Informasi Terpercaya Masa Kini

Kunci Jawaban Kelas 5 Halaman 97 dan 98,Masyarakat Nelayan Desa Lamalera

0 3

TRIBUNTRENDS.COM – Simak kunci jawaban kelas 5 Halaman 97 dan 98, masyarakat nelayan desa Lamalera.

Adapun Yang berperan penting dalam upacara tersebut adalah sebagai berikut:

Cermati! kunci jawaban Tema 6 Kelas 5 halaman 97-98, Pembelajaran 3 subtema 2

Berdasarkan bacaan Festival Mane’e, Tradisi Nelayan di Pantai Malo, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini!

2. Siapa yang berperan penting dalam upacara tersebut?

Jawaban:

Yang berperan penting dalam upacara tersebut adalah pemuka adat dan masyarakat setempat

3. Menurutmu, apa manfaat kegiatan upacara tradisi nelayan terhadap kesejahteraan nelayan dan kehidupan masyarakat nelayan setempat?

Jawaban:

Manfaat kegiatan upacara tradisi nelayan terhadap kesejahteraan nelayan dan kehidupan masyarakat nelayan setempat adalah memperkuat persatuan dan kesatuan antar masyarakat setempat, serta membuat masyarakat senantiasa berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa.

4. Adakah hal menarik yang kamu dapatkan dari kegiatan upacara nelayan tersebut?

Jawaban:

Hal menarik yang kamu dapatkan dari kegiatan upacara nelayan tersebut adalah alat tradisional bernama sammy yang menurut saya sangat menarik.

5. Adakah kegiatan serupa yang dilakukan oleh masyarakat nelayan yang berada paling dekat dari tempat tinggalmu? Jika ada, ceritakanlah!

Jawaban:

Tergantung dengan tempat tinggal peserta didik.

Kegiatan serupa yang dilakukan oleh masyarakat nelayan yang berada paling dekat dari tempat tinggal saya adalah sedekah laut bagi nelayan, sedekah ini dilaksanakan sebagai rasa syukur atas hasil yang diperoleh nelayan menangkap ikan di laut.

Sedekah laut dilaksanakan oleh masyarakat nelayan di pesisir utara pantai pulau Jawa, seperti seperti Subang, Indramayu dan Cirebon.

1. Apakah tujuan dilaksanakannya Festival Mane’e tersebut?

Jawaban:

Tujuan dilaksanakannya Festival Mane’e tersebut adalah agar nelayan mendapatkan tangkapan yang banyak dan mendapatkan perlindungan Tuhan agar terhindar dari bahaya.

Bacaan ‘Kehidupan Nelayan Pemburu Paus’ merupakan salah satu teks penjelasan yang dimuat pada sebuah surat kabar. Surat kabar merupakan salah satu jenis media cetak yang paling banyak digunakan masyarakat. Surat kabar atau koran merupakan salah satu media cetak yang dapat memberikan berbagai macam informasi.

Kehidupan Nelayan Pemburu Paus

Desa Lamalera, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, merupakan salah satu desa nelayan tradisional yang menjadikan laut sebagai ladang kehidupan mereka. Laut adalah ibu yang memberikan kehidupan sejak zaman nenek moyang mereka. Dari hasil laut, masyarakat di desa ini telah berhasil mengirimkan anak-anak mereka untuk bersekolah dan pada akhirnya bekerja.

Masyarakat nelayan di desa Lamalera, memiliki tradisi berburu paus yang telah diturunkan bertahun-tahun oleh nenek moyang mereka. Tidak sembarang paus yang mereka buru, hanya paus yang sudah tua saja yang mereka buru. Jika mereka menemukan paus muda, masyarakat nelayan di desa ini akan mengembalikannya ke laut lepas. Mereka pun bersepakat secara adat bahwa dalam setahun, tidak boleh lebih dari 15 paus yang mereka buru. Dengan demikian, mereka tetap menjaga agar paus tidak punah.

Untuk berburu paus, para nelayan melakukan pemantauan dari bibir pantai dan dari atas bukit. Ada beberapa orang yang senantiasa berada di bukit itu untuk memantau, sambil melakukan kegiatan lainnya seperti memperbaiki jala, menganyam atap perahu dari daun lontar, memasak, atau membaca buku. Jika mereka melihat paus, mereka akan berteriak “baleo” yang berarti paus. Teriakan itu, membuat para nelayan yang berada di bibir pantai segera bersiap melaut. Mereka akan mengirimkan sebuah perahu untuk mengamati jenis dan umur paus. Jika mereka melihat paus itu layak ditangkap, mereka akan akan memanggil perahu-perahu lain untuk mendekat.

Daging dan minyak paus yang berhasil ditangkap kemudian akan dibagi ke seluruh warga desa. Pembagian diutamakan bagi janda dan yatim piatu, baru kemudian kepada penangkap paus,pemilik perahu, lalu kepada masyarakat lainnya. Daging dan ikan paus ini dapat ditukar dengan jagung, umbi-umbian, buah-buahan, dan sayuran dari masyarakat pegunungan. Kegiatan barter ini dilakukan di Pasar Wulandoni, sekitar 3 km dari Lamalera.

( TribunTrends.com/TribunSumsel.com )

Leave a comment