Heboh Susu Ikan,Kementerian KKP Ungkap Faktanya : Bukan Susu Sebenarnya
TRIBUNNEWSWIKI.COM – Direktur Jenderal (Dirjen) Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Budi Sulistiyo, menjelaskan tentang susu ikan yang saat ini sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat.
Menurutnya, susu ikan adalah salah satu produk hilirisasi perikanan dalam bentuk minuman protein yang diolah menyerupai susu.
Ia menyebut, nama “susu ikan” adalah strategi branding untuk produk turunan hidrolisat protein ikan (HPI), sehingga lebih mudah dikenal dan diterima oleh masyarakat.
“Ini bukan susu dalam arti sebenarnya, melainkan susu analog yang terbuat dari HPI,” jelas Budi dalam siaran pers di laman resmi Kementerian KKP, Senin (16/9/2024), dikutip dari Kompas.com.
HPI sendiri, kata Budi, merupakan ekstrak protein ikan hasil penelitian tim bioteknologi Litbang KKP pada tahun 2017.
Penelitian ini memanfaatkan ikan yang kurang bernilai ekonomis seperti petek, selar, tamban, dan belok.
Melalui kolaborasi dengan pelaku usaha, penelitian ini dapat diakselerasi ke skala industri.
Selain itu, HPI dikembangkan sebagai solusi untuk mengatasi rendahnya konsumsi ikan di masyarakat Indonesia, yang saat ini rata-rata konsumsi protein harian baru mencapai 62,3 gram/kapita/hari.
Angka ini masih di bawah konsumsi ikan negara-negara Asia Tenggara, bahkan jauh dibandingkan negara maju yang mencapai lebih dari 100 gram/kapita/hari.
“HPI adalah bagian dari upaya meningkatkan asupan protein masyarakat, mendukung program makan bergizi gratis, dan mewujudkan generasi emas Indonesia dengan semangat merdeka protein 100 gram,” jelas Budi.
Budi juga menambahkan bahwa HPI dapat digunakan dalam berbagai makanan.
Selain sebagai minuman berprotein atau susu ikan, HPI dapat diolah menjadi jajanan seperti cookies, cilok, kue sus, roti gambang, dan jenang dengan kandungan protein tinggi.
“Saat ini, pabrik HPI di Indramayu telah beroperasi dengan kapasitas 30 ton/bulan sejak 2021. Tahun ini, kami membangun pabrik percontohan di Pekalongan,” ungkapnya.
Baca: Susu Ikan Disebut Jadi Alternatif Pengganti Susu Sapi, Mungkinkah? Ini Kata Pakar
Susu ikan menjadi perbincangan publik setelah muncul wacana untuk menggantikan susu sapi impor dalam program makan bergizi gratis yang diusulkan oleh Presiden terpilih, Prabowo Subianto.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mendukung ide ini, menyatakan bahwa susu ikan berpotensi mengurangi ketergantungan impor dan menawarkan sumber protein lokal yang lebih terjangkau.
Namun, Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menegaskan bahwa belum ada rencana resmi untuk memasukkan susu ikan dalam program tersebut, meskipun pemerintah tetap fokus menyediakan makanan bergizi yang seimbang.
Apa itu susu ikan?
Susu ikan bukanlah susu dalam arti konvensional, melainkan hasil dari ekstraksi protein dan nutrisi dari daging ikan, yang kemudian diolah menjadi konsentrat dan diproses menyerupai susu sapi.
Susu ikan diproduksi dengan teknologi modern yang menghasilkan HPI, yang menggabungkan manfaat protein ikan dengan diversifikasi produk olahan, untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk perikanan.
Keunggulan susu ikan meliputi kandungan EPA, DHA, dan Omega 3 yang tinggi, bebas alergen, dan mudah dicerna karena memiliki tingkat penyerapan protein mencapai 96 persen.
Plus dan minus susu ikan
Menurut Fitri Hudayani, seorang ahli gizi dari RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, susu ikan bisa menjadi pilihan sumber protein hewani yang baik, karena ikan mengandung lemak sehat dan omega-3.
Namun, ketersediaannya masih terbatas, dan perlu diperhatikan apakah susu ikan cocok dimasukkan ke dalam menu sehari-hari.
Selain itu, susu ikan juga berpotensi menyebabkan alergi, dan penerimaan masyarakat terhadap rasa serta aroma susu ikan bisa menjadi tantangan.
Fitri menekankan bahwa penting bagi masyarakat untuk mengonsumsi makanan bergizi dengan variasi yang seimbang, dan susu saja tidak cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi tubuh.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)