Informasi Terpercaya Masa Kini

Devi,Murid SD di Palembang Tak Mau Makan Gratis di Sekolah karena Ingin Bawa Pulang untuk Ibunya

0 2

Kisah Devi yang memilih membawa pulang makan siang gratis bergizi miliknya untuk diberikan ke sang ibu pun viral di sosial media. 

PROHABA.CO, PALEMBANG – Kisah sedih dan mengharukan terjadi saat dilakukan ujioba program makan bergizi gratis di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).

Dalam kegiatan yang dilaksanakan Polda Sumsel dalam rangka menggaungkan program yang dicanangkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto itu, ada seorang murid yang tidak mau makan bergizi gratis ke sekolah karena ingin membawa pulang untuk ibunya di rumah.

Murid itu bernama Devi.

Ia merupakan murid kelas 5 SDN 166 Palembang.

Kisah Devi yang memilih membawa pulang makan siang gratis bergizi miliknya untuk diberikan ke sang ibu pun viral di sosial media. 

Terungkap, ibu Devi bekerja sebagai seorang Asisten Rumah Tangga (ART).

Sedangkan ayahnya sudah meninggal dunia sehingga tugas mencari nafkah digantikan oleh ibunya. 

Hal ini diketahui dari postingan akun instagram @ditresnarkobapoldasumsel. 

“Untuk mama katanya, pas saya datangi saya tanyakan.

Katanya untuk mama di rumah, nangis dia. 

Itu murni spontan terjadi, saya juga awalnya tidak tahu kalau ada siswi yang tidak makan makanannya,” ujar Plt Kasubag Renmin Ditresnarkoba Polda Sumsel, AKP Yetty Gultom, dikutip dari Tribunnews.com.

Yetty menjelaskan, Polda Sumsel pada Senin (11/11/2024) mendatangi SDN 166 Palembang untuk menjalankan program makan siang bergizi gratis yang digagas Presiden Prabowo Subianto.

Namun ketika memasuki ruang kelas Devi dan membagikan kotak nasi berisi lauk pauk dan sayuran, Yetty heran melihat Devi satu-satunya murid di dalam kelas itu yang tidak memakan makanan yang sudah diberikan.

Devi tak kuasa menahan tangis saat ditanya alasan dirinya tidak mau makan makanan bergizi gratis yang dibagikan seperti teman-temannya.

Tak menyentuh menu, Devi justru ingin membawa pulang makanan tersebut untuk dimakan bersama ibunya di rumah.

Dalam video yang beredar terlihat Devi duduk di meja, sedangkan teman-temannya mulai lahap menikmati makanan yang berisi nasi dan lauk pauk.

Seorang polisi wanita (polwan) yang mengenakan rompi bertanya, mengapa Devi tidak menyantap makanannya.

“Kenapa enggak dimakan, sayang?” tanya Polwan tersebut.

“Untuk mama,” jawab Devi dengan mata berkaca-kaca.

Meskipun dibujuk untuk menyantap makanan, Devi tetap ingin membawa makanan tersebut pulang.

“Nanti Devi lapar?” tanya petugas.

“Enggak,” jawab Devi singkat.

Devi merupakan anak yatim karena ayahnya sudah meninggal dunia.

Sejak itu, ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sekitar kediaman mereka kawasan Balayudha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Papa sudah meninggal. 

Mama ngepel di rumah orang,” kata Devi dengan suara lirih.

Polwan yang menanyai Devi tampak tidak bisa menahan air mata melihat kisah sedih yang dialami murid SD tersebut.

Di akhir video, teman-teman Devi memberi semangat kepadanya.

Setelah mengetahui alasan Devi, AKP Yetty mengaku tak bisa menahan rasa haru karena melihat bocah tersebut yang rela tidak memakan makanannya dan memilih untuk menikmati bersama ibunya di rumah.

Sang ibu bekerja sebagai ART, Devi juga seorang yatim yang sudah ditinggal ayahnya.

“Tak tega melihatnya. 

Dia tinggal sama ibu dan kakaknya, ibunya kerja ART tukang kerja dari jam 6 pagi sampe 2 siang. 

Ke sekolah dia jalan kaki diantar sama kakaknya.

 Mendengar itu saya ikut menangis haru, ” ujarnya 

AKP Yetty juga mengaku hari itu adalah pertama kali ia ditugaskan untuk menjalankan program makan siang gratis.

Menurutnya, program pembagian makan siang gratis ini sangat mengingatkan kepada setiap orang bahwa banyak orang-orang yang ternyata membutuhkan bantuan. 

“Artinya program ini bagus. 

Bukan kasihan tapi lebih kepada berbagi kasih untuk masyarakat yang miskin. 

Sesuai dengan perintah Kapolda Sumsel, beliau ini sangat memperhatikan masyarakat yang miskin,” katanya.

Yetty menambahkan, pihaknya berencana akan memberikan bantuan pula ke kediaman Devi.

“Insya Allah kalau sudah diizinkan pimpinan mau ke rumahnya rencana mau beri bantuan tali asih,” ucap AKP Yetty.

Ibunda Devi Tak Tahu Anaknya Tidak Makan di Sekolah

Masih dikutip dari Tribunnews.com, Suryati (50), ibu dari Devi sungguh kaget ketika putri bungsunya itu membawa pulang makan siang gratis.

Kepada Tribunsumsel.com, Suryati yang merupakan ibu tiga anak dan nenek satu cucu ini menjelaskan, pada hari itu Devi setelah pulang sekolah mendatanginya ke tempat kerja.

“Waktu dia pulang ke tempat saya kerja, katanya mamak, pulang ada nasi, sudah makan belum. 

Ada 4 kotak dia bawa dikasih ibu Polwan Polda. 

Saya jawab iya nanti mamak pulang lanjut kerja dulu,” ujar Suryati saat dijumpai di rumahnya, di Jalan Balayudha Dalam, Kelurahan Ario Kemuning, Kecamatan Kemuning, Kota Palembang, Sumsel, pada Senin (18/11/2024).

Setelah pulang bekerja, Suryati melihat kotak makan siang yang dibawa anaknya itu dan kemudian mereka berdua menyantap bersama. 

“Disisakan dua lagi untuk kakaknya yang lagi bekerja,” ujar Suryati.

Di hari itu, Suryati belum mengetahui jika Devi rela tidak memakan makan siang seperti teman-temannya yang lain di sekolah dan justru ingin diberikan kepadanya.

Suryati baru mengetahui setelah dua hari kemudian saat anaknya yang nomor dua menunjukkan video percakapan Devi dengan Polwan saat ujicoba pembagian makan siang gratis di sekolah.

“Awalnya tidak tahu kalau ada video Devi di IG, baru hari Rabu malam saya dikasih lihat sama anak saya yang nomor dua. 

Katanya adek masuk Instagram, ” ujar Suryati dikutip dari Tribunnews.com.

Suryati tak bisa menahan tangis ketika mendengar percakapan Devi di dalam video tersebut.

“Gimana tidak nangis dek, dia bilang nasinya tidak dimakan karena untuk saya terus ditanya ayahnya kemana. 

Dijawab Devi sudah meninggal (ayahnya),” katanya sambil mengusap air mata.

Sejak suaminya meninggal pada Juli 2023 lalu, Suryati banting tulang dengan bekerja sebagai ART diupah Rp 700 ribu per bulan.

Uang tersebut digunakan untuk keseharian Devi dan kebutuhan lain.

Ia dan Devi tinggal bersama di satu kontrakan yang disewa anak sulungnya yang sudah berkeluarga.

“Di kontrakan ini kami tinggal berenam karena ada menantu dan cucu. 

Dulu sewaktu almarhum suami masih ada, kami ngontrak di tempat lain. 

Setelah suami meninggal jadi gabung sama anak yang pertama, sudah hampir 8 bulan,” tuturnya.

Suryati selalu mengajarkan kepada anaknya untuk tidak iri melihat kondisi orang lain dan harus menjadi orang yang mandiri. 

Devi juga berkeinginan untuk membuat pedapuran di makam almarhum ayahnya.

“Dia pernah cerita kalau temannya bawa uang ke sekolah banyak. 

Saya selalu berpesan sama Devi, tidak apa-apa kita harus mandiri. 

Terus dia bilang juga kalau ada rezeki mau buat pedapuran untuk makam ayah,” ungkapnya.

Sosok Devi

Di sekolah, Devi termasuk sebagai murid yang sedikit pendiam namun selalu terbuka dengan teman yang dekat dengannya.

“Anaknya agak introvert ngobrol seadanya, tapi semangat belajarnya ada,” ujar Wali kelas Devi, Sherli, Senin (18/11/2024).

Namun hal tersebut tidak terjadi jika Devi bertemu dengan teman yang akrab dengannya.

“Tapi kalau ketemu circle atau temannya yang akrab dia selalu aktif sering ngobrol. 

Kalau lagi ikut pelajaran olahraga ketemu saya, dipanggilnya saya,” sambung Sherli.

Sehari-hari pulang pergi sekolah, Devi berjalan kaki dari rumahnya yang berjarak kurang lebih 15 menit.

“Sering jalan kaki dia pergi sekolah, pulang juga begitu setahu saya. 

Sebab kakaknya sudah besar semua, ibunya kerja dari pagi. 

Dia tiga bersaudara Devi anak bungsu,” katanya.

Sherli juga mengaku sering berkomunikasi dengan ibu Devi, untuk memberikan kabar mengenai sekolah.

“Komunikasi dengan ibunya Devi cuma lewat handphone kalau bertemu belum pernah, ” ungkap Sherli dikutip dari Tribunnews.com.

Kepala SDN 166 Palembang, Yumarsih, juga mengatakan hal yang sama. 

Menurut Yumarsih, keseharian Devi dikenal sebagai murid yang pendiam.

“Anaknya kalau bicara seadanya, dan ya memang dari kalangan keluarga kurang mampu. 

Kalau untuk pelajaran di kelas bisa dibilang siswi yang mampu menyerap pelajaran sebab pernah masuk 10 besar,” katanya.

Program makan siang gratis yang sedang diujicoba ini sangat membantu siswa yang bersekolah di sekolah tersebut.

“Ya termasuk Devi. 

Sebenarnya disini banyak murid yang merupakan anak yatim dan orang susah. 

Program itu bisa membantu mengurangi pengeluaran orang tua murid semoga bisa berlanjut,” tutup Yumarsih. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Murid SD Bawa Pulang Makan Siang Gratis, Ternyata Ibunda Tidak Tahu Anaknya Tidak Makan di Sekolah,

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News

Leave a comment