3 Klarifikasi Ketua Takmir Masjid di Kartasura Viral Usir Jamaah saat Hendak Salat,Bakal Evaluasi
TRIBUNJATIM.COM – Berikut ini beberapa klarifikasi ketua takmir masjid di Kartasura.
Ada kaitannya dengan ulasan negatif di Google Maps.
Ketua Takmir Masjid Al-Ikhlas di Kampung Mendungan, Desa Pabelan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, memberikan klarifikasi terkait mencuatnya ulasan-ulasan negatif di Google Maps yang menyebut adanya tindakan tidak menyenangkan dari salah seorang oknum takmir masjid.
Ulasan tersebut menyebut oknum takmir melakukan teguran keras hingga mengusir jemaah yang hendak melaksanakan salat karena tidak mematuhi aturan masjid.
Ketua Takmir Masjid Al-Ikhlas, Ahmad Muzayyin mengatakan ada beberapa hal yang disampaikan oleh oknum takmir ataupun imam, yang harus dapat klarifikasi dari pengurus.
Baca juga: Pengakuan Ketua RT Soal Viral Pengurus Masjid di Kartasura Usir Jemaah, Ini Kata Kemenag Sukoharjo
Terkait Pemakaian HP
Klarifikasi pertama, ia menjelaskan masalah Handphone (HP).
Ini memang sudah ditulis di area masjid, tetapi ada jemaah kemungkinan masuk belum membaca dan sebagainya.
“Imam kami itu kalau mengingatkan sebetulnya pertama itu kadang-kadang tidak bersuara, cuman menunjukan tulisan itu,” kata Muzayyin, Jumat (27/9/2024).
Ia juga menyebut biasanya banyak jemaah yang sudah paham saat mengingatkan ketika main HP.
“Tetapi kalau HP itu untuk membaca Al-Quran dipersilakan. Tapi mohon maaf kalau baca Al-Quran jangan keras-keras yang mengakibatkan orang yang salat sunnah terganggu,” terangnya
Ia menegaskan terkait dengan Handphone, apabila digunakan untuk baca Quran tidak pernah ada larangan.
“Itu setahu saya selama saya mengikuti salat,” terangnya.
Baca juga: Tradisi Lempar Koin di Masjid Wakaf Jamsaren Kediri dalam Rayakan Maulid Nabi, Ada Makan Tersendiri
2. Terkait Anak-anak
Lebih lanjut, ulasan kaitannya dengan anak-anak, Muzayyin mengaku jemaah setempat telah mengkondisikan.
“Jadi kalau di jemaah kami mungkin kalau anak-anak itu sudah dikondisikan. Sebab, sebetulnya imam itu sangat sayang sekali dengan anak-anak, bahkan kalau menyampaikan pada para jemaah itu saat anak berusia 7 tahun dan dibangunin sulit silahkan diseret pun tidak apa-apa diajak untuk salat, mengingatkannya sampai sejauh itu,” terangnya.
Sementara itu, terkait ulasan jemaah mengenakan pakaian kaos Muzayyin juga menjelaskan tidak ada larangan, hanya saja harus bisa menyesuaikan saat ibadah salat.
“Kaitannya dengan baju ya, anak remaja pakai kaos mungkin ada tulisannya di belakang kurang pas, imam kami juga mengingatkan untuk memakai pakaian yang bagus agar pahalanya bertambah, setahu saya dari takmir menyediakan baju kemeja,” paparnya.
“Mungkin dari pak imam, masak menghadap Gusti Allah pakaiannya tidak rapi. Mungkin menurut imam kami adalah kurang pas, sehingga imam kami mengingatkan semacam itu,” lanjut Muzayyin.
Baca juga: Pemkab Lepas Tangan soal Joget Erotis Berbaju Ketat di Masjid Agung, Klarifikasi Salahkan Petugas
3. Bakal Evaluasi
Dengan permasalahan ini, dari pengurus atau tamkir telah terkonfirmasi bertemu untuk memberikan evaluasi.
“Sudah membuat satu statemen, nanti kami ingatkan dengan cara yang sopan, dengan cara yang baik atau bagus. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada jemaah yang kurang berkenan lantas diunggah di media sosial barang kali menjadi masukan sebagai perbaikan untuk kami beserta teman-teman Takmir lainnya,” tandasnya.
Sebagai ketua takmir masjid Al Ikhlas, menegaskan kembali meminta maaf kepada seluruh para jemaah yang kurang berkenan dan meminta tidak usah di perpanjang lebar.
Sebab, apabila masih diperpanjang ia hanya meminimalisir terjadinya gesekan antar umat muslim sesama islam yang merugikan agama Islam.
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com
Berita Viral dan Berita Jatim lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com