Peran Sektor Ritel Serap Produk Petani Peternak Dalam Negeri
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sektor ritel memegang peranan penting dalam menyediakan akses pangan bagi masyarakat. Ritel modern memiliki posisi penting sebagai standby buyer dalam menyerap sebanyak-banyaknya produk dari petani dan peternak serta membimbing petani dan gapoktan menyiapkan produknya untuk kemudian dikurasi mengikuti standar yang dimiliki oleh ritel.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Pangan Nasional/ National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi pada acara Leaders Forum di Jakarta, Kamis (14/11/2024) lalu, dalam rangkaian Hari Ritel Nasional 2024. Perayaan tersebut mengusung tema Ketahanan dan Kedaulatan Pangan di Indonesia, Mendukung Pertumbuhan Ekonomi dan Ritel Modern di Indonesia. “Ritel modern dan juga pasar tradisional harus mampu melakukan penyerapan yang dimulai dari kerja sama dengan petani lokal dan UMKM. Private label yang dimiliki ritel itu sumbernya dari local source yaitu petani peternak Indonesia yang dibina dan disiapkan untuk dapat menyediakan produk produk terbaik bagi masyarakat,” kata Arie, dalam keterangan resmi NFA, dikutip Jumat (15/11/2024). Saat ini ritel modern telah menjadi salah satu pilar kekuatan perekonomian dan ketahanan pangan nasional dengan didukung kontribusi konsumsi rumah tangga yang menyumbang sekitar 50 persen pada PDB Indonesia. “Peran ritel modern saat ini cukup besar dan tidak boleh dibenturkan posisinya dengan wet market (pasar tradisional), karena ritel modern dan pasar tradisional ini mempunyai pangsa pasar tersendiri dan keberadaan dua entitas tersebut hari ini adalah sebagai penyangga kestabilan distribusi pangan,” kata Arief. Menurutnya, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) merupakan lembaga yang selalu berkomitmen dalam mendukung dan menjaga stabilitas pasokan dan harga di tingkat konsumen. APRINDO salah satu asosiasi yang sangat penting, konsisten dan persisten untuk menjaga ketahanan pangan nasional. “Karena hari ini semua yang dikerjakan untuk ketahanan pangan nasional itu pengaruh ritel modern sangat besar khususnya sebagai standby buyer dari kegiatan-kegiatan di hulu,” ujar Arief. Terkait pemenuhan stok, ia menegaskan sumber yang utama adalah berasal dari produksi dalam negeri. “Pada saat kita sudah memiliki proyeksi 3-5 bulan ke depan produksi akan turun apapun sebabnya karena climate change atau hambatan lain maka kita harus siapkan cadangan pangan. Jadi sudah ada Perpres-nya Nomor 125 tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah,” ungkap Arief. Ia menyebut saat ini produksi beras turun 760 ribu ton tetapi harga relatif stabil karena pemerintah mempunyai cadangan pangan pemerintah khususnya beras 1,7 juta ton. “Kalau produksi kita berlebih/over stock, sudah disimpan, kemudian ritel menyimpan sampai 2-3 bulan ke depan inventory-nya, kemudian masih berlebih juga itu waktunya kita ekspor. Contohnya bawang merah dari NTB itu bisa sampai Malaysia dan Thailand kemudian karkas/ ayam broiler itu sudah dikirim ke Singapura dan Tiongkok. Ini artinya ekspor kita ada dan peran ritel modern, petani dan peternak saat ini sangat baik,” kata Arief “Mari kita bangun ekosistem pangan dari hulu ke hilir yang menguntungkan semua pihak tidak boleh ada pihak yang dirugikan. Dalam 2 tahun terakhir ini dengan adanya Badan Pangan Nasional ini bisa dirasakan, saat ini nilai tukar petani 110 kemudian inflasi sangat terjaga volatile food berada di bawah 1 persen, artinya kesejahteraan petaninya baik dan inflasi terjaga. Sedangkan untuk 22 juta keluarga penerima manfaat pun dijaga oleh pemerintah dengan diberikan bantuan beras,” ujarnya. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar dapat menjaga harga pangan wajar bukan hanya di hulu tapi di juga hilir serta memastikan hasil produksi petani dan peternak dapat diserap dengan harga baik begitupun harga yang terjaga di tingkat konsumen. Dukung ketahanan pangan Ketua Umum APRINDO Roy Nicholas Mandey mengungkapkan ritel modern memiliki peran dalam mendukung ketahanan pangan dan kedaulatan pangan yang diharapkan oleh pemerintah. “Kita sebagai salah satu pelaku yang berperan menjaga ketersediaan dan stabilisasi pangan. Ritel modern mendapat penugasan pemerintah untuk menyediakan bahan pangan pokok melalui seluruh gerai ritel di Indonesia dengan harga eceran tertinggi sesuai regulasi yang ditetapkan pemerintah,” tegasnya. Menurutnya bisnis ritel adalah bisnis jaringan yang core business-nya adalah mendistribusikan artinya memindahkan barang dari pabrik/manufaktur atau yang bersumber dari petani kepada masyarakat. “Peran ritel modern saat ini kami hadir di seluruh daerah wilayah indonesia. Kami memiliki peran untuk mendistribusikan bahan pangan pokok kepada seluruh masyarakat Indonesia di seluruh provinsi kabupaten/ kota bahkan sampai tingkat desa,” ucapnya. Ritel modern saat ini, kata Roy selalu membuka kolaborasi dengan berbagai asosiasi di bidang pangan untuk dapat langsung berinteraksi dan mengambil produk langsung ke produsen agar dapat memotong rantai jaringan untuk menjaga disparitas harga di berbagai daerah. “Kita sedang menginisiasi agar para peritel dapat mendapat produk langsung dari petani dan peternak sehingga memotong rantai distribusi agar harga dapat lebih baik di konsumen,” ujarnya. Dalam gelaran Hari Ritel Nasional kali ini juga diberikan penghargaaan kepada 5 ritel modern yang telah memenuhi sertifikasi halal untuk seluruh gerainya di Indonesia yakni Superindo, K3 Mart, Aeon, Family Mart dan Hypermart. Rangkaian acara juga diwarnai dengan pameran produk pangan lokal yang diikuti oleh berbagai pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang memiliki potensi besar untuk berkembang di pasar ritel nasional. Turut hadir Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Harga Pangan NFA I Gusti Ketut Astawa, Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan NFA Yusra Egayanti, Kepala Pusdatin Pangan Kelik Budiana, VP Buying and Indirect Procurement PT Lion Superindo Donny Ardianta Passa, GM Corporate Affairs PT Lion Superindo, Yuvlinda Susanta, Sekjen Aprindo Solihin serta para mitra Aprindo.