Seberapa Praktis Honda Sensing BR-V N7X Edition di Jalur Perkotaan?
JAKARTA, KOMPAS.com – Daya tarik Honda BR-V N7X Edition tidak hanya berasal pada tambahan aerokit yang membuatnya jadi lebih sporty dan kenyamanan berkendara saja, tetapi juga kelengkapan fitur.
Apalagi varian tertinggi dan terlengkap dari low sport utility vehicle (LSUV) andalan Honda ini dipasarkan dengan harga kompetitif, yaitu Rp 363,4 juta untuk varian Honda Sensing.
Honda Sensing ialah suatu sistem keamanan canggih hasil pengembangan pabrikan dengan mengandalkan dua jenis sensor, yaitu Millimeter-Wave Radar dan Monocular Camera.
Baca juga: Hitung Konsumsi BBM Honda BR-V N7X Edition, Mumpuni untuk Harian
Sistem tersebut mampu meningkatkan keselamatan saat berkemudi karena aktif mendeteksi obyek di sekitar mobil. Beberapa fitur yang berada dalam sistem ini, adalah Road Departure Mitigation (RDM) dan Adaptive Cruise Control (ACC).
Ada pula fitur Auto High-Beam Headlights, Adaptive Driving Beam, Lane Keeping Assist System, Collision Mitigation Brake System; dan Lead Car Departure Notification System. Tapi, seberapa praktis fitur ini berkerja saat mobil digunakan di jalur perkotaan?
Tentu, selama tiga hari mengendarai BR-V N7X Edition di jalur Bekasi-Jakarta Selatan, serangkaian fitur Honda Sensing kerap berkerja guna memudahkan aktivitas berkendara.
Salah satu fitur yang kerap aktif dalam membantu pengalaman mengemudi ialah Lead Car Departure Notification System (LCDN). Fitur ini menginformasikan pengemudi saat kendaraan berhenti dan posisi mobil di depan mulai menjauh (berjalan).
Baca juga: Setir Mobil Berbunyi Saat Belok? Ini Komponen yang Harus Dicek
Memang terdengar sepele, di mana sistem akan memberi tahu para pengemudi jika kendaraan depan sudah berjalan melalui notifikasi di layar MID dan suara. Tapi, fitur ini membantu agar pengemudi tetap awas dan konsentrasi terjaga dalam berkendara meski kondisi lalu lintas stop-and-go, seraya tidak membuat kemacetan.
Fitur canggih lainnya yang menarik yaitu Collision Mitigation Brake System, yang kerap berfungsi saat redaksi melaju ruas sempit dengan lalu lintas sekitar padat.
Sistem membantu ketika terdapat kemungkinan kendaraan berbenturan dengan kendaraan lain atau pejalan kaki yang terdeteksi di depan mendadak dating tiba-tiba.
Pengemudi akan diberikan peringatan yang responsif pada metercluster dan akan terjadi potensi berbenturan dapat terjadi, mengurangi dampak benturan yang terasa pada pedal sedikit ada getaran.
Road Departure Mitigation yang berfungsi untuk memberikan peringatan dan jika diperlukan melakukan koreksi secara otomatis pada roda kemudi apabila pengendara keluar dari jalur juga kerap membantu. Tapi ini hanya aktif ketika mobil melintas di jalur tol.
Baca juga: Sopir Ambulans Harus Punya Pengetahuan Seputar Medis
Fitur terakhir yang cukup praktis menurut redaksi adalah Adaptive Cruise Control yang dipadukan dengan Lane Keeping Assist System. Di mana, pengemudi cukup tekan tombol ACC di setir kemudi untuk dapat mengaktifkannya.
Dengan fitur ini membantu kemudi untuk menjaga kendaraan tetap berada pada jalur yang terdeteksi dan visual apabila kendaraan terdeteksi keluar dari jalur.
Namun yang perlu dicatat, Cruise Control hanya aktif ketika kecepatan mobil mencapai 30 kpj ke atas. Kemudian tidak semua kendaraan dapat terdeteksi sempurna (khususnya kendaraan kecil seperti sepeda ataupun motor), sehingga paling optimal digunakan hanya ketika mobil di jalur tol yang cukup renggang saja.