KOMPAS.com – Semua orangtua ingin menjaga anaknya agar tidak terkena masalah dan bahaya. Namun, kita tidak bisa terus-menerus menjaganya dan melindunginya secara berlebihan.
Hal itu bisa menyebabkan orangtua menjadi overprotektif pada anaknya. Di mana hal tersebut justru akan berdampak buruk, mulai dari membuat anak menjadi tidak bertanggung jawab, manja, merasa terkekang, hingga tidak percaya diri.
“Sebaiknya orangtua mulai percaya pada kemampuan anak melindungi dirinya sendiri, sesuai kapasitas dan usianya,” ujar Psikolog Anak dan Keluarga Samanta Elsener ketika diwawancarai Kompas.com, belum lama ini.
Untuk itu, orangtua perlu membekali anak cara untuk menjaga dirinya sendiri.
Baca juga: Ketahui Ciri-ciri Orangtua Overprotektif terhadap Anak
“Menjaga diri sendiri dapat dilakukan dengan rutin memberikan instruksi ke anak,” ujarnya.
Orangtua dapat memberikan intruksi dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan aturan dan konsekuensi yang jelas.
Dengaan begitu, anak menjadi tahu apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
“Orangtua juga bisa mengajarkan cara menjaga diri melalui pendekatan story telling,” ungkap Samanta. Story telling adalah membacakan suatu cerita pada anak.
“Misalnya dengan membacakan buku atau bedah buku,” tangkas Samanta.
Pilihlah buku yang menceritakan seputar cara menjaga diri dan memiliki nilai moral.
Misalnya, buku yang mengajarkan rasa malu, cara menolak jika ada yang ingin menyakitinya, cara membela diri, dan cara berteman dengan baik.
Baca juga: Hati-hati, Overprotektif Bisa Sebabkan Anak Kurang Percaya Diri
Ceritakan buku tersebut dan ajak anak untuk berdiskusi tentang isi ceritanya. Melalui buku, pesan dapat tersampaikan dengan mudah.
Story telling juga dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis anak.
“Keterampilan berpikir kritis juga perlu dipraktikkan,” ujar Samanta. Dengan begitu anak menjadi tahu bagaimana cara mencari solusi dan keluar dari suatu masalah.
Dengan story telling, orangtua dapat mengajarkan anak untuk menjaga dirinya sendiri tanpa perlu bersikap overprotektif.
Baca juga: Hati-hati, Orangtua Overprotektif Bisa Bikin Anak Depresi