Golkar Resmi Dapat SK, Bahlil Tegaskan Jokowi dan Gibran Tak Bergabung
JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada informasi mengenai rencana Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo untuk bergabung dengan partainya.
Pernyataan tersebut disampaikan setelah Golkar menerima surat keputusan (SK) Kepengurusan Partai Golkar periode 2024-2029 dari Menteri Hukum Supratman Andi Agtas.
“Golkar ini partai yang terbuka, partai yang inklusif. Siapa pun warga negara yang mau masuk ke Partai Golkar, selagi memenuhi syarat, monggo. Golkar ini kan aset negara,” ujar Bahlil.
Baca juga: Bahlil Terima SK Kepengurusan Resmi Golkar dari Menteri Hukum Supratman Andi Agtas
“Untuk menyangkut dengan Bapak Jokowi maupun Pak Wapres, Mas Gibran, sampai dengan hari ini tidak ada informasi untuk masuk ke Partai Golkar,” tambahnya.
Bahlil juga mengungkapkan bahwa belum ada pembicaraan mengenai keinginan Jokowi untuk bergabung dengan Golkar.
Menurutnya, Jokowi telah menempatkan diri sebagai negarawan yang dapat dimiliki oleh semua partai politik.
Sementara itu, Gibran, sebagai Wakil Presiden, juga diharapkan dapat mengutamakan kepentingan semua pihak.
“Apalagi Golkar menjadi partai pendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran, jadi saya pikir kita tinggal bagaimana memberi dukungan penuh dalam rangka pembangunan untuk mewujudkan gagasan-gagasan besar Pak Prabowo dalam mensejahterakan Indonesia,” imbuh Bahlil.
Baca juga: Bahlil Terima SK Kepengurusan Resmi Golkar dari Menteri Hukum Supratman Andi Agtas
Isu mengenai kemungkinan Jokowi dan Gibran bergabung dengan Partai Golkar muncul setelah kepemimpinan partai beralih ke tangan Bahlil.
Namun demikian, hingga saat ini, keduanya belum merapat menjadi anggota kader partai beringin.
Di sisi lain, Jokowi juga disebut-sebut memiliki kemungkinan untuk mendirikan partai politik baru dan menjadi ketua umumnya.
Hal ini diungkapkan oleh Bendahara Umum relawan Pro Jokowi (Projo) Panel Barus, yang menyatakan bahwa Projo bisa bertransformasi menjadi partai politik yang dipimpin oleh Jokowi.