Hajrah Kena Tipu,Uang Tabungan Rp 73 Juta Raib,Berawal dari Anaknya Dijanjikan Dapat Beasiswa
TRIBUN-MEDAN.COM – Nasib pilu menimpa seorang ibu rumah tangga bernama Hajrah (45).
Hajrah kehilangan uang tabungan senilai Rp 73 juta. Padahal ia sudah bersusah payah menabung uang tersebut.
Awalnya, Hajrah dijanjikan oleh seseorang bahwa anaknya akan mendapat beasiswa.
Naas, si Hajrah justru berakhir menjadi korban penipuan di dunia digital atau dikenal passobis.
Insiden terjadi di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, pada Senin (21/10/2024) sekira pukul 11.00 Wita.
Kasus ini muncul setelah sebuah video korban dalam raut wajah bersedih viral di media sosial.
Melansir Tribun Sulbar, dalam potongan video viral itu tampak seorang perempuan seperti kebingungan ketika menyadari dirinya telah menjadi korban penipuan.
Seorang pria dalam video mengatakan korban telah dua kali mentransfer sejumlah uang.
Korban mentransfer sejumlah uang dalam tabungan miliknya, melalui fasilitas anjungan tunai mandiri (ATM).
Lokasinya berada di salah satu bank yang berada di Jalan Poros Kediri, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Wonomulyo.
“Penipu itu menekan terus seperti menghipnotis, setelah itu maulah korban, akhirnya dia datang ke bank. Dia mentransfer dua kali sesuai yang viral, totalnya Rp 73 juta,” terang Kapolsek Wonomulyo, AKP Sandy Indrajatiwiguna kepada wartawan, Selasa (22/10/2024).
Sandy mengungkapkan, korban tertipu dengan iming-iming anaknya akan mendapat beasiswa.
Korban tersadar setelah security bank curiga lalu menepuk pundaknya, lalu sempat di video warga.
“Dia korban itu tertipu dengan iming-iming beasiswa, sobisnya beasiswa. Karena security nya tahu bahwasanya itu terhipnotis, makanya ditepuk pundaknya baru sadar,” lanjutnya.
Dia menambahkan, pihaknya telah meminta korban melaporkan tindak penipuan yang dialaminya ke Polres Polman.
Selain itu, dia juga mengimbau seluruh security bank khususnya di daerah ini, untuk meningkatkan kewaspadaan.
Selalu memantau kondisi nasabah yang rentan menjadi korban penipuan secara tidak sadar.
“Kita arahkan melapor ke Polres. Kita dari Polsek, akan komunikasi sama pihak Bank, tentunya security yang kita harap bisa memonitor, bisa menyampaikan kalau ada nasabah yang terlihat aneh-aneh, disampaikan dulu takutnya jadi korban penipuan,” pungkasnya.
WANITA Buntal Bernama Atun Ini Tipu Pemilik Rumah Makan Rp1 M, Ngaku Bisa Luluskan Anaknya ke Polisi
TRIBUN-MEDAN.COM – Seorang wanita bernama Mar’atun Solihan (45) alias Atun diduga melakukan penipuan di Lampung. Korbannya bernama Rika Setiyawati (42), seorang pemilik rumah makan di Lampung.
Kasus penipuan ini soal janji bisa memasukkan anak pemilik rumah makan lulus Bintara Polri.
Konon pemilik rumah makan pun harus kehilangan uangnya senilai Rp1 miliar.
Pemilik makan ini dijanjikan oleh Atun, anaknya akan lolos seleksi Bintara Polri 2024.
Atun mengaku memiliki koneksi dengan pejabat di Mabes Polri.
Kronologi kasus
Kabid Humas Polda Lampung, Komisaris Besar Umi Fadillah, membenarkan bahwa penipuan yang berkedok jaminan kelulusan pendidikan kepolisian ini telah dilaporkan.
“Benar, korban melaporkan kejadian dia tertipu dengan iming-iming pelaku yang mengaku bisa memasukkan anaknya ke sekolah bintara,” kata Umi, Minggu (27/10/2024), dikutip dari Kompas.com.
Kasus ini dilaporkan dengan nomor LP/B/336/VIII/2024 pada Agustus 2024.
Umi menambahkan bahwa pelaku penipuan tersebut telah ditangkap oleh anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Lampung.
Berdasarkan hasil penyelidikan, penipuan ini bermula ketika korban bertemu pelaku di rumah makan miliknya pada Maret 2024.
Dalam pertemuan itu, korban menceritakan tentang putranya, M Arbi Irkayassa, yang sedang mengikuti proses seleksi Bintara Polri.
Pelaku kemudian mengeklaim bisa membantu meloloskan putra korban dengan alasan memiliki koneksi ke pejabat kepolisian.
“Karena latar belakang pelaku yang diketahui korban, jadi korban berpikir sudah tentu seorang direktur memiliki koneksi ke pejabat tinggi,” kata Umi.
Pelaku pun meminta uang “pelicin” agar putra korban bisa mendapatkan jaminan kelulusan dalam seleksi tersebut.
Korban yang percaya langsung mentransfer uang beberapa kali kepada pelaku dalam waktu satu bulan, dengan total mencapai Rp 1 miliar.
Korban baru menyadari telah tertipu setelah hasil seleksi diumumkan dan putranya tidak lulus.
Saat korban menghubungi pelaku untuk meminta kembali uang yang telah ditransfer, pelaku selalu mengelak.
Akhirnya korban membuat laporan ke Polda Lampung, dan tersangka telah ditangkap.
Penipuan Lainnya di Makassar
Sebelumnya, kKasus serupa juga dialami seorang crazy rich muda asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan bernama Gonzalo Algazali. Ia rugi Rp 4 miliar lebih karena ingin masuk Akpol atau Akademi Kepolisian.
Crazy rich Pemuda 19 tahun ini menjadi korban penipuan pelaku yang berinisial AFR.
AFR sendiri sudah diamankan polisi.
Gonzalo Algazali, yang pernah diisukan dekat dengan selebgram Fujianti Utami Putri alias Fuji itu tertipu oleh AFR, wanita asal Kabupaten Bone, Sulsel.
Ia termakan iming-iming bisa dinyatakan lulus saat pendaftaran taruna Akpol.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Devi Sujana mengatakan, AFR telah diamankan di Kabupaten Bone, Sulsel, pada Minggu (29/9/2024) lalu.
“Sudah diamankan, ditangkap di rumahnya di Bone,” ucap Devi dikonfirmasi awak media, Selasa (15/10/2024).
Kata Devi, saat ini AFR sudah ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan pasal 378 tentang tindak pidana penipuan.
“Si pelaku ini menawar-nawarkan diri ke pihak keluarga korban, bahwa dia (AFR) bisa meluluskan korban (masuk pendidikan taruna Akpol),” ungkap dia, melansir dari Kompas.com.
Sementara diketahui, laporan dugaan tindak pidana penipuan yang menimpa Gonzalo awalnya dilaporkan oleh sang nenek bernama Rosdiana ditemani sejumlah pihak keluarga lainnya, pada 4 September 2024 lalu, di Mapolrestabes Makassar.
Kerabat korban yakni Sherly (41) mengatakan, kasus penipuan terhadap Gonzalo bermula pada 31 Juli 2024 lalu, saat itu AFR disebut menawarkan diri bisa mengurus Gonzalo hingga dinyatakan lulus dalam pendidikan taruna Akpol.
“Awalnya dia (AFR) minta Rp 1 miliar dulu, kemudian kita sepakat. Kemudian, naik lagi Rp 1,5 miliar (akhirnya diserahkan),” ungkap Sherly, Selasa malam.
Tidak lama, AFR kemudian kembali meminta dana sebesar Rp 3 miliar terhadap pihak keluarga Gonzalo. Ditambah AFR juga memperlihatkan beberapa asetnya demi menyakinkan pihak keluarga.
“Berjalan waktu, minta lagi Rp 3 miliar, alasannya (AFR) karena banyak persaingan, jadi kita percaya karena dia juga kasih liat rumahnya dan mobilnya, jadi kita percaya bilang dia orang berada,” beber dia.
Seiring berjalannya waktu, pada saat pengumuman kelulusan nama Gonzalo pun dinyatakan tidak lulus dalam seleksi penerimaan taruna Akpol.
Namun kata Sherly, AFR kembali berdalih bahwa Gonzalo bisa ikut dalam pendidikan usai AFR bertemu dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
“Dia (AFR) bilang ada kuota khusus yang diberikan untuk Gonzalo. Jadi dibawalah Gonzalo ke Semarang. Di sana Gonzalo disimpan, dia (AFR) bilang dipertemukan Gonzalo dengan Kapolri makan siang,” kata dia.
Kata Sherly, total kerugian akibat aksi penipuan yang dilakukan AFR mencapai Rp 4,9 miliar, dan hingga kini AFR belum pernah mengembalikan kerugian tersebut.
“Rp 4,9 miliar, termasuk ada emas batangan tiga, emas berupa kalung. Belum (pengembalian), tidak ada sama sekali, malahan dia (AFR) bilang kalau sudah tertangkap tidak mau mengganti,” tutup Sherly.
(*/Tribun-medan.com)
(*/Tribun-medan.com)