian.
Sebab ia diketahui merawat ibunya yang sudah tua, di tengah kondisinya yang mengidap kanker stadium 3.
Meski dengan kondisi seperti itu, tak membuat Nurjanah patah semangat.
Bahkan, Nurjanah berhasil mengumpulkan dana puluhan juta rupiah melalui live streaming di TikTok.
Dana tersebut digunakan untuk memperbaiki dan memperluas jalan kampung yang sering terendam air selama musim hujan.
“Saya tuh sering jatuh, makanya jalan saya perbaiki agar lebih enak dilewati,” kata Nurjanah, saat diwawancarai.
Nurjanah mengatakan, pembangunan jalan kampung tersebut tidak dilakukan dalam sekali pengerjaan, tetapi dilakukan beberapa kali dengan cara mencicil sesuai dengan kondisi keuangan yang dimilikinya.
“Kalau habisnya saya kurang paham, karena misalkan ada uang, saya belikan semen. Ada uang lagi, saya beli pasir,” kata Nurjanah.
Baca juga: Pantas Pak RW Berani Kasih Hadiah Rp1 Juta Buat Warga Tangkap Maling, Tak Masalah Pakai Uang Pribadi
Sementara itu kisah lainnya, keluarga Sunardi bangun jembatan Rp 250 juta karena jalan ke rumahnya ditutup tetangga, pemilik tanah.
Keluarga itu selama ini tinggal di bantaran sungai di Kelurahan Demaan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Karena tak punya akses ke rumah, keluarga Sunardi terpaksa membangun jembatan sendiri.
Kronologinya pun terungkap.
Melansir dari Kompas.com, jembatan Rp 250 juta yang dibangun Sunardi berkonstruksi besi sepanjang 22 meter dan lebar 1,5 meter.
Jembatan itu dibangun di belakang rumah mereka untuk melintasi sungai.
Kabar mengenai pembangunan jembatan ini viral di media sosial, salah satunya melalui akun Instagram @jepara***.
Saat dikonfirmasi, Bhabinkamtibmas Kelurahan Demaan, Polsek Jepara, Bripka Suyoko, menjelaskan selama kurang lebih 27 tahun, keluarga Sunardi (70) diberi keleluasaan untuk menggunakan sisa tanah di samping rumah tetangganya yang berinisial SP sebagai akses jalan.
Baca juga: Nasib Warga Swadaya Bangun Jalan usai Dicueki Pemerintah Desa, Sepakat Iuran Hingga Rp 166 Juta
Namun, sejak Agustus lalu, jalur selebar 1 meter itu ditutup oleh SP dengan alasan kurang nyaman, dan ia berencana menutup tanahnya dengan tembok.
Keluarga Sunardi, yang terdiri dari lima kepala keluarga, tinggal di dua bangunan rumah di bantaran Sungai Kanal, tepat di belakang rumah SP.
“Berhubung sudah tidak ada kecocokan, akhirnya mulai Agustus 2024, SP memberikan waktu 2 tahun untuk bisa melewati jalan itu. Namun, karena keluarga Sunardi sudah tidak berkenan lewat, mereka memutuskan untuk membangun jembatan,” kata Suyoko saat dihubungi melalui telepon, Selasa (19/11/2024) malam.
Sejak akses jalan ditutup, keluarga Sunardi tidak memiliki pilihan lain untuk keluar masuk rumah selain menyeberangi sungai menggunakan rakit.
Pihaknya mengaku sudah mengupayakan mediasi, namun kedua belah pihak sama-sama tidak berkenan.
“Jalan pertolongan bersertifikat tanah milik SP itu mau ditutup dan keluarga Sunardi dikasih waktu 2 tahun. Saya mau mediasikan pertemukan tidak mau. Karena kedua belah pihak sama-sama punya prinsip,” sambung Suyoko.
Tak mau berlarut-larut, keluarga Sunardi kemudian merealisasikan pembangunan jembatan di belakang rumahnya senilai Rp 250 juta dengan kocek pribadi.
Jembatan berangka besi itu digarap pada 23 Agustus lalu melalui perusahaan jasa konstruksi setelah sebelumnya mengajukan perizinan ke BBWS Pemali-Juana.
“Menyadari karena selama ini menggunakan akses jalan tanah milik orang lain, maka dibangunlah jembatan karena tak ada akses lain. Keluarga Sunardi juga tak keberatan jika jalan pertolongan itu ditutup,” kata dia.
“Progres jembatan 90 persen tinggal buat lantai dan pagar samping,” lanjutnya.
Menurut Suyoko, uang sebesar Rp 250 juta untuk membangun jembatan disokong keluarga besar Sunardi yang di antaranya berstatus mapan secara finansial.
“Keluarga Sunardi saling membantu, ada yang pedagang bakso, pengusaha rosok, PLTU Jepara dan PNS. Anak-anaknya yang mapan tidak tinggal di situ,” kata dia.
“Kenapa tidak pindah saja? Karena rumah itu menyimpan kenangan sejak kecil dan orangtuanya masih nyaman tinggal di situ,” imbuhnya.
Suyoko pun berharap masyarakat bisa menyikapi dengan bijak urusan internal antara dua keluarga ini lantaran mereka juga tak mempermasalahkannya.
“Karena beberapa kali saya tembusi, mereka tidak mau masalah ini berkepanjangan, apalagi masuk medsos. Tapi berhubung sudah viral akhirnya kedua belah pihak merasa terganggu,” pungkas Suyoko.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com