Informasi Terpercaya Masa Kini

6 Cara Tugas Kuliah Mahasiswa Lolos AI Detector

0 2

KOMPAS.com – Mahasiswa yang menggunakan Artificial Intelligence Generative atau GenAI tak boleh asal pakai AI saat mengerjakan tugas kuliah. Terutama saat mengerjakan tugas akhir.

Meski saat ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) memperbolehkan perguruan tinggi memanfaatkan Artificial Intelligence, namun mahasiswa harus tahu tak semua konten yang dihasilkan AI bisa langsung di copy paste begitu saja. Hal ini bisa mengarah pada plagiarisme.

Pada Panduan Penggunaan Generative Artificial Intelligence (GenAI) Pada Pembelajaran di Perguruan Tinggi, Kemendikbud menghimbau untuk menggunakan AI secara etis dan bijak.

Misalnya, tidak asal copy paste dan percaya 100 persen sumber atau source yang ditampilkan AI.

Baca juga: 61 Link AI Generative buat Mahasiswa dan Dosen, Bikin Teks sampai Video

Alasan dilarangnya mahasiswa asal menggunakan konten AI bahkan 100 persen langsung copas begitu saja, dijelaskan oleh Kemendikbud Ristek.

Hanya saja konten yang dihasilkan GenAI merupakan keluaran mesin yang belum tentu mencerminkan proses analisis yang tepat, tidak akurat, berpotensi menyesatkan atau bahkan merupakan hasil fabrikasi (atau sering disebut “halusinasi”),” bunyi isi buku panduan Kemendikbud.

Jika mahasiswa ketahuan plagiat 100 persen, dosen bahkan dapat melarang penggunaan konten yang dihasilkan oleh GenAI tersebut.

Perguruan tinggi biasanya menggunakan alat bantu bernama Tools Detector atau AI Detektor untuk mengecek originalitas tugas kuliah mahasiswa.

Tools Detector adalah serangkaian alat bantu untuk mengenali konten suara, teks, video, gambar mana saja yang dihasilkan lewat AI.

Baca juga: Syarat Beasiswa Microcredential Guru SD dan SMP ke Korea Selatan

Misalnya Turnitin AI Detection, Copyleaks, dan GPT Zero yang memungkinkan pendeteksian pemanfaatan GenAI pada karya tulis atau tugas yang dikumpulkan oleh mahasiswa.

Sebagai contoh, Turnitin Originality yang diklaim mampu mendeteksi pelanggaran akademis oleh AI seperti konten tulisan GenAI, kecurangan dan AI paraphrasing yang sering digunakan untuk mengaburkan konten yang dihasilkan oleh alat bantu seperti ChatGPT.

6 Cara agar Tugas Mahasiswa Lolos AI Detector

Akan tetapi, tentunya terdapat berbagai cara untuk tetap dapat memanfaatkan GenAI dan lolos dari Tools Detector tersebut, antara lain:

1. Menulis ulang setiap judul yang menjadi kerangka tulisan yang dihasilkan oleh GenAI dengan bahasa sendiri.

2. Menggunakan GenAI hanya sebagai alat bantu penelusuran dan riset, tidak sebagai content generator sehingga mahasiswa tetap menjadi pemegang kendali ide dan hasil pemikirannya.

3. Tetap mempertahankan sentuhan manusia dalam karya tulis dengan tidak sepenuhnya bergantung pada struktur kalimat yang dihasilkan oleh aplikasi. Seperti Grammarly, dan mempertahankan gaya penulisannya sendiri.

4. Menghindar dan tidak tergoda untuk memanfaatkan aplikasi seperti Quilibot untuk melakukan paraphrase dan tetap menyusun kata-kata sendiri sehingga alur tulisan lebih terjaga, jelas dan koheren.

5. Memastikan struktur tulisan yang jelas mulai dari pendahuluan, sitasi dan kesimpulan.

Ketika mengutip argumentasi dari tulisan lain, sangat penting untuk melakukan sitasi yang benar sehingga tidak dianggap sebagai konten GenAI.

6. Menghindari istilah, kata-kata kunci maupun kata ganti yang sering digunakan oleh GenAI.

Bahkan bila memungkinkan memanfaatkan tools detector tersebut untuk secara manual menulis ulang bagian yang terdeteksi sebagai hasil GenAI itu sendiri.

Etika AI untuk Mahasiswa dan Dosen

Kemendikbud memberikan panduan etika yang harus dilakukan mahasiswa ataupun dosen saat menggunakan AI atau GenAI. Ini rinciannya:

1. Tulis ulang setiap judul (kerangka tulisan) yang dihasilkan oleh generative AI dengan bahasa sendiri.

2. Pakai generative AI sebagai alat bantu penelusuran dan riset, bukan sebagai penghasil konten semata, sehingga mahasiswa tetap menjadi pemilik dan pengatur ide dan hasil pemikirannya sendiri.

3. Pertahankan gaya tulisan sendiri dan pertahankan sentuhan manusia dalam karya tulis dengan tidak sepenuhnya bergantung pada struktur kalimat yang dihasilkan oleh aplikasi seperti Grammarly.

4. Hindari aplikasi parafrase seperti Quillbot, susun kata-kata sendiri sehingga alur tulisan lebih terjaga, jelas dan koheren.

5. Pastikan struktur tulisan jelas, mulai dari pendahuluan, sitasi dan kesimpulan.

6. Pastikan sitasi benar saat mengutip argumentasi karya tulis lain agar tidak dianggap dan terdeteksi sebagai konten GenAI.

7. Hindari istilah, kata-kata kunci, maupun kata ganti yang sering dipakai generative AI.

8. Gunakan tools detector untuk cek manual dan menulis ulang bagian yang terdeteksi sebagai hasil GenAI itu sendiri.

9. Menyatakan pemakaian generative AI dalam mengerjakan tugas, prosesnya, dan evaluasi plus-minus penggunaannya.

Itulah 6 cara agar mahasiswa bisa lolos AI Detector atau Tools Detector saat mengerjakan tugas kuliah melalui AI Generative. 

Leave a comment