Kelompok yang Perlu dan Tidak Perlu Mengonsumsi Vitamin D, Ini Daftarnya
KOMPAS.com – Vitamin D bisa mendongkrak sistem imun tubuh, meski begitu, tak semua orang perlu konsumsi vitamin ini dalam bentuk suplemen.
Vitamin D bisa didapatkan dari makanan alami, seperti ikan berlemak, kuning telur, susu, hati sapi, dan jamur.
Selain itu, vitamin D bisa dihasilkan oleh tubuh ketika terpapar oleh sinar Matahari. Karenanya, terkadang vitamin ini disebut juga sebagai “vitamin matahari”.
Beberapa orang yang kekurangan vitamin D terpaksa harus mengonsumsinya dalam bentuk suplemen.
Lantas, siapa saja yang perlu dan tidak perlu mengonsumsi suplemen vitamin D?
Baca juga: 6 Vitamin yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Tanpa Anjuran Dokter
Orang yang perlu dan tidak perlu konsumsi vitamin D
Dikutip dari Time, kelompok orang yang perlu mengonsumsi suplemen vitamin D adalah mereka yang memiliki masalah kesehatan.
Kelompok orang tersebut yakni penderita masalah malabsorpsi seperti penyakit Celiac dan pengidap osteoporosis.
Orang yang mengonsumsi obat untuk tuberkulosis dan mereka yang telah menjalani operasi bypass juga perlu mengonsumsi suplemen vitamin D.
Namun, bagi orang lain yang tidak disebutkan di atas, maka tidak ada alasan untuk menerima suplementasi vitamin D apalagi secara rutin.
Pasalnya, suplemen umumnya mempunyai dosis vitamin D yang cukup tinggi. Sehingga, seseorang mungkin akan menerima vitamin D lebih dari dosis harian.
Mengonsumsi vitamin D secara berlebihan dapat menyebabkan penumpukan kalsium dalam urine.
Seperti diketahui, vitamin D mampu mendukung penyerapan kalsium lebih baik. Pada gilirannya, kalsium yang terlalu banyak justru akan mengendap di saluran urine atau ginjal dan mengakibatkan batu ginjal.
600 unit internasional (IU) vitamin D umumnya cukup untuk kebanyakan orang dewasa yang sehat.
Kemudian, disarankan untuk tidak mengonsumsi lebih dari 4.000 IU vitamin D setiap hari agar terhindar dari potensi efek samping.
Baca juga: Jarang Diketahui, Ini Jenis Vitamin B yang Bisa Membahayakan Jantung
Manfaat vitamin D
Dilansir dari StanfordLongevity, berbagai manfaat vitamin D sebagai berikut:
1. Mendukung sistem kekebalan tubuh
Vitamin D diketahui mempunyai peran penting dalam mendukung sistem kekebalan tubuh atau imunitas.
Sebab, vitamin D mampu melawan peradangan serta infeksi yang bisa memicu peningkatan risiko kanker dan diabetes.
Selain itu, vitamin D mampu melawan penyakit autoimun atau kondisi ketika sistem kekebalan seseorang menyerang tubuhnya sendiri.
Baca juga: Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?
2. Mendukung kesehatan tulang
Vitamin D berperan penting dalam menjaga integritas struktural sistem rangka kita dengan memfasilitasi penyerapan kalsium dan fosfor yang merupakan bahan penyusun tulang manusia.
Melalui sebuah proses, mineral-mineral ini dimasukkan ke dalam tulang untuk mempertahankan kepadatan tulang yang normal.
Jika kadar vitamin D tidak memadai, akan menyebabkan tulang melemah dan meningkatkan risiko osteoporosis.
3. Mendukung kesehatan otot
Otot seseorang diketahui membutuhkan vitamin D agar dapat berfungsi dan berkembang dengan baik.
Asupan vitamin D ini mampu mengubah jalur sel yang terkait dengan kontraksi otot dan proliferasi sel.
Sementara jika kekurangan kadar vitamin D, maka berkaitan dengan kelemahan tubuh serta nyeri dan atrofi otot.
Baca juga: Bolehkah Vitamin dan Suplemen Diminum dengan Teh?
Tanda tubuh kekurangan vitamin D
Dikutip dari YaleMedicine, berikut sejumlah gejala yang menandakan tubuh kekurangan vitamin D:
- Sakit tulang
- Lebih sensitif terhadap rasa sakit
- Sering alami kesemutan di tangan atau kaki
- Otot menjadi lemah, terutama pada bagian lengan atau paha tas
- Berjalan terhuyung-huyung karena otot panggul lemah
- Kedutan atau tremor otot
- Nyeri otot
- Kejang otot
- Kaki tertekuk, bila alami kekurangan vitamin D parah.
Jika mengalami sejumlah gejala yang disebutkan, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter agar mendapat diagnosis yang tepat.
Pasalnya, gejala-gejala tersebut juga berkaitan dengan penyakit atau gangguan kesehatan lainnya.
Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?