JAKARTA, KOMPAS.com – Merotasi ban mobil secara berkala adalah salah satu langkah penting untuk menjaga keausan ban tetap merata dan memperpanjang umur pemakaian.
Setiap ban bekerja dengan beban yang berbeda, tergantung pada posisi roda dan gaya mengemudi, sehingga merotasi ban dapat membantu menjaga performa dan kenyamanan berkendara tetap optimal.
Customer Engineering Support PT Michelin Indonesia, Mochammad Fachrul Rozi, menjelaskan bahwa ban yang tidak dirotasi secara rutin cenderung akan mengalami keausan yang tidak merata, terutama pada roda penggerak utama.
Baca juga: Ribuan Bikers Jakarta-Tangerang Siap Meriahkan Honda Bikers Day 2024
“Ban yang dipasang di bagian depan, misalnya, biasanya lebih cepat aus karena harus menangani beban kemudi dan pengereman. Jika tidak dirotasi, perbedaan keausan ini akan mempengaruhi kontrol dan keamanan kendaraan,” kata Rozi kepada Kompas.com, Rabu (23/10/2024).
Rozi menambahkan bahwa rotasi ban juga dapat membantu menjaga stabilitas kendaraan, terutama saat berkendara di jalan yang licin atau bergelombang.
Dengan merotasi ban, pengemudi dapat memaksimalkan penggunaan semua ban secara merata, mengurangi risiko penggantian ban lebih cepat dari yang seharusnya.
“Rotasi idealnya dilakukan setiap 10.000 kilometer atau mengikuti rekomendasi pabrikan. Ini juga bisa dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan tekanan angin dan keseimbangan roda untuk menjaga keselamatan berkendara,” kata Rozi.
Baca juga: Apa yang Harus Diperhatikan Saat Membeli Motor Karbu Bekas?
Dengan rotasi ban yang rutin, pemilik kendaraan dapat memastikan performa ban tetap optimal dan memperpanjang masa pakainya, serta meningkatkan efisiensi bahan bakar karena gesekan ban yang lebih merata.