Informasi Terpercaya Masa Kini

Mengulik Misteri Marree Man, Ukiran Tanah Raksasa yang Terlihat dari Luar Angkasa

0 1

KOMPAS.com – Sebuah unggahan yang menampilkan motif raksasa di tanah bernama Marree Man dan bisa terlihat dari luar angkasa, viral di media sosial.

Unggahan foto Marree Man tersebut dibagikan akun media sosial X atau Twitter, @aryarama****, Minggu (15/9/2024).

Dalam unggahannya, tampak sosok laki-laki dari Suku Aborigin yang diberi nama Marree Man tergambar di gurun Australia. Gambar itu bisa dilihat dari atas Bumi alias dari luar angkasa.

Marree Man sendiri menimbulkan teka-teki dan misteri. Sebab, pembuat asli Marree Man belum diketahui secara pasti.

Misteri Marree Man, Ukiran Tanah Raksasa yang Bisa Terlihat dari Luar Angkasa,” tulis pengunggah.

Hingga Kamis (19/9/2024), unggahan itu telah tayang sebanyak 1,7 juta kali, dibagikan ulang 1.000 kali, dan disukai 15.000 warganet.

Lalu, apa itu pahatan atau ukiran raksasa yang terlihat dari luar angkasa bernama Marree Man?

Baca juga: Misteri Kapal Mary Celeste yang Ditemukan Berlayar Tanpa Awak, ke Mana Perginya Kapten Briggs?

Ukiran raksasa Marree Man

Gambar Marree Man atau Pria Marree pertama kali dilihat seorang pilot, Trevor Wright pada 26 Juni 1998. Ukiran itu dibuat di dataran tinggi dekat Kota Marree, Australia Selatan.

Dikutip dari laman Earth Obervatory NASA, karya seni ini menggambarkan seorang pemburu laki-laki yang membawa sesuatu mirip tongkat atau bumerang di tangannya.

Marree Man termasuk geoglif karena dibangun dari material tanah sangat besar. Hal ini membuatnya hanya bisa dilihat dengan jelas dari atas ketinggian.

Ukiran itu sendiri membentang sepanjang 3,5 kilometer.

Ukiran Marree Man menjadi gambar menonjol dalam citra satelit di area tersebut. Namun, garis-garisnya memudar setelah bertahun-tahun.

Pada 2013, ukiran tersebut hampir tidak terlihat dalam citra berwarna alami yang diperoleh dari Operational Land Imager (OLI) pada Satelit Landsat 8.

Pada Agustus 2016, warga setempat yang khawatir garis itu terhapus sehingga obyek wisata di sana hilang, memutuskan untuk memulihkan geoglif tersebut.

Dengan koordinat GPS yang akurat seperti geoglif asli, mereka menggunakan grader konstruksi untuk menggambar ulang Marree Man selama lima hari.

Tim restorasi memperbarui geoglif itu agar bertahan lebih lama daripada yang asli dengan dirancang untuk memerangkap air dan mendorong pertumbuhan vegetasi. Seiring berjalannya waktu, mereka berharap vegetasi akan mengubah garis-garis tersebut menjadi hijau.

Ukiran Marree Man kini bisa terlihat lagi dalam citra Satelit Landsat sejak 8 November 2016.

Untuk bisa melihat garis-garis Marree Man secara keseluruhan, seseorang harus terbang dengan pesawat pada ketinggian sekitar 914 meter di atas permukaan Bumi.

Baca juga: Misteri Kematian Mary Reeser, Ditemukan Terbakar Jadi Abu dengan Seisi Apartemen Masih Utuh

Siapa pembuat Marree Man?

Terdapat beragam teori yang berusaha mengungkapkan pencipta ukiran Marree Man. Namun, teori tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya.

Dikutip dari Outdoor Active (27/1/2020), ada teori ukiran itu dibuat oleh penduduk Kota Marree yang terletak sekitar 60 km di sebelah timur gambar tersebut.

Beberapa siaran pers anonim yang dikirim ke sejumlah bisnis lokal pada Juli dan Agustus 1998 menunjukkan dugaan pencipta ukiran itu orang Amerika. Namun, dugaan ini dinilai sebagai pengalihan isu.

Pada 1999, sebuah plakat ditemukan di dekat kepala Marree Man memperlihatkan bendera AS. Temuan itu memunculkan dugaan ukiran tersebut dibuat dalam proyek pertahanan gabungan AS-Australia.

Kemungkinan lain, Marree Man diciptakan oleh seniman bernama Bardius Goldberg, dilansir dari Australian Geographic (4/10/2018).

Sebuah laporan menyebutkan, Goldberg memberi tahu temannya dia dibayar 10.000 dollar AS (Rp 152 juta) untuk membuat karya seni yang dapat dilihat dari luar angkasa. Namun, dia meninggal pada 2002 sehingga pernyataannya belum bisa dipastikan benar.

Meski penciptanya belum ditemukan, keberadaan Marree Man menarik banyak wisatawan. Karena itu, pejabat setempat berusaha melestarikannya.

Namun, ada juga politisi dan antropolog yang menganggap gambar itu sebagai vandalisme. Suku Dieri yang wilayahnya ditempati Marree Man juga menganggap gambar itu merusak tanah mereka.

Leave a comment