Benarkah Cuka Apel Bisa Menurunkan Lemak Perut? Ini Hasil Risetnya
KOMPAS.com – Cuka apel atau cuka sari apel kerap diklaim mampu menurunkan berat badan dan mengurangi lemak perut.
Cuka apel atau apple cider vinegar (ACV) merupakan cairan dari buah apel yang dihancurkan, diperas, disuling, dan difermentasi.
Cairan ini memang bisa dikonsumsi dalam jumlah kecil sebagai suplemen karena mengandung asam asetat yang tinggi dan senyawa lainnya. Biasanya, cuka apel direkomendasikan dikonsumsi sekitar 1-2 sendok teh sebelum makan untuk mendapat khasiatnya.
Penggunaan cuka apel sebagai pengobatan sudah berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu, tepatnya 420 sebelum Masehi.
Saat itu, dokter Yunani kuno, Hippokrates, menggunakan cuka apel sebagai antibiotik alami yang mampu membunuh bakteri dan jamur serta menurunkan peradangan.
Lantas, benarkah cuka apel bisa menurunkan lemak perut?
Baca juga: Manfaat Minum Cuka Apel Campur Madu Apa Saja?
Riset cuka apel untuk menurunkan lemak perut
Dikutip dari WebMD, cuka apel dinilai tidak terlalu efektif untuk meluruhkan lemak perut atau visceral fat. Visceral fat adalah lemak yang berkumpul di dalam rongga perut dan melekat di organ vital seperti hati, usus, dan pankreas.
Hal itu dijelaskan dalam penelitian kecil yang dilakukan pada 39 orang dalam 12 minggu pada 2018 dan diterbitkan di Journal of Functional Foods.
Puluhan responden itu diminta untuk mengonsumsi 1-2 sendok makan cuka sari apel setiap hari dengan tujuan untuk menjalani diet rendah kalori.
Namun, studi ini tidak mencatat apa yang dimakan subjek penelitian selama diet atau seberapa banyak mereka berolahraga.
Awalnya, penelitian mengira bahwa asam asetat di dalam cuka apel dapat mempercepat metabolisme tubuh dan membantu menurunkan berat badan.
Akan tetapi, data tidak mendukung hal tersebut. Di samping itu, studi ini juga dilakukan dalam jangka waktu pendek.
Responden yang kehilangan lebih banyak berat badan kemungkinan karena efek asam asetat yang membuat mereka mual sehingga makan lebih sedikit dari biasanya.
Cuka apel meningkatkan rasa kenyang
Studi kecil lain yang dikutip dari Health Harvard juga menemukan bahwa konsumsi cuka apel bisa meningkatkan rasa kenyang setelah makan. Namun, hal itu diikuti dengan rasa mual.
Tak satu pun dari studi ini, dan tak satu pun yang dapat ditemukan dalam pencarian literatur medis yang secara khusus mempelajari cuka sari apel bisa menurunkan lemak perut.
Sementara itu, Robert H Shmerling di Harvard Health Publishing, Sekolah Kedokteran Harvard pada 15 juni 2023 turut meragukan klaim cuka apel yang ampuh untuk menurunkan berat badan.
Shmerling menilai, studi tentang manfaat cuka apel masih sangat terbatas. Oleh karena itu, klaim bahwa cuka apel bisa menurunkan berat badan itu tidak meyakinan.
Terlebih lagi, penggemar cuka apel pada umumnya tidak memahami kapan waktu terbaik mengonsumsinya atau berapa banyak takaran cuka apel yang ideal untuk dikonsumsi setiap hari.
Klaim cuka apel dapat meluruhkan lemak perut paling sering mengutip studi yang dilakukan pada 2009.
Studi tersebut dilakukan melalui uji coba yang melibatkan 175 orang. Masing-masing responden mengonsumsi minuman yang mengandung 0,1, atau 2 sendok makan cuka setiap hari.
Setelah tiga bulan, responden yang mengonsumsi cuka mengalami penurunan berat badan yang cukup (1-2 kg) dan kadar trigliserida yang lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak minum cuka.
Selain itu, penelitian yang dilakukan pada tikus dan mencit yang mengalami obesitas menunjukkan bahwa asam asetat di dalam cuka apel dapat mencegah penumpukan lemak dan meningkatkan metabolisme mereka.
Namun, studi tersebut belum diujikan dengan lengkap pada manusia. Kalaupun ada studi pada manusia, jumlah responden yang dilibatkan dalam studi cenderung terbatas dan waktu studinya tidak terlalu panjang.
Baca juga: Cuka Apel Bermanfaat untuk Apa Saja? Ini 4 Daftar Khasiatnya
Klaim cuka apel untuk menurunkan lemak perut
Ahli gizi Inggris pendiri klinik gizi Rhitrition, Rhiannon Lambert menyampaikan, klaim cuka apel untuk menurunkan berat badan kurang didukung dengan riset yang kuat dengan jumlah responden yang memadai.
“Kita memerlukan jumlah sampel yang lebih besar untuk membuktikan manfaatnya dalam penurunan berat badan,” kata dia, dikutip dari Kompas.id.
Terbatasnya studi tersebut, kata Lambert, membuat klaim cuka apel untuk menurunkan berat badan belum dipahami secara utuh.
Karena itu, Lambert mengelompokkan cuka apel sebagai ”bahan pangan kesehatan halo” alias health halo food atau bahan pangan yang diklaim berlebihan hingga tampak lebih baik dibandingkan dengan bahan pangan lain.
Bahan pangan lain yang termasuk dalam kelompok ini adalah superfood yang juga sempat populer beberapa tahun terakhir.
Menurut dia, banyaknya orang yang masih percaya bahwa cuka apel bisa menurunkan berat badan berasal dari kabar yang beredar di internet dan belum diverifikasi melalui penelitian ilmiah yang independen.
Selain itu, rendahnya risiko mengonsumsi cuka apel juga membuat banyak orang mau mencoba metode diet ini meski tahu bukti yang mendukung klaim tersebut terbatas atau tidak kuat.
”Alasan orang-orang mengonsumsi cuka apel umumnya hanya karena mereka mengira cuka apel memiliki manfaat kesehatan,” kata dia.
Baca juga: Bolehkah Cuka Apel Diminum Saat Alami Asam Lambung? Ini Penjelasannya
Risiko mengonsumsi cuka apel
Di sisi lain, mengonsumsi cuka apel terlalu banyak justru mendatangkan risiko buruk bagi kesehatan tubuh karena bisa mengiritasi kerongkongan.
Risiko ini dapat terjadi karena kadar asam di dalam cuka apel tinggi. Oleh karena itu, cuka apel dilarang dikonsumsi langsung tanpa campuran air.
Cuka juga dapat mengubah kadar insulin sehingga penderita diabetes harus sangat berhati-hati dengan diet yang mengandung banyak cuka.
Konsumsi cuka apel yang berlebihan juga bisa menyebabkan iritasi lambung dan kerusakan enamel gigi.
Untuk menghindari masalah ini, jangan lupa untuk selalu encerkan cuka dan minumlah sesuai dengan dosis yang direkomendasikan.