Informasi Terpercaya Masa Kini

Analisis: 70.000 Relawan Rusia Tewas Saat Perang di Ukraina

0 2

MOSKWA, KOMPAS.com – Sebanyak 70.000 lebih relawan yang tergabung di militer Rusia tewas ketika bertempur di medan perang Ukraina.

Demikian data yang dianalisis BBC. Data analisis diambil karena setiap hari nama-nama relawan yang tewas di Ukraina dipublikasikan di media Rusia.

BBC Rusia dan situs web independen Mediazona telah menyusun nama-nama ini, bersama dengan nama-nama dari sumber terbuka lainnya, termasuk laporan resmi.

Baca juga: Ukraina Undang PBB dan ICRC untuk Tinjau Situasi Kursk Rusia, Apa Tujuannya?

“Kami memeriksa apakah informasi tersebut telah dibagikan oleh pihak berwenang atau kerabat almarhum dan bahwa mereka telah diidentifikasi sebagai korban tewas dalam perang,” terang laporan tersebut, dikutip dari BBC pada Jumat (20/9/2024).

Kuburan baru di pemakaman juga telah membantu memberikan nama-nama tentara yang tewas di Ukraina. Hai itu ditandai dengan bendera dan karangan bunga yang dikirim oleh kementerian pertahanan.

“Kami telah mengidentifikasi nama-nama 70.112 tentara Rusia yang tewas di Ukraina, tetapi jumlah sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi,” imbuh laporan itu.

Beberapa keluarga tidak membagikan rincian kematian kerabat mereka secara publik dan analisisnya tidak menyertakan nama-nama yang tidak dapat diperiksa, atau kematian milisi di Donetsk dan Luhansk yang diduduki Rusia di Ukraina timur.

Di antara mereka, 13.781 adalah sukarelawan (sekitar 20 persen) dan kematian di antara sukarelawan sekarang melebihi kategori lainnya.

Mantan tahanan, yang bergabung dengan imbalan pengampunan atas kejahatan mereka, sebelumnya merupakan yang tertinggi tetapi sekarang mereka menyumbang 19 persen dari semua kematian yang dikonfirmasi.

Baca juga: Kepala Keamanan Rusia Bertemu Kim Jong Un untuk Bahas Sesuatu

Tentara yang dimobilisasi dan warga negara yang dipanggil untuk berperang menyumbang sedikitnya 13 persen.

“Sejak Oktober tahun lalu, kematian mingguan sukarelawan tidak turun di bawah 100 dan dalam beberapa minggu, kami telah mencatat lebih dari 310 kematian sukarelawan,” terangnya.

Sementara terkait Ukraina, negara itu jarang mengomentari skala kematiannya di medan perang.

Pada bulan Februari, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan 31.000 tentara Ukraina telah tewas, tetapi perkiraan berdasarkan intelijen AS menunjukkan kerugian yang lebih besar.

Kisah Rinat Khusniyarov merupakan kisah khas dari banyak tentara sukarelawan yang tewas.

Ia berasal dari Ufa di Bashkortostan dan telah bekerja dua pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup di depo trem dan pabrik kayu lapis.

Baca juga: Desa Ukraina Lepas Lagi ke Tangan Rusia, Kali Ini di Karlivka

Ia berusia 62 tahun ketika menandatangani kontraknya dengan tentara Rusia pada bulan November tahun lalu.

Ia selamat dari pertempuran selama kurang dari tiga bulan dan tewas pada tanggal 27 Februari. Obituarinya, di situs web peringatan daring lokal, hanya menyebutnya sebagai seorang pria pekerja keras dan baik hati.

Menurut data yang dianalisis, sebagian besar pria yang mendaftar berasal dari kota-kota kecil di beberapa wilayah Rusia di mana pekerjaan yang stabil dan bergaji tinggi sulit ditemukan.

Sebagian besar bergabung dengan sukarela, meskipun beberapa orang di Republik Chechnya telah memberi tahu aktivis hak asasi manusia dan pengacara tentang pemaksaan dan ancaman.

Sebagian besar relawan yang tewas di garis depan berusia antara 42 dan 50 tahun.

“Jumlah mereka 4.100 orang dalam daftar kami yang berisi lebih dari 13.000 relawan. Relawan tertua yang tewas berusia 71 tahun, total 250 relawan di atas usia 60 tahun telah tewas dalam perang,” jelas laporan tersebut.

Para prajurit mengatakan kepada BBC bahwa meningkatnya korban di antara para relawan sebagian disebabkan oleh penempatan mereka di area yang paling menantang secara operasional di garis depan.

Baca juga: Komponen Pager dalam Ledakan di Lebanon Bukan dari Taiwan

Terutama di wilayah Donetsk di timur, tempat mereka menjadi tulang punggung bala bantuan bagi unit-unit yang terkuras, kata para prajurit Rusia kepada BBC.

Leave a comment