Habiskan Banyak Uang, Roket AI China Guncang Industri Antariksa AS
China memanfaatkan teknologi artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk mengoperasikan platform luar angkasa dan satelitnya. Kepala Teknologi dan Inovasi Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat (AS) Lisa Costas menggunakan China mengalami perubahan besar dalam kemampuan operasional militer di luar angkasa.
“Ini akan menjadi terobosan nyata dalam penerapan kecerdasan buatan di ruang operasional,” ungkap Costas.
China telah mengalokasikan dana sebesar USD 14,7 miliar untuk AI pada tahun ini, dan angka tersebut diperkirakan hampir dua kali lipat menjadi USD 26 miliar pada tahun 2026. Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China menekankan pentingnya AI untuk mendukung dan melindungi aset luar angkasa mereka.
Pada April, AI telah diizinkan untuk mengambil alih salah satu kamera di satelit, mengamati wilayah antara Jepang dan China yang menjadi lokasi kapal induk AS, serta perbatasan antara India dan China di mana pernah terjadi pertempuran kecil. Dalam beberapa tahun terakhir, China telah meluncurkan lebih dari 700 satelit ke luar angkasa, hingga April tahun ini.
“Ada lebih dari 160 satelit berfungsi sebagai satelit intelijen, pengintaian, dan pengawasan,” kata Costas.
Sementara itu China meluncurkan sekelompok 18 satelit komunikasi dari Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan di provinsi Shanxi pada Selasa sore. Dengan berat gabungan 4,8 metrik ton, satelit itu merupakan batch pertama dari jaringan Qianfan yang akan ditempatkan di orbit, dibawa oleh roket Long March 6A yang diluncurkan pada pukul 14:42.
Satelit jaringan itu dikembangkan oleh perusahaan SpaceSail yang berbasis di Shanghai. Jaringan Qianfan akan menyediakan layanan internet broadband berkecepatan tinggi, aman, dan andal kepada pengguna di seluruh dunia. Jaringan ini dirancang untuk terdiri dari sebanyak 10.000 satelit yang beroperasi di orbit rendah sebelum akhir tahun 2030, menurut perusahaan tersebut. Sistem berbasis luar angkasa ini sebelumnya dikenal sebagai jaringan G60.
Akademi Inovasi Mikrosatelit Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok merancang delapan belas satelit pertama dan mendapatkan kontrak untuk 306 satelit lainnya dalam jaringan Qianfan. Rencananya, sebanyak 648 satelit akan ditempatkan pada akhir tahun depan untuk membentuk versi pertama dari jaringan Qianfan. Beberapa pengamat menganggap peluncuran satelit itu adalah jawaban China terhadap konstelasi Starlink milik SpaceX.
“Dibandingkan dengan satelit yang beroperasi di orbit tinggi, satelit yang beroperasi di orbit rendah dapat merespons pengguna lebih cepat dan dapat mencakup lebih banyak tempat, terutama di wilayah lintang tinggi, sehingga lebih cocok untuk jaringan internet berbasis luar angkasa,” kata Yang Yuguang, seorang pengamat senior Industri Luar Angkasa di Beijing dan Wakil Ketua Komite Transportasi Luar Angkasa Federasi Astronautika Internasional seperti dikutip China Daily.
Namun, membangun dan menjalankan sistem satelit besar di orbit rendah tidaklah mudah karena memerlukan teknik mutakhir untuk mempertahankan akurasi posisi dari sekelompok besar satelit serta roket pembawa yang dapat digunakan kembali yang dapat menjamin peluncuran yang terjangkau. Pembuat roket milik negara dan swasta di China telah melakukan segala upaya untuk mengembangkan roket yang dapat digunakan kembali untuk memenuhi permintaan yang meningkat dari perusahaan satelit, kata Yang.
Model roket Long March 6A dikembangkan oleh Akademi Teknologi Penerbangan Luar Angkasa Shanghai sebagai kendaraan peluncuran kelas menengah. Roket ini terdiri dari booster inti berdiameter 50 meter yang menggunakan bahan bakar cair dan empat booster samping yang menggunakan bahan bakar padat.
Booster inti itu memiliki diameter 3,35 meter dan digerakkan oleh dua mesin dengan daya dorong 120 ton yang menggunakan oksigen cair dan minyak tanah. Roket ini memiliki berat lepas landas sebesar 530 ton dan ditugaskan untuk mengangkut satelit ke berbagai jenis orbit, termasuk orbit sinkron matahari, orbit rendah Bumi, dan orbit melingkar menengah.
Baca Juga: Bocoran Samsung Galaxy S25 Slim, Desain Tipis dan Kamera Ultra Mewah