Ridwan Kamil Sowan ke Kantor HKBP, Bahas Program untuk Guru Sekolah Minggu
Cagub Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil, menyambangi Kantor Praeses Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), di Gedung Sopo Marpingkir, Jakarta Timur, Jum’at (11/10).
Kedatangan Eks Gubernur Jabar itu disambut langsung oleh Pendeta Bernard Manik Mth selaku Pimpinan HKBP Distrik Jakarta dan para pengurus Kantor HKBP Distrik VIII DKI Jakarta. RK juga sempat menyalami salah seorang pengurus yang turut hadir.
“Horas, horas,” sahut para pengurus kepada Ridwan Kamil.
Seusai bersilaturahmi, RK menerima sebuah buku berjudul ‘Menyamai Kasih Menuai Harapan’ dari Pendeta Bernard Manik MTH sebagai cendera mata.
Pria yang akrab dipanggil Emil itu menceritakan kunjungan ke Kantor HKBP Distrik VIII DKI Jakarta diterima dengan baik. Dia katakan kunjungan kali ini merupakan perwujudan dari visi-misinya yang ‘membentuk manusia Pancasila’.
“Kami sudah diterima dengan baik, diberi keluangan waktu menjelaskan bahwa saya sampaikan pasangan RIDO itu pasangan satu-satunya yang secara jelas divisi-misinya menulis membentuk manusia Pancasila,” ucap RK setelah menghadiri silaturahmi bersama HKBP di Gedung Sopo Marpingkir, Jakarta Timur, Jum’at (11/10).
“Jadi kalau ada apa-apa referensinya ke sana. Kalau merasa tidak adil ada sila kelima yang kita junjung tinggi kalau tiba-tiba kita lagi ngomongin keagamaan ya memang pancasila,” sambungnya.
Dari kunjungan tersebut, RK beberkan tiga program yang telah disiapkan untuk umat Kristiani apabila terpilih sebagai Gubernur Jakarta.
Misalnya, meningkatkan guru Agama Kristen di sekolah negeri, memfasilitasi para pengurus gereja dan pendeta yang ingin berkunjung ke Yerusalem, dan melengkapi kebutuhan yang diperlukan untuk kegiatan sekolah Minggu.
“Nah ada tiga, tadi kalau program satu guru agama Kristen di sekolah negeri itu rasionya diaspirasikan untuk ditingkatkan. Kemudian kalau tadi Marbot ada ke Tanah Suci Makkah, kalau Kristiani HKBP mungkin Tanah Sucinya ke Yerusalem itu juga kita siapkan supaya berkeadilan pendeta-pendetanya, pengurus gerejanya, dan seterusnya,” jelas RK.
“Kalau maghrib mengaji ada di Muslim, tadi disampaikan ada namanya sekolah Minggu. Ya artinya sama, dua-duanya difasilitasi kan karena ada kebutuhannya,” tambah dia.