Aroma Parfum Favorit di Dubai Ternyata Berasal dari Indonesia
JAKARTA, KOMPAS.com – Masyarakat keturunan Arab dikenal menyukai aroma parfum-parfum yang semerbak. Demikian pula dengan masyarakat di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Mereka bahkan memiliki museum parfum sendiri yang ada di dalam kompleks Al-Shindagha Museum di pinggir Dubai Creek.
Kompas.com mendatangi tempat yang dinamakan Perfume House itu. Museum ini berada di sebuah bangunan dengan arsitektur gaya Dubai tempo dulu dengan dinding berwarna coklat. Begitu masuk ke dalam, sebuah ruang eksibisi cukup luas langsung menyambut.
Baca juga:
- Resorts World Cruises Berlayar dari Dubai, Rasakan Pengalaman Pesiar Khas Timur Tengah
- Resorts World Cruises Resmi Berlayar dari Dubai 3 Kali Seminggu
Tampak tabung-tabung panjang transparan berisikan contoh-contoh bahan dasar parfum. Ada beberapa bahan dasar pembuat parfum yang menjadi ciri khas parfum di tempat ini, yang paling favorit adalah Oud. Lainnya seperti mawar, saffron, musk, dan yas.
“Di sini orang paling banyak suka pakai parfum aroma Oud. Kamu tahu dari mana Oud di sini berasal?” tanya sang petugas museum kepada kami.
Kami pun menggeleng tanda tak tahu.
“Ini dari negara kalian, Indonesia,” ujarnya tersenyum sambil menunjuk sebuah gambar peta Indonesia dalam papan informasi yang menjelaskan sejarah asal muasal Oud yang terkenal di UEA ini.
Baca juga: Menikmati Wisata Keluarga di Dubai, Kota Ramah Anak dengan Ragam Atraksi
Selesai berkeliling melihat berbagai aroma favorit parfum di Dubai, kami pun berkeliling ke bagian lain dari museum ini.
Dalam gedung yang sama, terdapat sebuah ruangan yang berisikan barang-barang bersejarah dan layar interaktif.
Layar itu menceritakan soal sejarah parfum bagi masyarkat emirati (sebutan bagi penduduk asli UEA).
Rupanya, parfum ini bermula dari tradisi keluarga kerajaan yang gemar meracik sendiri parfum mereka dari tumbuh-tumbuhan yang mereka dapat.
Pada masa perang, para orangtua ataupun istri bahkan diceritakan selalu menyemprotkan parfum ke jubah anak-anak pria ataupun suami mereka yang hendak berperang.
Bahan dasar pembuat parfum bahkan digunakan pula untuk pelindung kulit dari cahaya matahari, hairspray, bahkan kapas isian bantal guling.
Baca juga:
- Rekomendasi Tempat Wisata Saat Transit Umrah di Dubai, dari Kota Tua hingga Museum Supercanggih
- Kapan Waktu yang Tepat untuk Wisata ke Dubai?
Masyarakat di Dubai sangat senang dengan aroma wangi. Di berbagai kesempatan mereka selalu menyemprotkan parfum. Misal selesai beribadah, hendak berpergian ke luar rumah, hingga saat pesta syukuran.
Tak hanya itu, wangi-wangian parfum bahkan kerap digunakan dalam kalimat-kalimat indah puisi para pujangga emirati.
Sebagai informasi, Perfume House ada di dalam kompleks Al-Shindagha Museum. Tiket masuk Parfume House satu paket dengan Al-Shindagha Museum yakni 50 dirham UEA (sekitar Rp 213.040). Ada harga spesial bagi pelajar dan juga bagi pengunjung yang datang berkelompok.
Tidak hanya itu, sebaiknya melakukan reservasi sebelum datang ke lokasi.
Museum ini juga bisa dicapai menggunakan Metro. Pengunjung bisa turun di Al Ghubaiba Metro Station dan berjalan kaki sekitar lima menit untuk sampai ke museum.
Baca juga: Dubai Luncurkan Visa untuk Kreator Konten, Ini Syarat dan Cara Buatnya