Informasi Terpercaya Masa Kini

Tak Akan Gantikan Manusia, Ini Manfaat AI di Dunia Kerja

0 5

JAKARTA, KOMPAS.com – Tentu kamu pernah dengar atau bahkan sering menggunakan Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Dari hari ke hari, teknologi yang satu ini nampaknya terus mengalami perkembangan.

Namun, ada kekhawatiran jika AI akan menggantikan peran manusia sepenuhnya. Melihat saat ini AI seringkali memudahkan pekerjaan, muncul pertanyaan apakah mungkin nanti pekerjaan tidak membutuhkan pikiran dan tenaga manusia lagi?

Menanggapi hal ini, AI Expert dan Co-Founder Feedloop.ai, Ajie Santika berpendapat meskipun AI semakin canggih dan banyak digunakan di berbagai industri, tetapi peran manusia akan terus dibutuhkan dan tidak bisa digantikan sepenuhnya oleh AI.

Baca juga: Lazada Hadirkan AI Lazzie, Fitur AI Baru untuk Tingkatkan Pengalaman Belanja Online

Ajie memberikan perumpamaan, sama seperti smartphone yang saat pertama kali muncul, banyak orang yang menganggap smartphone akan menggantikan banyak hal.

Namun nyatanya hari ini smartphone justru bisa mendorong produktivitas manusia, tidak menggantikan tetapi membantu. Begitu pula dengan AI yang fungsinya sebagai alat untuk menunjang pekerjaan.

“Dulu kita mengira smartphone akan menggantikan banyak hal, tetapi dalam waktu beberapa bulan kita justru melihat bagaimana teknologi ini menjadi alat yang membantu manusia bekerja lebih produktif,” ujar Ajie saat diwawancarai di acara Media Gathering – 11.11 Diskon Terbesar di Lazada, yang berlokasi di Jakarta (07/11/2024).

Baca juga: Survei Lazada Ungkap 88 Persen Konsumen Membeli Barang Berdasarkan Rekomendasi AI

AI Mendorong Produktivitas

Jika berbicara mengenai sektor bisnis, AI memang bisa meningkatkan produktivitas dan keuntungan tanpa memerlukan tambahan sumber daya manusia. Ajie mengatakan, dengan AI sebuah perusahaan bisa lebih efisien, sehingga dapat meningkatkan profit.

“Prinsip kami, AI itu meningkatkan profit. Kenapa? Karena sumber daya manusia tetap, tapi produktivitasnya meningkat,” jelasnya.

Di samping itu, penerapan AI di berbagai industri di Indonesia juga berpotensi memberikan dampak ekonomi yang besar. Dengan dukungan bonus demografi, tenaga kerja yang terlatih menggunakan AI bisa meningkatkan produktivitasnya dan berimbas pada perekonomian.

Baca juga: Strategi Amartha Jawab Kebutuhan Segmen Akar Rumput Melalui Teknologi AI

“Dengan bonus demografi, bayangkan kalau tenaga kerja kita didukung dengan AI, terus kita bisa memberikan impact yang skalanya global. Nah, itu menurut saya snowball effect ekonominya akan besar,” katanya.

AI Dalam Meningkatkan Inklusivitas

Tak hanya itu, Ajie juga memaparkan salah satu keuntungan AI adalah bisa meningkatkan inklusivitas. Dalam hal ini, inklusivitas misalnya layanan yang sebelumnya dianggap eksklusif, kini bisa diakses oleh semua orang.

Contohnya fitur personal shopper berbasis AI di platform e-commerce seperti Lazada, membuat pengguna bisa mengakses layanan rekomendasi secara personal.

Baca juga: Bantu UKM Tembus Pasar Global, Kadin Indonesia Manfaatkan AI

Dulu layanan seperti personal shopper ini hanya tersedia untuk produk mewah. Namun dengan fitur AI, siapa saja dapat memiliki layanan personal shopper berbasis AI.

“Dulu kayaknya kita harus belanja sesuatu yang lumayan mewah atau luxury, baru kita punya personal shopper, tapi sekarang kebutuhan sehari-hari pun bisa menggunakan layanan ini. Bahkan cuma belanja online pun kita juga bisa punya personal shopper,” tambahnya.

AI Dalam Menghadirkan Peluang Kerja Baru

Menurut Ajie, AI bisa mendorong lahirnya profesi baru yang mungkin sebelumnya belum pernah ada. Di zaman yang semakin berkembang ini, sebenarnya banyak peluang baru yang bisa dihasilkan, terlebih lagi dalam lansekap digital.

Baca juga: Jangan Asal Menggunakan AI untuk Strategi Bisnis, Pahami 3 Tantangannya

Contohnya kemunculan content creator yang saat ini sering ditemukan, dengan AI mungkin saja akan membuka peluang pekerjaan dengan bentuk-bentuk atau nama-nama yang baru.

“Kalau saya lihat jobs itu akan berubah bentuk, tapi tidak akan menggantikan manusia. Seperti dulu, kita nggak ada kenal istilah content creator kan, kita kenalnya videografer atau writer,” ujar Ajie.

“Mungkin nanti ada multiple jobs yang terbentuk dan terbangun, tapi secara unit ekonomis akan naik. Jadi kalau kita lihat di beberapa riset, jobs-nya akan berubah. Jadi manusianya pun harus cepat beradaptasi,” imbuhnya.

AI Bukan Pengambil Keputusan

Meskipun AI bisa digunakan untuk menganalisis, selain itu kemampuannya cukup canggih dan cepat pula, tetapi Ajie menekankan bahwa pada akhirnya tetap membutuhkan analisis dari manusia.

Baca juga: Memulai Bisnis Lebih Mudah dengan Bantuan AI, Ini 5 Manfaatnya

Jadi, jangan serta merta menyerahkan semua pekerjaan kepada AI tanpa diperiksa ulang, diperbaiki, dan disempurnakan oleh kemampuan sendiri. Tidak perlu khawatir AI akan menggeser peran manusia dalam pekerjaan, talenta manusia tetap terus dibutuhkan.

“AI itu membantu kita membuat keputusan, tapi keputusan akhir tetap di tangan manusia. AI bisa menjadi asisten, corporate secretary, atau teman kerja, tetapi bukan pengambil keputusan utama,” pungkasnya.

Leave a comment