Sejarah Tradisi Halloween “Trick or Treat”
JAKARTA, KOMPAS.com – Perayaan Halloween identik dengan tradisi “trick or treat”. Biasanya, ini dilakukan oleh anak-anak yang menggunakan kostum.
Mereka mendatangi rumah para tetangga sambil berteriak “trick or treat!” dan menjulurkan wadah, umumnya berbentuk labu, untuk para tetangga memasukkan permen atau cokelat di dalamnya.
Baca juga: Sejarah Halloween, Berasal dari Festival Samhain di Inggris Kuno
Namun, mengapa ada “trick or treat” dalam Halloween?
Adapun Halloween bermula dari festival Sanhaim asal bangsa Celtic di Inggris dan Irlandia kuno yang erat kaitannya dengan kembalinya arwah orang-orang meninggal.
Sejarah tradisi Halloween “trick or treat”
Dilansir dari Today, Kamis (31/10/2024), di Amerika Serikat (AS), Halloween selama bertahun-tahun menjadi malam yang dikhususkan untuk menipu atau mengerjai orang-orang.
Ini terjadi usai Halloween menyebar ke negara lain, terutama AS, setelah sebelumnya berada di wilayah Celtic di Irlandia, Inggris, dan Perancis.
Baca juga: Rayakan Halloween, Kendall Jenner Berdandan Jadi Pamela Anderson
Mulanya, para penjajah Amerika pertama di New England dilarang merayakan Samhain atau Halloween karena alasan agama. Meskipun, perayaan ini cukup populer di koloni-koloni wilayah selatan Amerika.
Pada 1800-an, festival musim gugur menandai panen musiman. Ketika banyak imigran Irlandia datang ke Amerika, mereka turut membawa adat Halloween ke sana.
Alhasil, dalam perayaan festival musim gugur, unsur-unsur Halloween dimasukkan. Banyak tradisi Halloween yang masih bertahan sampai saat ini.
Tidak diketahui pasti kapan kegiatan menipu atau mengerjai orang selama Halloween dimulai. Namun, pada tahun 1930-an, kejahilan ini berubah menjadi vandalisme besar-besaran.
Baca juga: 8 Ide Kostum Halloween Khas Drakor Favorit, Mau Tiru?
Sehingga, kota-kota besar di AS pada saat itu mengalami kerugian mencapai jutaan dolar AS.
Fenomena Black Halloween
Pada saat itu, muncul istilah Black Halloween. Sebab, vandalisme yang terjadi mencakup orang-orang memecahkan lampu, membakar, bahkan menjegal orang di trotoar.
Kerusakan yang cukup parah mencetuskan istilah Black Halloween dan pertimbangan dari banyak kota untuk melarang perayaan tersebut.
Akan tetapi, ide tersebut diubah menjadi pemberian suguhan kepada anak-anak agar mereka tidak berkeliling dan menjahili orang-orang. Ini diadopsi dari sebuah tradisi populer di Kanada.
Baca juga: Segarnya Minum Darah dan Diteror Cokelat Saat Halloween
Ide tersebut semakin populer pada tahun 1930 sampai 1940-an, dan menghasilkan tradisi Halloween berupa “trick or treat” yang masih bertahan sampai saat ini.
Dalam tradisi itu, anak-anak berkeliling menggunakan kostum dan membawa wadah. Lalu, mereka akan membunyikan bel pintu dan berteriak “trick or treat!” dengan harapan mendapatkan permen.