Informasi Terpercaya Masa Kini

Donald Trump Tunjuk Kash Patel sebagai Direktur FBI, Siapa Dia?

0 9

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Presiden AS terpilih Donald Trump menunjuk Kash Patel sebagai Direktur FBI di bawah pemerintahannya yang akan datang.

Patel kini berusia 44 tahun.

Ia adalah seorang pengacara yang berpengalaman dalam bidang keamanan nasional, intelijen, dan antiterorisme.

Baca juga: Trump Tunjuk Pensiunan Jenderal Keith Kellogg sebagai Utusan Khusus Ukraina-Rusia

Kash Patel pernah menjadi anggota tim transisi Trump dan memberi nasihat kepada pemerintahan terkait pengangkatan pejabat lainnya.

“Saya dengan bangga mengumumkan Kashyap ‘Kash’ Patel akan menjabat sebagai Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) berikutnya. Kash adalah seorang pengacara, penyelidik, dan pejuang ‘America First’ yang brilian yang telah menghabiskan karirnya untuk membongkar korupsi, membela Keadilan, dan melindungi Rakyat Amerika,” tulis Trump dalam posting di Truth Social pada Sabtu (30/11/2024) malam.

“Kash akan bekerja di bawah Jaksa Agung kita yang hebat, Pam Bondi, untuk mengembalikan Kesetiaan, Keberanian, dan Integritas kepada FBI,” tambah Trump, dikutip dari Fox News.

Untuk bisa menjadi Direktur FBI, Kash Patel harus mendapatkan konfirmasi Senat AS terlebih dahulu. 

Selain itu, Direktur FBI saat ini, Christopher Wray, harus mengundurkan diri atau dipecat untuk menciptakan kekosongan jabatan.

Wray ditunjuk oleh Trump pada 2017 dan memiliki sisa masa jabatan tiga tahun dari 10 tahun masa jabatannya.

Trump menominasikan Wray setelah memecat James Comey, tetapi ia mulai memalingkan kepercayaan pada Wray sebelum ia meninggalkan jabatan sebagai Presiden AS pada 2021.

Baca juga: Donald Trump Tunjuk Scott Bessent Jadi Menteri Keuangan, Siapa Dia? 

Pandangan Trump terhadap FBI semakin memburuk setelah resor Mar-a-Lago miliknya digeledah pada Agustus 2022, dan Trump kemudian didakwa karena diduga menyimpan dokumen rahasia.

Siapa Kash Patel yang dicalonkan Trump jadi Direktur FBI?

Patel telah mendapatkan reputasi sebagai loyalis utama Trump yang menyerukan pembersihan terhadap musuh-musuh yang dianggap ada di FBI, Departemen Kehakiman, dan badan-badan intelijen.

Patel juga pernah menyebarkan kebohongan bahwa Pilpres AS 2020 telah “dicuri” dari Trump, serta teori konspirasi tak berdasar bahwa birokrat federal di “deep state” mencoba menggulingkan mantan presiden tersebut.

Patel, tanpa mengutip bukti spesifik apa pun, pun pernah menyerukan untuk mengganti pegawai negeri yang “anti-demokrasi” dalam penegakan hukum dan intelijen dengan “patriot” yang menurutnya akan bekerja untuk rakyat Amerika.

Dalam memoarnya, “Government Gangsters”. ia menggambarkan momen politik saat ini sebagai “pertempuran antara rakyat dan kelas penguasa yang korup”.

Baca juga: Trump Tunjuk Eks CEO WWE Linda McMahon sebagai Menteri Pendidikan AS

“Deep State adalah komplotan tiran yang tidak terpilih yang berpikir bahwa mereka harus menentukan siapa yang bisa dan tidak bisa dipilih oleh rakyat Amerika sebagai presiden,” tulis Patel.

“Mereka merasa bahwa mereka berhak memutuskan apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh presiden, dan yang percaya bahwa mereka memiliki hak untuk memilih apa yang dapat dan tidak dapat diketahui oleh warga Amerika,” tambahnya.

Sebagaimana dilansir NBC News, mantan pejabat FBI, anggota parlemen dari Partai Demokrat, dan pejabat Barat khawatir bahwa loyalis garis keras Trump seperti Kash Patel dapat membentuk kembali susunan dan misi lembaga penegak hukum federal paling kuat di negara itu.

Pencalonan Patel oleh Trump juga melanggar norma pasca Watergate bahwa Direktur FBI harus menjalani masa jabatan selama sepuluh tahun.

Tujuan dari praktik ini adalah untuk memastikan bahwa FBI dipandang sebagai lembaga yang tidak berpihak dan tidak melayani kepentingan politik presiden.

Direktur FBI saat ini, Christopher Wray, dijadwalkan akan menyelesaikan masa jabatan sepuluh tahunnya pada 2027.

Leave a comment