Meski Kumuh,Rumah ini Sudah Penuh Dipesan Turis sampai 2026,Sewa Rp8.600 per Malam Lengkap WiFi
TRIBUNJATIM.COM – Sebuah penginapan kumuh ramai dipesan wisatawan untuk menginap ini viral di media sosial.
Meski kumuh, banyak wisatawan tertarik untuk menyewa.
Bahkan rumah kumuh tersebut sudah penuh dipesan hingga 2026 mendatang.
Harga sewa per malam pun mengejutkan.
Lantas bagaimana penampakan dan harganya?
Adapun rumah kumuh yang jadi favorit waisatawan tersebut berada di Bangkok, Thailand.
Terletak di pusat kota Bangkok, Thailand, rumah ini memiliki tujuh kamar yang disewakan melalui platform Airbnb.
Meski kumuh dan sudah sangat tua dengan fasilitas sederhana, namun kenyataannya menjadi pilihan akomodasi yang diminati wisatawan.
Dikutip dari AsiaOne via Tribun Trends pada Minggu (17/11/2024), pemiliknya yang bernama Supoj menjelaskan secara terbuka kondisi akomodasi dan apa yang ditawarkannya.
Hotel ini menyediakan kamar pribadi, fasilitas dasar, Wi-Fi dan kamar mandi bersama.
Bahkan untuk bentuk kamar mandinya saja, harus menyiram dengan air dari ember.
Didalamnya sendiri dilengkapi dengan kipas angin dan kelambu, dengan tempat tidur yang diletakkan langsung di lantai.
Untuk biaya sewa kamar di akomodasi ini sangat terjangkau.
Yakni berkisar antara 19 baht hingga 360 baht atau setara Rp8.600 hingga Rp163 ribu per malam.
Salah satu kamar yang dikenal dengan nama Boss Room 3.
Bahkan sudah penuh dipesan hingga Februari 2026.
Supoj sendiri awalnya mendapatkan warisan rumah kayu dari pamannya yang meninggal dunia.
Untuk biaya renovasi rumah yang terlalu tinggi, sehingga ia memutuskan untuk menyewakan saja agar biasa mendapat uang.
Bahkan Supoj memiliki kriteria tamu yang akan menginap di rumahnya yang disewakan.
“Saya mencintai setiap tamu seperti keluarga, bayangkan Anda bersama anggota keluarga atau teman baru. Silakan [jangan ragu] menghubungi saya kapan saja selama Anda menginap jika Anda memerlukan bantuan,” tulisnya dalam deskripsi iklannya.
Mengejutkannya lagi, tamu yang menginap di rumahnya ini memberikan ulasan bintang lima dan semua kamar memiliki skor keseluruhan di atas 4,9 bintang dari total 5.
Bahkan Supoj sendiri menyediakan grup obrolan untuk berkomunikasi dengan penyewa dan sering mengantar mereka ke bandara.
Saat ini terdapat sekitar delapan hingga sepuluh penyewa yang tinggal di rumah tersebut menurut Vision Thai.
Bagaimana, minat untuk mencobanya?
Sementara itu, fenomena warga di Jakarta Pusat sampai harus ada yang tidur bergantian sekeluarga menarik perhatian.
Hal ini karena padatnya penduduk tak dibarengi dengan luasnya lahan hunian.
Bahkan sampai warga bergantian tidur di Balai RW setempat.
Kisah ini terjadi pada warga RW 12 Kelurahan Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat.
Wilayah ini memiliki luas sekitar 3,5 hektar dan dihuni oleh sekitar 1.600 kepala keluarga, dengan total populasi 2.200 jiwa.
Padatnya penduduk ini tidak berbanding lurus dengan hunian yang layak.
Ketua RW 12, Imron Buchori mengatakan bahwa warganya terpaksa tidur bergantian karena sempitnya lahan hunian.
“(Tidur) shift-nya ganti-gantian. Kenapa? Kalau bapaknya ada, anaknya ada, cucunya yang paling diprioritaskan,” ujar Imron, Senin (28/10/2024) lalu.
Imron menuturkan, ada satu rumah yang berukuran 2×3 meter di wilayahnya yang dihuni oleh 14 jiwa.
Baca juga: Istri Menyesal Tak Tahu Suami Ngutang Rp 284 Juta untuk Nikah, Rumah Ternyata Ngontrak, Mobil Disita
Menurut Imron, kondisi warganya tersebut sangatlah jauh dari kata ideal.
“Ini salah satu bentuk contoh, rumah ukuran 2 x 3 meter dihuni sampai 14 jiwa. Dari nenek sampai cucu,” kata dia.
Dengan kondisi tersebut, kata Imron, warga pun memanfaatkan tempat-tempat umum yang ada.
Seperti halaman Balai Sekretariat RW 12 untuk beristirahat.
Terkadang, ada warga yang tidur pada pagi hari karena bekerja pada malamnya, maupun sebaliknya.
Untuk beristirahat, warga memanfaatkan sekitar empat kursi panjang sebagai alas tidur mereka di Balai Sekretariat RW 12.
Beberapa di antaranya juga tidur di lantai beralas terpal.
“Setiap malam ada, pagi, siang. Jadi memanfaatkan ruang-ruang yang ada,” kata dia, dikutip dari Kompas.com.
Balai Sekretariat RW 12 juga dilengkapi dengan kamar mandi umum yang bisa menampung 12 pria dan 12 wanita.
“Mandi tinggal mandi di belakang, airnya bersih,” ujar Imron.
Baca juga: Tiap Hari Guru Intan Tempuh Perjalanan 168 Km Demi Ngajar, Tak Mengeluh Asal Bisa Rawat Ibu di Rumah
Salah satu warga, Agusyadi (50) menuturkan dirinya terpaksa menginap di balai tersebut karena rumahnya tidak cukup menampung anggota keluarga.
“Saya terpaksa tidur di sini (Balai Sekretariat RW 12), setiap malam tidur di sini,” kata Agus.
Selama lima tahun terakhir, ia memilih tidur di balai sekretariat karena rumahnya yang berukuran 4 x 6 meter tidak cukup menampung 15 anggota keluarganya.
“Jadi saya memilih mengalah saja sama adik, tidurnya di sini,” ungkap Agus, yang bersama warga lainnya menjalani kehidupan berbagi dalam kondisi yang penuh tantangan.
Meskipun situasi sulit, solidaritas di antara mereka tetap terjaga, menciptakan ikatan yang kuat di tengah kepadatan dan keterbatasan ruang hidup.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com