Informasi Terpercaya Masa Kini

Mengapa Menag Putuskan Kurangi Anggaran Perjalanan Dinas Tahun Depan 50 Persen?

0 3

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar baru-baru ini mengatakan, bakal mengurangi anggaran perjalanan dinas hingga 50 persen.

Keputusan ini diambil setelah Nasaruddin Umar memaparkan data yang menunjukkan bahwa dampak positif dari perjalanan dinas, terutama yang dilakukan ke luar negeri, hanya mencapai 0,5 persen dari total program yang dijalankan.

Dalam acara yang digelar untuk memperingati Hari Antikorupsi Sedunia, Nasaruddin menegaskan bahwa anggaran perjalanan dinas yang besar tidak sebanding dengan manfaat yang diperoleh.

“Efek positif perjalanan dinas itu di luar negeri ada sebuah penelitian, kemanfaatannya sesuai dengan apa yang ditargetkan dengan apa yang dijalankan, itu hasilnya 0,5 persen. Jadi perjalanan dinas itu hasilnya 0,5 persen,” ujar Nasaruddin pada Senin (2/12/2024).

Baca juga: Menag Bakal Potong Anggaran Perjalanan Dinas Tahun Depan 50 Persen

Mengapa Efisiensi Diperlukan dalam Penggunaan Anggaran?

Nasaruddin mengungkapkan bahwa meskipun anggaran untuk perjalanan dinas cukup besar, hasil yang diperoleh sering kali tidak mencerminkan manfaat yang signifikan.

Perjalanan dinas sering kali dilakukan tanpa ada hasil yang jelas atau tidak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, efisiensi penggunaan anggaran menjadi sangat penting.

“Anggaran perjalanan dinas yang banyak tapi hasil dan kesimpulannya sama sekali tidak mencerminkan ada yang sesuatu yang sangat positif,” ujar Nasaruddin.

Sebagai upaya untuk mencapainya, Kemenag berencana membatasi perjalanan dinas, dan bahkan lebih memilih alternatif yang lebih efisien seperti rapat via aplikasi Zoom.

Baca juga: Akan Batasi Perjalanan Dinas, Menag: Efek Positifnya Hanya 0,5 Persen

Apa Alasan Perjalanan Dinas Bisa Digantikan dengan Zoom?

Nasaruddin menyebutkan bahwa banyak pertemuan yang sebenarnya bisa dilakukan secara virtual melalui aplikasi seperti Zoom.

Bahkan, dia menyindir perjalanan dinas yang melibatkan Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag sering kali tidak lebih dari sekadar kegiatan berjalan-jalan atau mencari oleh-oleh.

“Perjalanan dinas dilakukan ke Jakarta tiga hari, satu harinya nongol tapi hari kedua ke Tanah Abang, ke mana-mana. Apa yang dibawa pulang ke daerahnya? Koper oleh-oleh, baju kaos dan sebagainya. Tapi materi yang bermanfaat untuk umat, kepada bangsa, enggak kelihatan,” katanya.

Kenyataan seperti ini membuat Nasaruddin berpendapat bahwa banyak kegiatan yang seharusnya lebih efisien jika dilakukan secara virtual.

Dengan adanya teknologi komunikasi yang semakin berkembang, pertemuan dan koordinasi yang dulu memerlukan perjalanan jauh kini bisa diselesaikan tanpa harus mengeluarkan biaya perjalanan yang besar.

Baca juga: Potong Anggaran Perjalanan Dinas, Menag: 1 Hari Nongol, Sisanya Jalan-jalan

Bagaimana Pengurangan Anggaran Berhubungan dengan Upaya Pemberantasan Korupsi?

Salah satu alasan di balik pengurangan anggaran perjalanan dinas adalah untuk menciptakan transparansi dan efisiensi yang lebih baik dalam pengelolaan anggaran negara, serta mendukung komitmen Kemenag dalam pemberantasan praktik korupsi.

Nasaruddin Umar menegaskan bahwa penting bagi Kemenag untuk menjadi contoh dalam menghindari gratifikasi dan pemborosan.

Dengan mengurangi perjalanan dinas yang tidak efektif, Kemenag berharap bisa mengurangi peluang terjadinya penyalahgunaan anggaran.

“Kami yakin betul kalau Kementerian Agama ini mampu menjadi contoh dalam berbagai macam institusi,” ujar Nasaruddin.

Baca juga: Soroti Pemborosan Perjalanan Dinas, Menag: Setiap Sen Harus Ada Efeknya untuk Negara

Menurut dia, langkah ini sejalan dengan upaya membangun Indonesia yang lebih bersih dan transparan dari praktik korupsi.

Selain itu, dengan mengurangi perjalanan dinas yang tidak berdampak positif, anggaran yang ada bisa digunakan untuk kegiatan yang lebih produktif dan bermanfaat bagi masyarakat.

Apa Hubungannya dengan Komitmen Menag untuk Menegakkan Integritas?

Menanggapi tantangan yang dihadapi dalam mengurangi anggaran perjalanan dinas, Nasaruddin mengungkapkan komitmennya untuk tetap melaksanakan perintah Presiden Prabowo Subianto meskipun ada risiko dan tantangan besar.

Dia mengaku tidak gentar untuk menegakkan prinsip kejujuran, efisiensi, dan azas manfaat dalam setiap kebijakan yang diambil, termasuk dalam kebijakan pengurangan perjalanan dinas.

“Saya akan bangga jika bisa menghukum mereka yang melanggar, daripada hanya menerima penghargaan,” ujar Nasaruddin.

Baca juga: Potong Anggaran Perjalanan Dinas, Menag: 1 Hari Nongol, Sisanya Jalan-jalan

Mantan Imam Besar Masjid Istiqlal ini mengatakan, upaya untuk memerangi korupsi dalam Kemenag harus dimulai dengan kebijakan yang konkret, termasuk pembatasan perjalanan dinas yang tidak mendatangkan manfaat.

Dengan kebijakan ini, Nasaruddin berharap dapat menjadikan Kemenag sebagai contoh bagi institusi lain dalam hal efisiensi dan integritas.

Di akhir pidatonya, dia juga mengingatkan seluruh jajaran Kemenag untuk menjaga prinsip-prinsip kejujuran dan menghindari gratifikasi dalam bentuk apa pun yang dapat merusak integritas institusi.

“Kita harus bekerja dengan niat baik dan menghindari segala bentuk gratifikasi. Mari jadikan Kemenag lebih kinclong,” kata Nasaruddin Umar.

Baca juga: KPK Apresiasi Menag Nasaruddin Lapor Barang Gratifikasi

Leave a comment