Antam Borong Emas Freeport Rp 200 T, Erick Thohir Sebut Bisa Hemat Devisa
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa kerja sama PT Freeport Indonesia dan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dalam produksi logam emas akan menghemat devisa hingga Rp 200 triliun dalam 5 tahun.
Kesepakatan ini bertujuan mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku emas, memperkuat cadangan devisa, dan mendukung program hilirisasi.
Erick juga mengusulkan pembentukan bullion bank, bekerja sama dengan BUMN seperti Pegadaian dan BRI, untuk mendorong tabungan emas sebagai alternatif investasi bagi masyarakat.
Erick menegaskan komitmen pemerintah untuk terus mendorong program hilirisasi di berbagai sektor strategis guna meningkatkan kemandirian dan ketahanan ekonomi nasional.
Menurut Erick, hilirisasi merupakan bagian dari upaya untuk mengatasi ketergantungan pada impor dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasokan global.
“Dengan Freeport memproduksi 50 ton, Antam ambil 30 ton, ada penghematan cadangan devisa hingga Rp 200 triliun dalam 5 tahun, tapi ranking reserve emas batangan dunia nomor satu Amerika mungkin 8.100 ton, lalu Jerman dan Italia, kita baru 78,5 ton kalau tidak salah,” ujar Erick dalam acara perjanjian jual beli logam emas antara PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (7/11/2024).
Erick menyampaikan Prabowo sangat mendorong Kabinet Merah Putih mampu menjalankan program seperti swasembada energi, pangan, hilirisasi, kesehatan, pendidikan, bahkan penanggulangan ilegal mining dan judi online yang juga menjadi perhatian pemerintah.
Erick menekankan untuk menjadi bangsa yang mandiri, Indonesia perlu terus melakukan perbaikan atau improvement. Erick juga menyebut hilirisasi bukan lagi opsi yang bisa ditawar.
“Hilirisasi adalah salah satu opsi yang tidak bisa ditawar. Kalau kita lihat data, misalnya untuk cadangan emas, kita itu nomor enam terbesar di dunia sekitar 2.600 Metric Ton, tapi untuk cadangan emas batangan, kita ada di peringkat 43 dunia,” ucap Erick.
Erick mengungkapkan pentingnya efisiensi dalam pengelolaan sumber daya alam. Erick menyampaikan kerja sama ini juga memberikan penghematan besar mengingat dapat mengikis ketergantungan Antam terhadap impor bahan baku logam mulia, terutama emas batangan.
Erick mendorong kerja sama tersebut juga diperluas ke sejumlah BUMN-BUMN lain. Erick berencana membentuk bullion bank melalui sinergi antara BUMN seperti Pegadaian, BRI, dan BSI dalam meningkatkan hilirisasi dan performa BUMN sebagai benteng ekonomi nasional.
“Bank ini nantinya akan mendukung perdagangan logam di Indonesia dan mendorong tabungan emas sebagai salah satu pilihan investasi masyarakat. Tabungan emas ini perlu kita dorong sebagai opsi bagi masyarakat Indonesia ke depan,” sambung Erick.
Erick menyampaikan program hilirisasi harus berlanjut dan diperluas ke sektor lain, termasuk industri semikonduktor, di mana Indonesia bisa mencontoh langkah-langkah yang dilakukan Malaysia.